Kuba Bantah Sebar Pasukan di Venezuela
A
A
A
HAVANA - Presiden Kuba menolak ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menjatuhkan sankis lebih banyak kepada negara kepulauan itu. Kuba disinyalir memberikan dukungan militer dan intelijen kepada pemerintah Nicolas Maduro di Venezuela.
Melalui akun Twitternya, Trump menyatakan akan memberlakukan embargo penuh dan menyeluruh dan sanksi terhadap Kuba jika pasukannya tidak segera menghentikan operasi di Venezuela. Pemerintah AS mengatakan sekitar 20.000 pasukan dan agen Kuba menopang pemerintah Maduro.
Baca Juga: Dinilai Terus Bantu Maduro, Trump Ancam Sanksi Kuba
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel lantas membalas cuitan Trump. Diaz-Canel mengatakan Kuba dengan keras menolak ancaman Trump dan menyangkal ada operasi militer atau pasukan Kuba di Venezuela.
"Sudah cukup kebohongan," tegasnya seperti dikutip dari AP, Kamis (2/5/2019).
Bantahan Presiden Diaz-Canel dipertegas oleh seorang diplomat top Kuba.
"Kuba tidak berpartisipasi dalam operasi militer atau dalam operasi keamanan di Venezuela," kata Kepala Urusan AS Kuba Carlos Fernandez de Cossio.
Menurutnya 20.000 warga Kuba yang ada di Venezuela adalah pekerja medis.
Namun dia mengatakan, sebagai mitra hemispheric, Kuba dan Venezuela memiliki hak berdaulat untuk kerja sama militer dan intelijen.
Kuba dan Rusia adalah sekutu Venezuela dan pemerintah Maduro. Rusia telah memasok dukungan ekonomi dan peralatan militer kepada pemerintah Maduro, sementara Venezuela telah mengirim miliaran dolar minyak ke Kuba sebagai imbalan bantuan medis.
Melalui akun Twitternya, Trump menyatakan akan memberlakukan embargo penuh dan menyeluruh dan sanksi terhadap Kuba jika pasukannya tidak segera menghentikan operasi di Venezuela. Pemerintah AS mengatakan sekitar 20.000 pasukan dan agen Kuba menopang pemerintah Maduro.
Baca Juga: Dinilai Terus Bantu Maduro, Trump Ancam Sanksi Kuba
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel lantas membalas cuitan Trump. Diaz-Canel mengatakan Kuba dengan keras menolak ancaman Trump dan menyangkal ada operasi militer atau pasukan Kuba di Venezuela.
"Sudah cukup kebohongan," tegasnya seperti dikutip dari AP, Kamis (2/5/2019).
Bantahan Presiden Diaz-Canel dipertegas oleh seorang diplomat top Kuba.
"Kuba tidak berpartisipasi dalam operasi militer atau dalam operasi keamanan di Venezuela," kata Kepala Urusan AS Kuba Carlos Fernandez de Cossio.
Menurutnya 20.000 warga Kuba yang ada di Venezuela adalah pekerja medis.
Namun dia mengatakan, sebagai mitra hemispheric, Kuba dan Venezuela memiliki hak berdaulat untuk kerja sama militer dan intelijen.
Kuba dan Rusia adalah sekutu Venezuela dan pemerintah Maduro. Rusia telah memasok dukungan ekonomi dan peralatan militer kepada pemerintah Maduro, sementara Venezuela telah mengirim miliaran dolar minyak ke Kuba sebagai imbalan bantuan medis.
(ian)