Iran Tembak Jatuh Drone Militer AS, Maskapai AS Tangguhkan Penerbangan
A
A
A
WASHINGTON - United Airlines, salah satu maskapai Amerika Serikat (AS) menangguhkan penerbangan dari Newark ke Mumbai. Langkah itu diambil setelah pesawat nirawak atau drone mata-mata militer Amerika, RQ-4 Global Hawk, ditembak jatuh oleh rudal Iran hari Kamis.
"Mengingat kejadian terkini di Iran, kami telah melakukan tinjauan keselamatan dan keamanan menyeluruh atas layanan India kami melalui wilayah udara Iran dan memutuskan untuk menangguhkan layanan kami antara EWR dan BOM," kata United Airlines di situsnya seperti dikutip Reuters, Jumat (21/6/2019). EWR adalah kode untuk Newark Liberty International Airport dan BOM adalah kode untuk Chhatrapati Shivaji Maharaj International Airport di Mumbai.
Bulan lalu, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS mendesak maskapai penerbangan untuk berhati-hati ketika terbang di atas wilayah Iran dan daerah terdekat di Teluk Persia dan Teluk Oman, karena aktivitas militer yang meningkat dan memanasnya ketegangan politik.
"Meskipun Iran kemungkinan tidak memiliki niat untuk menargetkan pesawat sipil, kehadiran beberapa senjata jarak jauh yang canggih dan mampu terbang dalam lingkungan yang tegang menimbulkan risiko kesalahan perhitungan atau kesalahan identifikasi, terutama selama periode ketegangan politik dan retorika yang meningkat," kata FAA dalam sebuah pernyataan.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari Kamis menembak jatuh pesawat nirawak mata-mata AS, RQ-4 Global Hawk, yang diklaim Teheran melanggar wilayah udara Iran, khususnya di provinsi Hormozgan di dekat Teluk Persia.
Namun, Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan penembakan pesawat tak berawak itu adalah upaya untuk mengganggu kemampuan AS dalam memantau wilayah tersebut menyusul ancaman baru-baru ini terhadap pelayaran internasional dan arus perdagangan bebas. CENTCOM menegaskan pesawat nirawak canggih itu terbang di atas perairan internasional.
Presiden AS Donald Trump pada awalnya mengatakan Iran membuat "kesalahan yang sangat besar". Namun, sesaat kemudian dia meragukan jika penembakan drone itu disengaja.
Insiden itu terjadi setelah serangan baru-baru ini terhadap setidaknya enam kapal tanker minyak di wilayah Teluk Persia. AS menyalahkan Iran dalam serangan kapal-kapal tanker minyak itu. Namun, Teheran membantahnya.
Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak penarikan AS perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia pada 2018. Setahun kemudian, situasinya semakin memburuk, di mana AS menerapkan sanksi baru terhadap Republik Islam tersebut yang menargetkan keuangan negara, transportasi, militer dan bidang lainnya.
Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Majid Takht Ravanchi mengatakan dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa Teheran mendorong masyarakat internasional untuk meminta Amerika Serikat agar mengakhiri tindakannya yang melanggar hukum dan destabilisasi di Teluk Persia.
"Mengingat kejadian terkini di Iran, kami telah melakukan tinjauan keselamatan dan keamanan menyeluruh atas layanan India kami melalui wilayah udara Iran dan memutuskan untuk menangguhkan layanan kami antara EWR dan BOM," kata United Airlines di situsnya seperti dikutip Reuters, Jumat (21/6/2019). EWR adalah kode untuk Newark Liberty International Airport dan BOM adalah kode untuk Chhatrapati Shivaji Maharaj International Airport di Mumbai.
Bulan lalu, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS mendesak maskapai penerbangan untuk berhati-hati ketika terbang di atas wilayah Iran dan daerah terdekat di Teluk Persia dan Teluk Oman, karena aktivitas militer yang meningkat dan memanasnya ketegangan politik.
"Meskipun Iran kemungkinan tidak memiliki niat untuk menargetkan pesawat sipil, kehadiran beberapa senjata jarak jauh yang canggih dan mampu terbang dalam lingkungan yang tegang menimbulkan risiko kesalahan perhitungan atau kesalahan identifikasi, terutama selama periode ketegangan politik dan retorika yang meningkat," kata FAA dalam sebuah pernyataan.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari Kamis menembak jatuh pesawat nirawak mata-mata AS, RQ-4 Global Hawk, yang diklaim Teheran melanggar wilayah udara Iran, khususnya di provinsi Hormozgan di dekat Teluk Persia.
Namun, Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan penembakan pesawat tak berawak itu adalah upaya untuk mengganggu kemampuan AS dalam memantau wilayah tersebut menyusul ancaman baru-baru ini terhadap pelayaran internasional dan arus perdagangan bebas. CENTCOM menegaskan pesawat nirawak canggih itu terbang di atas perairan internasional.
Presiden AS Donald Trump pada awalnya mengatakan Iran membuat "kesalahan yang sangat besar". Namun, sesaat kemudian dia meragukan jika penembakan drone itu disengaja.
Insiden itu terjadi setelah serangan baru-baru ini terhadap setidaknya enam kapal tanker minyak di wilayah Teluk Persia. AS menyalahkan Iran dalam serangan kapal-kapal tanker minyak itu. Namun, Teheran membantahnya.
Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak penarikan AS perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia pada 2018. Setahun kemudian, situasinya semakin memburuk, di mana AS menerapkan sanksi baru terhadap Republik Islam tersebut yang menargetkan keuangan negara, transportasi, militer dan bidang lainnya.
Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Majid Takht Ravanchi mengatakan dalam suratnya kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa Teheran mendorong masyarakat internasional untuk meminta Amerika Serikat agar mengakhiri tindakannya yang melanggar hukum dan destabilisasi di Teluk Persia.
(mas)