Gulingkan Maduro, Blackwater Berencana Kirim 5.000 Tentara Bayaran
A
A
A
WASHINGTON - Kontraktor keamanan swasta yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Blackwater, berencana mengerahkan 5.000 tentara bayaran ke Venezuela untuk membantu oposisi dalam menggulingkan Presiden Nicolas Maduro Moros. Rencana itu diungkap empat sumber pemerintah Washington kepada Reuters.
Menurut laporan Reuters dari empat sumber tersebut, pendiri Blackwater; Erik Prince, telah menawarkan pengerahan ribuan tentara bayaran untuk membantu Guaido. Prince merupakan mantan anggota pasukan khusus Navy SEAL dan pendukung Presiden AS Donald Trump.
Selama beberapa bulan terakhir Prince telah mencari investasi dan dukungan politik dari para pendukung Trump dan orang-orang kaya dari Venezuela yang hidup di pengasingan untuk memuluskan rencananya.
Dalam serangkaian pertemuan pribadi, pendiri Blackwater tersebut dilaporkan mengajukan gagasan untuk mengerahkan 5.000 tentara yang disewa dari Kolombia dan negara-negara Amerika Selatan lainnya atas nama Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela yang telah mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara.
Baik Gedung Putih maupun pemerintah Maduro tidak menanggapi komentar atas laporan itu. Sedangkan juru bicara Guaido, Edward Rodriguez, mengatakan bahwa para pejabat oposisi Venezuela belum membicarakan operasi keamanan dengan Prince.
Juru bicara Prince, Marc Cohen, pada awal bulan ini mengatakan bahwa pendiri Blackwater tidak memiliki rencana untuk mengoperasikan atau mengimplementasikan operasi di Venezuela.
Namun, direktur hubungan investor di perusahaan ekuitas swasta Prince Frontier Resource Group, Lital Leshem, mengonfirmasi ketertarikannya pada misi Venezuela.
"Dia memang punya solusi untuk Venezuela, sama seperti dia punya solusi untuk banyak tempat lain," tulis Reuters, Selasa (30/4/2019), mengutip pernyataan Leshem.
Dua sumber yang mengetahui langsung informasi tersebut mengklaim bahwa Prince telah meminta dana setidaknya USD40 juta dari investor swasta, serta miliaran dolar dalam aset Venezuela yang beku—walaupun masih belum jelas bagaimana oposisi yang dipimpin Guaido dapat memperolehnya.
Usahanya untuk memulai misi intelijen di negara Amerika Latin yang dilanda kekacauan itu masih berlangsung. Salah satu sumber menyebut Prince telah mengadakan pertemuan pada pertengahan April.
Situasi politik di Venezuela semakin memanas setelah Guaido menyerukan rakyat Angkatan Bersenjata Venezuela untuk turun ke jalan-jalan di Caracas guna mengakhiri kekuasaan Maduro. Seruan kudeta itu direkam dalam video, di mana dia terlihat bersama sejumlah tentara yang dia sebut sebagai "tentara pemberani".
Seruan Guaido dikecam oleh Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Lopez. Menurutnya, seruan kudeta itu akan membuat Venezuela jadi medan kekerasan. Menteri Lopez menegaskan kembali kesetiaan militer kepada Presiden Maduro, dengan mengatakan bahwa situasi di semua pangkalan militer tetap stabil.
Menurut laporan Reuters dari empat sumber tersebut, pendiri Blackwater; Erik Prince, telah menawarkan pengerahan ribuan tentara bayaran untuk membantu Guaido. Prince merupakan mantan anggota pasukan khusus Navy SEAL dan pendukung Presiden AS Donald Trump.
Selama beberapa bulan terakhir Prince telah mencari investasi dan dukungan politik dari para pendukung Trump dan orang-orang kaya dari Venezuela yang hidup di pengasingan untuk memuluskan rencananya.
Dalam serangkaian pertemuan pribadi, pendiri Blackwater tersebut dilaporkan mengajukan gagasan untuk mengerahkan 5.000 tentara yang disewa dari Kolombia dan negara-negara Amerika Selatan lainnya atas nama Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela yang telah mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara.
Baik Gedung Putih maupun pemerintah Maduro tidak menanggapi komentar atas laporan itu. Sedangkan juru bicara Guaido, Edward Rodriguez, mengatakan bahwa para pejabat oposisi Venezuela belum membicarakan operasi keamanan dengan Prince.
Juru bicara Prince, Marc Cohen, pada awal bulan ini mengatakan bahwa pendiri Blackwater tidak memiliki rencana untuk mengoperasikan atau mengimplementasikan operasi di Venezuela.
Namun, direktur hubungan investor di perusahaan ekuitas swasta Prince Frontier Resource Group, Lital Leshem, mengonfirmasi ketertarikannya pada misi Venezuela.
"Dia memang punya solusi untuk Venezuela, sama seperti dia punya solusi untuk banyak tempat lain," tulis Reuters, Selasa (30/4/2019), mengutip pernyataan Leshem.
Dua sumber yang mengetahui langsung informasi tersebut mengklaim bahwa Prince telah meminta dana setidaknya USD40 juta dari investor swasta, serta miliaran dolar dalam aset Venezuela yang beku—walaupun masih belum jelas bagaimana oposisi yang dipimpin Guaido dapat memperolehnya.
Usahanya untuk memulai misi intelijen di negara Amerika Latin yang dilanda kekacauan itu masih berlangsung. Salah satu sumber menyebut Prince telah mengadakan pertemuan pada pertengahan April.
Situasi politik di Venezuela semakin memanas setelah Guaido menyerukan rakyat Angkatan Bersenjata Venezuela untuk turun ke jalan-jalan di Caracas guna mengakhiri kekuasaan Maduro. Seruan kudeta itu direkam dalam video, di mana dia terlihat bersama sejumlah tentara yang dia sebut sebagai "tentara pemberani".
Seruan Guaido dikecam oleh Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Lopez. Menurutnya, seruan kudeta itu akan membuat Venezuela jadi medan kekerasan. Menteri Lopez menegaskan kembali kesetiaan militer kepada Presiden Maduro, dengan mengatakan bahwa situasi di semua pangkalan militer tetap stabil.
(mas)