Serangan Tanker di Teluk Oman: Kapten Kapal Teriak 'Serangan Torpedo'

Sabtu, 15 Juni 2019 - 12:19 WIB
Serangan Tanker di Teluk...
Serangan Tanker di Teluk Oman: Kapten Kapal Teriak 'Serangan Torpedo'
A A A
LONDON - Sebuah rekaman audio panggilan meminta bantuan dari sebuah kapal kargo yang menyelamatkan kru kapal Front Altair yang diserang di Teluk Oman memperdengarkan panggilan bantuan yang dramatis.

Dalam rekaman yang diperoleh Mirror, seorang pria mengidentifikasi dirinya sebagai kapten kapal dari Hyundai Dubai mengatakan "serangan torpedo" dan "ledakan" saat ia memberikan koordinat kapal.

Berbicara dengan suara tenang tetapi dengan urgensi, ia mengatakan para kru aman dan operasi penyelamatan mendekati akhir dan menambahkan bahwa tidak ada yang terluka dan bantuan medis tidak diperlukan.

"Semua kru turun dengan aman. Operasi penyelamatan hampir selesai," katanya dalam rekaman itu seperti dilansir dari Mirror, Sabtu (15/6/2019).

Anggota awak di kapal Front Altair milik Norwegia dan Kokuka Courageous milik Jepang terpaksa meninggalkan kapal karena kedua kapal tanker itu mengalami ledakan.

Perusahaan Norwegia Frontline mengatakan kru Front Altair - 11 warga Rusia, 11 warga Filipina dan satu dari Georgia - dipindahkan dari Hyundai Dubai ke kapal angkatan laut Iran dan dibawa ke pelabuhan lokal.

Rekaman itu diedarkan dalam industri pelayaran beberapa jam setelah serangan yang dituduhkan AS dilakukan oleh Iran dan tampaknya melibatkan ranjau magnet, bukan torpedo.

Video yang dirilis oleh militer AS diduga menunjukkan tentara Garda Revolusi Iran mengeluarkan sebuah tambang yang tidak meledak dari sisi Kokuka Berani beberapa jam setelah serangan.

Rekaman hitam-putih yang direkam oleh pesawat AS menunjukkan kapal yang lebih kecil, dikatakan sebagai kapal patroli IRGC, mendekati kapal tanker minyak, sementara foto menunjukkan tambang magnet yang terlihat di kapal sebelum dipindahkan.

Baca Juga: AS Rilis Video Tentara Iran Pindahkan Ranjau dari Kapal Tanker di Teluk Oman

Namun Iran membantah bertanggung jawab atas insiden yang terjadi pada Kamis pagi di jalur pelayaran penting antara perairan Iran dan negara-negara Teluk Arab. Iran menyebut tuduhan AS "mengkhawatirkan" dan mengatakan negara itu telah menyelamatkan awak kapal tanker yang diserang dalam waktu sesingkat mungkin.

Ledakan di dekat pintu masuk Selat Hormuz itu terjadi sebulan setelah empat kapal menjadi sasaran serangan sabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab. Hampir seperlima dari minyak dunia - sekitar 17,2 juta barel per hari - melewati Selat Hormuz.

Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat setelah Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia.

Pada Mei, Trump memaksa pelanggan minyak Iran memangkas impor mereka menjadi nol atau menghadapi sanksi keuangan.

Iran lantas memperingatkan bahwa mereka akan memblokir Selat Hormuz jika sanksi AS mencegah negara itu menjual minyaknya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)