Agen Federal AS Gerebek Kedubes Venezuela
A
A
A
WASHINGTON - Petugas penegak hukum Amerika Serikat (AS) menggerebek Kedutaan Besar (Kedubes) Venezuela untuk mengusir sekelompok kecil demonstran yang memprotes kebijakan AS terhadap negara kaya minyak itu. Ini membuka jalan untuk menyerahkan komplesk diplomatik itu kepada utusan pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido.
Sejak pertengahan April, anggota tiga kelompok aktivis telah menduduki kedutaan, sebuah bangunan bata merah di lingkungan kelas atas Georgetown di Washington. Para aktivis mengaku sebagai "tamu undangan" dari pemerintah Venezuela.
Para aktivis menentang intervensi AS di Venezuela untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. Sebagaimana diketahui pemerintah AS mendukung Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela dan presiden sementara negara anggota OPEC itu.
"Pihak berwenang menangkap empat pengunjuk rasa terakhir pada hari Kamis setelah utilitas untuk bangunan terputus dan mereka mengabaikan perintah pengusiran," kata kelompok itu seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/5/2019).
Seorang juru bicara untuk Pepco, utilitas energi Washington, mengatakan perusahaan itu tidak membahas layanan untuk properti individu.
Dinas Rahasia AS mengonfirmasi bahwa petugas telah membantu agen-agen dari Layanan Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri AS melaksanakan surat perintah penangkapan terhadap orang-orang di dalam kedutaan itu.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemerintah Guaido, yang diakui AS sebagai pemimpin Venezuela, meminta bantuan AS untuk mengeluarkan para pengunjuk rasa dari kedutaan.
"Pemerintah Venezuela, yang dipimpin oleh Presiden Sementara Juan Guaido telah meminta para penyintas meninggalkan tempat itu," kata juru bicara itu.
Tidak ada satu pun agen yang mengidentifikasi tuduhan apa yang dihadapi para pemrotes.
Ketegangan meningkat antara AS dan Venezuela ketika Washington meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Maduro, yang dikatakan tidak sah.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap para pemimpin Venezuela, memerintahkan penarikan personel diplomatik dari Venezuela pada bulan Maret dan, pada hari Rabu, menangguhkan penerbangan penumpang serta kargo ke Venezuela.
Maduro, yang mencap Guaido sebagai boneka AS yang berusaha menggulingkannya dalam kudeta, memutuskan hubungan dengan Washington setelah mengakui ketua parlemen Venezuela itu sebagai presiden sementara dan menarik kembali staf diplomatik serta konsulernya.
Perwakilan Guaido mengambil kendali atas tiga properti diplomatik negara itu di Amerika Serikat pada bulan Maret lalu.
Baca Juga: Oposisi Venezuela Kuasai Properti Diplomatik di AS
Pada puncaknya, sekitar 50 orang dari tiga kelompok menduduki Kedutaan Besar Venezuela, menurut Medea Benjamin, salah satu pendiri Code Pink, salah satu kelompok yang terlibat pendudukan.
Benjamin mengatakan para aktivis akan terus memprotes apa yang dia katakan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.
"Masalah ini belum berakhir," katanya.
Sementara itu, para pendukung Guaido telah melancarkan protes mereka sendiri di luar kedutaan. Setelah penangkapan hari Kamis, puluhan pendukung pemerintah oposisi merayakannya di jalan-jalan.
"Pembebasan kedutaan kami adalah berkat perjuangan diaspora Venezuela," tulis Carlos Vecchio, perwakilan Guaido di Washington, di Twitter.
"Pembebasan berikutnya: Venezuela," imbuhnya.
Sejak pertengahan April, anggota tiga kelompok aktivis telah menduduki kedutaan, sebuah bangunan bata merah di lingkungan kelas atas Georgetown di Washington. Para aktivis mengaku sebagai "tamu undangan" dari pemerintah Venezuela.
Para aktivis menentang intervensi AS di Venezuela untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. Sebagaimana diketahui pemerintah AS mendukung Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela dan presiden sementara negara anggota OPEC itu.
"Pihak berwenang menangkap empat pengunjuk rasa terakhir pada hari Kamis setelah utilitas untuk bangunan terputus dan mereka mengabaikan perintah pengusiran," kata kelompok itu seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/5/2019).
Seorang juru bicara untuk Pepco, utilitas energi Washington, mengatakan perusahaan itu tidak membahas layanan untuk properti individu.
Dinas Rahasia AS mengonfirmasi bahwa petugas telah membantu agen-agen dari Layanan Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri AS melaksanakan surat perintah penangkapan terhadap orang-orang di dalam kedutaan itu.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemerintah Guaido, yang diakui AS sebagai pemimpin Venezuela, meminta bantuan AS untuk mengeluarkan para pengunjuk rasa dari kedutaan.
"Pemerintah Venezuela, yang dipimpin oleh Presiden Sementara Juan Guaido telah meminta para penyintas meninggalkan tempat itu," kata juru bicara itu.
Tidak ada satu pun agen yang mengidentifikasi tuduhan apa yang dihadapi para pemrotes.
Ketegangan meningkat antara AS dan Venezuela ketika Washington meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Maduro, yang dikatakan tidak sah.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap para pemimpin Venezuela, memerintahkan penarikan personel diplomatik dari Venezuela pada bulan Maret dan, pada hari Rabu, menangguhkan penerbangan penumpang serta kargo ke Venezuela.
Maduro, yang mencap Guaido sebagai boneka AS yang berusaha menggulingkannya dalam kudeta, memutuskan hubungan dengan Washington setelah mengakui ketua parlemen Venezuela itu sebagai presiden sementara dan menarik kembali staf diplomatik serta konsulernya.
Perwakilan Guaido mengambil kendali atas tiga properti diplomatik negara itu di Amerika Serikat pada bulan Maret lalu.
Baca Juga: Oposisi Venezuela Kuasai Properti Diplomatik di AS
Pada puncaknya, sekitar 50 orang dari tiga kelompok menduduki Kedutaan Besar Venezuela, menurut Medea Benjamin, salah satu pendiri Code Pink, salah satu kelompok yang terlibat pendudukan.
Benjamin mengatakan para aktivis akan terus memprotes apa yang dia katakan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.
"Masalah ini belum berakhir," katanya.
Sementara itu, para pendukung Guaido telah melancarkan protes mereka sendiri di luar kedutaan. Setelah penangkapan hari Kamis, puluhan pendukung pemerintah oposisi merayakannya di jalan-jalan.
"Pembebasan kedutaan kami adalah berkat perjuangan diaspora Venezuela," tulis Carlos Vecchio, perwakilan Guaido di Washington, di Twitter.
"Pembebasan berikutnya: Venezuela," imbuhnya.
(ian)