Trump Ampuni Eks Letnan AS Pembunuh Terduga Teroris al-Qaeda
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump telah memberikan grasi kepada seorang mantan letnan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang dihukum tahun 2009 karena membunuh seorang tahanan Irak. Tahanan yang dibunuh kala itu diduga sebagai teroris al-Qaeda.
Gedung Putih mengumumkan pemberian ampunan Trump tersebut pada Senin malam waktu Washington.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengutip dukungan luas untuk mentan letnan bernama Michael Behenna asal Edmond, Oklahoma tersebut.
"Dari militer, pejabat terpilih Oklahoma, dan publik—termasuk 37 jenderal dan laksamana, bersama dengan mantan inspektur jenderal Pentagon—sebagai alasan untuk pemberian grasi Trump," kata Sanders menguraikan dukungan pemberian grasi untuk Behenna.
Menurut Sanders, Behenna telah menjadi "tahanan teladan" saat menjalani hukumannya. "Mengingat fakta-fakta ini, Behenna sepenuhnya layak menerima Hibah Grasi Eksekutif ini," kata Sanders, seperti dikutip Fox News, Selasa (7/5/2019).
Pengadilan militer awalnya menghukum Behenna selama 25 tahun penjara karena pembunuhan yang tidak direncanakan di zona pertempuran. Namun, pengadilan banding tertinggi untuk Angkatan Darat mencatat kekhawatiran tentang sidang pengadilan dalam menangani klaim pembelaan diri Behenna.
Selama persidangan tahun 2008, Behenna mengakui bahwa alih-alih membawa pulang tahanan Ali Mansur seperti yang diperintahkan, dia justru membawa tahanan itu ke gorong-gorong kereta api, menelanjanginya dan kemudian menginterogasinya di bawah todongan senjata. Tahanan itu diinterogasi tentang pengeboman di pinggir jalan yang telah menewaskan dua anggota peleton Behenna.
Behenna, yang saat itu berusia 24 tahun, mengklaim bertindak membela diri ketika Mansur melemparkan sepotong beton padanya dan meraih pistol letnan. Jaksa penuntut Angkatan Darat mengatakan argumen itu tidak mendukung karena Behenna sudah mengarahkan senjatanya ke tahanan.
Pada tahun 2018, orang tua Behenna mengatakan kepada Fox News bahwa penuntutan gagal mengungkapkan bahwa analisis ahli mendukung cerita peristiwa versi putra mereka. Ahli itu menghubungi Behenna tentang temuannya.
Jaksa Agung Oklahoma Mike Hunter awalnya meminta pengampunan untuk Behenna pada Februari 2018 dan memperbarui permintaannya bulan lalu. Hunter yakin hukuman Behenna tidak dapat dibenarkan karena instruksi hakim yang salah dan kegagalan jaksa penuntut untuk menyerahkan bukti yang mendukung klaim pembelaan diri.
Pernyataan Gedung Putih mengatakan bahwa mantan Gubernur Oklahoma Mary Fallin dan banyak anggota delegasi Kongres Oklahoma juga telah menyatakan dukungannya untuk Behenna.
Gedung Putih mengumumkan pemberian ampunan Trump tersebut pada Senin malam waktu Washington.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengutip dukungan luas untuk mentan letnan bernama Michael Behenna asal Edmond, Oklahoma tersebut.
"Dari militer, pejabat terpilih Oklahoma, dan publik—termasuk 37 jenderal dan laksamana, bersama dengan mantan inspektur jenderal Pentagon—sebagai alasan untuk pemberian grasi Trump," kata Sanders menguraikan dukungan pemberian grasi untuk Behenna.
Menurut Sanders, Behenna telah menjadi "tahanan teladan" saat menjalani hukumannya. "Mengingat fakta-fakta ini, Behenna sepenuhnya layak menerima Hibah Grasi Eksekutif ini," kata Sanders, seperti dikutip Fox News, Selasa (7/5/2019).
Pengadilan militer awalnya menghukum Behenna selama 25 tahun penjara karena pembunuhan yang tidak direncanakan di zona pertempuran. Namun, pengadilan banding tertinggi untuk Angkatan Darat mencatat kekhawatiran tentang sidang pengadilan dalam menangani klaim pembelaan diri Behenna.
Selama persidangan tahun 2008, Behenna mengakui bahwa alih-alih membawa pulang tahanan Ali Mansur seperti yang diperintahkan, dia justru membawa tahanan itu ke gorong-gorong kereta api, menelanjanginya dan kemudian menginterogasinya di bawah todongan senjata. Tahanan itu diinterogasi tentang pengeboman di pinggir jalan yang telah menewaskan dua anggota peleton Behenna.
Behenna, yang saat itu berusia 24 tahun, mengklaim bertindak membela diri ketika Mansur melemparkan sepotong beton padanya dan meraih pistol letnan. Jaksa penuntut Angkatan Darat mengatakan argumen itu tidak mendukung karena Behenna sudah mengarahkan senjatanya ke tahanan.
Pada tahun 2018, orang tua Behenna mengatakan kepada Fox News bahwa penuntutan gagal mengungkapkan bahwa analisis ahli mendukung cerita peristiwa versi putra mereka. Ahli itu menghubungi Behenna tentang temuannya.
Jaksa Agung Oklahoma Mike Hunter awalnya meminta pengampunan untuk Behenna pada Februari 2018 dan memperbarui permintaannya bulan lalu. Hunter yakin hukuman Behenna tidak dapat dibenarkan karena instruksi hakim yang salah dan kegagalan jaksa penuntut untuk menyerahkan bukti yang mendukung klaim pembelaan diri.
Pernyataan Gedung Putih mengatakan bahwa mantan Gubernur Oklahoma Mary Fallin dan banyak anggota delegasi Kongres Oklahoma juga telah menyatakan dukungannya untuk Behenna.
(mas)