Erdogan: Eropa Hidup Damai Berkat Turki

Sabtu, 04 Mei 2019 - 19:13 WIB
Erdogan: Eropa Hidup...
Erdogan: Eropa Hidup Damai Berkat Turki
A A A
ANKARA - Eropa tidak akan menikmati kedamaian dan keamanan yang sama dengan yang dilakukannya hari ini jika bukan karena kesediaan Turki untuk menampung gelombang pengungsi yang berdatangan dari berbagai negara. Demikian klaim yang dilontarkan Presiden Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan mengklaim.

"Jika negara-negara Eropa hidup dalam damai hari ini, itu berkat Turki karena menampung 4 juta pengungsi," kata Erdogan seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (4/5/2019).

Pada 2015, Uni Eropa setuju untuk membayar Turki USD3,3 miliar sebagai imbalan untuk menampung pengungsi dan mencegah mereka masuk ke Benua Biru. Setahun kemudian, kesepakatan resmi dicapai antara Ankara dan Brussels, yang menetapkan bahwa semua migran yang tiba secara ilegal di pantai Eropa akan dikembalikan ke negara transit Turki.

Sebagai gantinya, Uni Eropa berjanji untuk mempercepat pembahasan atas tawaran Turki untuk bergabung dengan blok tersebut. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Ankara meminta tambahan USD3,3 miliar untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan.

Kedua belah pihak telah berselisih tentang berapa banyak pengungsi yang ditampung oleh Turki dan berapa banyak uang yang dibutuhkan Ankara untuk merawat mereka. Sebagai contoh, tahun lalu Uni Eropa mengklaim bahwa Turki menampung kurang dari 2 juta pengungsi, sementara pemerintah Turki bersikeras jumlah pengungsi mendekati 4 juta.

Terlepas dari upaya terbaik Turki, dalam beberapa tahun terakhir Eropa telah diguncang oleh serangkaian serangan teroris, beberapa diantaranya dikaitkan dengan ekstremis yang memasuki benua itu dengan menyamar sebagai pencari suaka.

Sementara Ankara dan Brussels telah bersitegang mengenai masalah mulai dari perjalanan bebas visa hingga kebebasan pers, beberapa negara Eropa telah menyatakan terima kasih kepada Turki karena perannya dalam menahan masuknya pengungsi yang mencoba memasuki benua tersebut.

"Keamanan Eropa hari ini dimulai di Turki," puji Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengakui pada konferensi pers bersama dengan rekannya dari Turki, Mevlut Cavusoglu pada hari Jumat.

Lebih dari 1 juta migran mengalir ke Eropa pada tahun 2015. Meskipun gelombang masuknya telah melambat secara signifikan, krisis telah merenggangkan hubungan di dalam blok tersebut dan menghembuskan kehidupan baru ke dalam partai-partai sayap kanan dan anti-kemapanan di seluruh Eropa, yang siap untuk memperoleh keuntungan di Eropa dalam pemilihan UE mendatang.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1105 seconds (0.1#10.140)