Gedung di Kamboja Runtuh, 13 Tewas dan 23 Luka-luka
A
A
A
PHNOM PENH - Sedikitnya 13 orang tewas ketika sebuah bangunan yang sedang dibangun di Kamboja ambruk pada Sabtu pagi. Petugas penyelamat tengah berjuang untuk mencari para pekerja yang hilang dan dikhawatirkan terperangkap di bawah tumpukan besi baja dan puing.
Struktur baja dan beton tujuh lantai yang runtuh di kota pesisir Sihanoukville, sebelah barat Ibu Kota Phnom Penh, adalah proyek milik China.
Menurut kantor juru bicara provinsi setempat Preah Sihanouk setidaknya 23 orang terluka dan banyak pekerja masih hilang dan dikhawatirkan terperangkap di dalam.
"Struktur baja telah runtuh dengan sendirinya dan kami tidak berani memindahkannya," kata juru bicara Oar Saroeun seperti dikutip dari Reuters, Minggu (23/6/2019).
"Kita hanya bisa menunggu dan mendengarkan tanda-tanda kehidupan," imbuhnya.
"Kami takut akan lebih banyak reruntuhan yang menimpa mereka. Kami akan bekerja sepanjang malam untuk melepas baja-baja tersebut," tukasnya
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat Provinsi Preah Sihanouk mengatakan 36 pekerja telah diselamatkan dari puing-puing. Tidak jelas berapa banyak pekerja yang hilang.
Foto-foto peristiwa yang dibagikan di media sosial menunjukkan kelompok penyelamat bekerja melalui tumpukan balok baja dan beton yang kusut.
Provinsi Preah Sihanouk dan kota terbesarnya, Sihanoukville, telah mengalami lonjakan investasi dalam beberapa tahun terakhir dari China, terutama ke sektor kasino, properti, dan pariwisata.
Merupakan rumah bagi pelabuhan terbesar di Kamboja dan Zona Ekonomi Khusus China yang terhubung dengan inisiatif Belt and Road Beijing, kota ini juga mengalami booming konstruksi untuk melayani serbuan wisatawan dan investor China yang sedang tumbuh.
Polisi telah menahan empat orang, termasuk tiga pengawas konstruksi, untuk diinterogasi sehubungan dengan kecelakaan itu, menurut pernyataan dari provinsi tersebut.
Struktur baja dan beton tujuh lantai yang runtuh di kota pesisir Sihanoukville, sebelah barat Ibu Kota Phnom Penh, adalah proyek milik China.
Menurut kantor juru bicara provinsi setempat Preah Sihanouk setidaknya 23 orang terluka dan banyak pekerja masih hilang dan dikhawatirkan terperangkap di dalam.
"Struktur baja telah runtuh dengan sendirinya dan kami tidak berani memindahkannya," kata juru bicara Oar Saroeun seperti dikutip dari Reuters, Minggu (23/6/2019).
"Kita hanya bisa menunggu dan mendengarkan tanda-tanda kehidupan," imbuhnya.
"Kami takut akan lebih banyak reruntuhan yang menimpa mereka. Kami akan bekerja sepanjang malam untuk melepas baja-baja tersebut," tukasnya
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat Provinsi Preah Sihanouk mengatakan 36 pekerja telah diselamatkan dari puing-puing. Tidak jelas berapa banyak pekerja yang hilang.
Foto-foto peristiwa yang dibagikan di media sosial menunjukkan kelompok penyelamat bekerja melalui tumpukan balok baja dan beton yang kusut.
Provinsi Preah Sihanouk dan kota terbesarnya, Sihanoukville, telah mengalami lonjakan investasi dalam beberapa tahun terakhir dari China, terutama ke sektor kasino, properti, dan pariwisata.
Merupakan rumah bagi pelabuhan terbesar di Kamboja dan Zona Ekonomi Khusus China yang terhubung dengan inisiatif Belt and Road Beijing, kota ini juga mengalami booming konstruksi untuk melayani serbuan wisatawan dan investor China yang sedang tumbuh.
Polisi telah menahan empat orang, termasuk tiga pengawas konstruksi, untuk diinterogasi sehubungan dengan kecelakaan itu, menurut pernyataan dari provinsi tersebut.
(ian)