Rezim Suriah Bombardir Idlib dan Aleppo, Puluhan Tewas

Rabu, 29 Mei 2019 - 05:25 WIB
Rezim Suriah Bombardir Idlib dan Aleppo, Puluhan Tewas
Rezim Suriah Bombardir Idlib dan Aleppo, Puluhan Tewas
A A A
IDLIB - Lebih dari 20 warga sipil tewas pada hari Selasa setelah pasukan rezim pemerintah Suriah membombardir wilayah Idlib dan Aleppo. Pengeboman itu untuk memerang pemberontak yang tersisa di dua wilayah tersebut.

Serangan terbaru terjadi ketika PBB mengecam negara-negara kekuatan dunia karena tidak melakukan tindakan apa pun untuk menghentikan pertumpahan darah dan kehancuran di negeri Bashar al-Assad tersebut.

Menurut badan amal Perhimpunan Perawatan dan Bantuan Medis (UOSSM), pengeboman intensif dalam sebulan terakhir oleh rezim Suriah dan sekutunya; Rusia, telah menewaskan 229 warga sipil dan melukai 727 lainnya.

Sembilan anak termasuk di antara 21 yang tewas dalam serangan militer pemerintah Assad di beberapa kota di provinsi Idlib dan Aleppo pada Selasa. Data itu diungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.

Versi tim penyelamat dan pertahanan sipil yang bekerja di wilayah yang dikuasai oposisi Suriah, jumlah korban jiwa mencapai 24 orang.

Observatorium mengatakan serangan militer berlangsung di jalan yang sibuk di desa Kafr Halab, di ujung barat provinsi Aleppo. Sedikitnya sembilan warga sipil tewas.

Seorang fotografer AFP mengonfirmasi bahwa dia melihat mayat para korban. Jalan itu dipenuhi orang-orang sebelum berbuka puasa ketika serangan terjadi.

Idlib dan wilayah Aleppo—khususnya Hama dan Latakia—berada di bawah kendali Hay'et Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya merupakan afiliasi al-Qaeda cabang Suriah. Kelompok itulah yang ingin dihancurkan pemerintah Suriah.

Juru bicara kantor kemanusiaan PBB, David Swanson, mengatakan sebuah rumah sakit di Kanfranbel, Idlib, juga terkena tembakan artileri dan kini tidak berfungsi lagi. Menurutnya, setidaknya 20 fasilitas kesehatan terkena dampak eskalasi, 19 di antaranya tetap tidak berfungsi lagi.

Menurut PBB, Sekitar 200.000 orang kini telah meninggalkan wilayah itu demi keselamatan.

"Tidak bisakah dewan ini mengambil tindakan konkret ketika serangan terhadap sekolah dan rumah sakit telah menjadi taktik perang yang tidak lagi memicu kemarahan? Apakah tidak ada yang bisa dikatakan atau dilakukan ketika bom barel sembarangan dijatuhkan di wilayah sipil?," kata Ursula Mueller, pejabat urusan kemanusiaan utama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Pemerintah Amerika Serikat mengatakan rezim Suriah dan Rusia telah meningkatkan eskalasi secara sembrono.

"Serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil dan infrastruktur publik seperti sekolah, pasar, dan rumah sakit adalah eskalasi konflik yang ceroboh dan tidak dapat diterima," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus, seperti dikutip Reuters, Rabu (29/5/2019). "Kekerasan itu harus berakhir."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5792 seconds (0.1#10.140)