Arab Saudi dan Al-Azhar Ikut Dikecam atas Kematian Morsi
A
A
A
RABAT - Kepala Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Ahmed Al Raissouni, menyampaikan pernyataan berkabung atas meninggalnya mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi ketika menjalani sidang di pengadilan Kairo, Senin lalu. Raissouni tak hanya menyalahkan Mesir, tapi juga mengecam dunia Arab dan dunia Muslim termasuk Arab Saudi dan Universitas Al-Azhar atas kematian presiden yang dikudeta tersebut.
Al Raissouni, cendekiawan asal Maroko, menyebut Morsi sebagai "martir". Dia menuduh rezim Kairo membunuh presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis itu.
“Enam tahun lalu dia disiksa di penjara. Enam tahun lalu ia dibawa ke pengadilan yang disebut. Enam tahun lalu mereka membunuhnya setahap demi setahap," tulis Al Raissouni, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Marocco World News, Rabu (19/6/2019).
Dengan "menunjuk jari" pada rezim Mesir, Raissouni mengatakan bahwa Morsi adalah contoh stigma untuk semua bagian dari Mesir, kecuali bagi lingkaran berbahaya yang memerintah di negara itu.
"Pengkhianat dan pembunuh ini tidak memiliki alis dan sekarang tempat untuk meletakkan noda baru. Mereka memalukan bagi orang Arab, Muslim, dan kemanusiaan," lanjut Raissouni.
Dalam pernyataannya, Raissouni menuduh elite politik Mesir menjual Morsi serta legitimasi, dan demokrasi.
“Kasus Mohamed Morsi memalukan dan (saya) mengutuk presiden Arab yang bungkam dan sombong. Ini adalah aib dan kutukan bagi Al-Azhar, dan semua cendekiawan dan yang menyebut syekhnya ‘Imam Besar'," katanya.
Lebih lanjut, Raissouni menyalahkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab atas kematian mantan presiden yang dipenjara tersebut.
"Kasus Mohamed Morsi merupakan aib dan (hasil) komplotan berbahaya oleh konspirasi kriminal keluarga Al Saud dan Al Nahyan yang terlibat dalam pembunuhan martir Mohamed Morsi," imbuh dia.
Menurutnya, Arab Saudi dan UEA membunuh orang tak berdosa di Mesir, Libya, Yaman, Sudan, dan Muslim lainnya.
Raissouni bukan satu-satunya tokoh publik yang mengutuk kematian Morsi. Pada hari Senin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan rezim "tiran" Mesir atas kematian Morsi.
"Sejarah tidak akan pernah melupakan para tiran yang menyebabkan kematiannya dengan memenjarakannya dan mengancamnya dengan eksekusi," kata Erdogan.
Pemimpin Turki itu dikenal sebagai sekutu dekat Morsi. "Semoga Allah mengistirahatkan saudara lelaki kami Morsi, jiwa martir kami dalam damai," katanya.
PBB juga menyatakan belasungkawa kepada keluarga Morsi melalui juru bicaranya Stephane Dujarric.
Malaysia, Qatar, Hamas Palestina turut menyatakan belasungkawa kepada keluarga almarhum.
Al Raissouni, cendekiawan asal Maroko, menyebut Morsi sebagai "martir". Dia menuduh rezim Kairo membunuh presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis itu.
“Enam tahun lalu dia disiksa di penjara. Enam tahun lalu ia dibawa ke pengadilan yang disebut. Enam tahun lalu mereka membunuhnya setahap demi setahap," tulis Al Raissouni, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Marocco World News, Rabu (19/6/2019).
Dengan "menunjuk jari" pada rezim Mesir, Raissouni mengatakan bahwa Morsi adalah contoh stigma untuk semua bagian dari Mesir, kecuali bagi lingkaran berbahaya yang memerintah di negara itu.
"Pengkhianat dan pembunuh ini tidak memiliki alis dan sekarang tempat untuk meletakkan noda baru. Mereka memalukan bagi orang Arab, Muslim, dan kemanusiaan," lanjut Raissouni.
Dalam pernyataannya, Raissouni menuduh elite politik Mesir menjual Morsi serta legitimasi, dan demokrasi.
“Kasus Mohamed Morsi memalukan dan (saya) mengutuk presiden Arab yang bungkam dan sombong. Ini adalah aib dan kutukan bagi Al-Azhar, dan semua cendekiawan dan yang menyebut syekhnya ‘Imam Besar'," katanya.
Lebih lanjut, Raissouni menyalahkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab atas kematian mantan presiden yang dipenjara tersebut.
"Kasus Mohamed Morsi merupakan aib dan (hasil) komplotan berbahaya oleh konspirasi kriminal keluarga Al Saud dan Al Nahyan yang terlibat dalam pembunuhan martir Mohamed Morsi," imbuh dia.
Menurutnya, Arab Saudi dan UEA membunuh orang tak berdosa di Mesir, Libya, Yaman, Sudan, dan Muslim lainnya.
Raissouni bukan satu-satunya tokoh publik yang mengutuk kematian Morsi. Pada hari Senin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan rezim "tiran" Mesir atas kematian Morsi.
"Sejarah tidak akan pernah melupakan para tiran yang menyebabkan kematiannya dengan memenjarakannya dan mengancamnya dengan eksekusi," kata Erdogan.
Pemimpin Turki itu dikenal sebagai sekutu dekat Morsi. "Semoga Allah mengistirahatkan saudara lelaki kami Morsi, jiwa martir kami dalam damai," katanya.
PBB juga menyatakan belasungkawa kepada keluarga Morsi melalui juru bicaranya Stephane Dujarric.
Malaysia, Qatar, Hamas Palestina turut menyatakan belasungkawa kepada keluarga almarhum.
(mas)