10 Gerakan Protes Paling Besar Sepanjang Sejarah
A
A
A
GERAKAN protes dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Protes bisa damai atau menjurus pada aksi kekerasan. Gerakan ini bisa dilakukan satu individu atau diikuti jutaan massa serta bisa terjadi hanya di satu tempat atau secara serentak di seluruh dunia. Berikut 10 gerakan protes paling terkenal sepanjang sejarah.
1. Bakar Diri Thich Quang Duc 1963
Dikenal sebagai gerakan bakar diri Thich Quang Duc. Thich Quang Duc adalah seorang biksu Mahayana Vietnam yang membakar dirinya sendiri hingga mati di persimpangan jalan Kota Saigon pada 11 Juni 1963. Thich Quang Duc memprotes penganiayaan terhadap umat Buddha oleh pemerintah Vietnam Selatan yang dipimpin oleh Ngo Dinh Diem.Foto-foto bakar dirinya diedarkan secara luas di seluruh dunia dan membawa perhatian pada kebijakan pemerintah Diem. Bahkan Presiden AS John F. Kennedy memberi perhatian besar atas kasus ini hingga menjadikan kasus ini sorotan dunia.
2. Protes Perang Irak 2003
Dimulai pada 2002 dan berlanjut setelah invasi Irak 2003, protes skala besar terhadap Perang Irak diadakan di banyak kota di seluruh dunia. Demonstrasi menentang perang ini terutama diinisiasi oleh organisasi-organisasi anti-perang, banyak di antaranya telah dibentuk sebagai oposisi terhadap invasi Afghanistan.Di beberapa negara Arab demonstrasi diorganisir oleh negara. Eropa menjadi wilayah dengan mobilisasi para pengunjuk rasa terbesar, termasuk aksi tiga juta orang di Roma, Italia.3. Protes Lapangan Tiananmen 1989
Protes Lapangan Tiananmen 1989 atau Insiden 6/4 atau Pembantaian Lapangan Tiananmen adalah sebuah rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa di lapangan Tiananmen, Beijing, China antara 15 April dan 4 Juni 1989. Protes ini ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet menjadi demonstrasi pro-demokrasi. Lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan bersenjata China.4. Revolusi Rumania 1989
Revolusi Rumania 1989 adalah suatu kerusuhan yang berlangsung selama seminggu pada akhir Desember 1989 di Rumania berujung pada tumbangnya rezim komunis Nicolae Ceausescu. Pertikaian dengan kekerasan yang semakin meningkat memuncak dengan pengadilan dan eksekusi terhadap Ceausescu dan istrinya Elena. Jumlah total korban tewas pada Revolusi Rumania adalah 1.104 oramg, 162 di antaranya tewas sewaktu protes.
5. Kampanye Defiance Afrika Selatan 1952
Setelah adopsi Program Aksi dalam kongres tahunan 1949, ANC (Kongres Nasional Afrika) memulai tahun 1950-an dengan kampanye aksi massa yang ditandai dengan boikot, pemogokan, dan pembangkangan sipil. Diumumkan kali pertama pada 6 April 1952 kampanye dilakukan untuk menentang disahkannya enam UU yang tidak adil.Disusul kemudian aksi kedua pada 26 Juni 1952 yakni Kampanye Defiance. Yakni aksi perlawanan tanpa kekerasan paling dramatis yang pernah terjadi di Afrika Selatan. Kampanye dilakukan bersama sama oleh semua kelompok ras di bawah kepemimpinan ANC, Kongres India Afrika Selatan ( SAIC) dan Kongres Rakyat Berwarna
6. Gandhi's Salt March 1930
Gandhi's Salt March atau disebut Pawai Dandi juga dikenal dengan nama Satyagraha Garam. Dimulai pada 12 Maret 1930, Gandhi's Salt March merupakan bagian peting dari gerakan kemerdekaan India. Kegiatan tersebut merupakan sebuah kampanye aksi langsung atas penentangan pajak dan perlawanan tanpa kekerasan melawan monopoli garam Inggris di kolonial India.Gerakan ini berkembang menjadi Gerakan Pembangkangan Sipil. Mohandas Karamchand Gandhi (dikenal sebagai Mahatma Gandhi) memimpin pawai Dandi dari pangkalannya, Sabarmati Ashram dekat Ahmedabab, sampai desa pesisir Dandi, yang terletak di sebuah kota yang bernama Bavsari di negara bagian Gujarat.
7. Parade Hak Pilih Perempuan 1913
Woman Suffrage Parade of 1913 (Parade Hak Pilih Perempuan 1913) secara resmi disebut Proses Hak Pilih Perempuan. Gerakan ini adalah merupakan pawai terorganisasi besar pertama di Washington, AS untuk tujuan politik. Prosesi 1913 diselenggarakan oleh para suffragis Alice Paul dan Lucy Burns untuk National American Suffrage Association (NAWSA).Ribuan suffragist berbaris di Pennsylvania Avenue pada hari Senin, 3 Maret 1913. Tujuan suffragist adalah untuk "berbaris dalam semangat protes terhadap organisasi politik masyarakat, dari mana perempuan dikecualikan," seperti yang dinyatakan dalam program resmi. Acara ini mengawali kampanye Paul untuk memfokuskan kembali gerakan hak pilih guna mendapatkan amandemen konstitusi nasional untuk hak pilih perempuan.
8. Penyerbuan Penjara Bastille
The Storming of the Bastille atau penyerbuan yang dilakukan warga ke Bastille, Paris, Prancis, pada 14 Juli 1789. Bastille adalah gudang senjata, benteng, dan penjara politik abad pertengahan yang dikenal sebagai simbol otoritas kerajaan di pusat kota Paris.Penjara berisi tujuh narapidana pada saat terjadi penyerbuan. Tindakan itu dilihat oleh kaum revolusioner sebagai simbol penyalahgunaan kekuasaan oleh raja; kejatuhannya adalah titik nyala Revolusi Prancis.
9. The Boston Tea Party 1775
Boston Tea Party adalah gerakan protes yang dilakukan perwakilan koloni di Boston, Massachusetts dengan membuang produk-produk teh ke laut di pelabuhan Boston. Mereka memprotes UU Teh yang berkaitan dengan kewajiban membayar pajak teh atas nama parlemen Inggris, meskipun mereka tidak mewakilinya.UU Teh memberi keuntungan besar kepada pemerintah Inggris untuk menjual produk teh dari China di Amerika tanpa membayar pajak. Hal inilah yang membuat marah para perwakilan koloni di Amerika dan akhirnya mendorong terjadinya perang kemerdekaan yang dimulai di dekat Boston di tahun 1775 atau dua tahun setelah peristiwa itu.10. Reformasi Protestan 1517
Secara khusus reformasi Protestan merupakan sejarah dari bangsa Barat untuk melakukan pembaharuan dan semangat baru dalam kehidupan keimanan umat Khatolik. Gerakan reformasi agama ini muncul setelah para pemimpin gereja melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran Injil.Salah seorang tokoh yang mengancam kebijakan gereja adalah seorang pastor yang juga merangkap sebagai guru besar di Universitas Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin Luther pada abad ke 16. Ia didukung oleh John Calvin (Johanes Calvin), Veter Valdes dari Prancis, Jan Huss dari Bomemia, dan John Wycliffe dari Inggris.Mereka membuat gerakan sebagai bentuk protes mereka terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma, namun ternyata gerakan tersebut dinilai sebagai gerakan yang menentang kekuasaan Paus. (Wahyono)
1. Bakar Diri Thich Quang Duc 1963
Dikenal sebagai gerakan bakar diri Thich Quang Duc. Thich Quang Duc adalah seorang biksu Mahayana Vietnam yang membakar dirinya sendiri hingga mati di persimpangan jalan Kota Saigon pada 11 Juni 1963. Thich Quang Duc memprotes penganiayaan terhadap umat Buddha oleh pemerintah Vietnam Selatan yang dipimpin oleh Ngo Dinh Diem.Foto-foto bakar dirinya diedarkan secara luas di seluruh dunia dan membawa perhatian pada kebijakan pemerintah Diem. Bahkan Presiden AS John F. Kennedy memberi perhatian besar atas kasus ini hingga menjadikan kasus ini sorotan dunia.
2. Protes Perang Irak 2003
Dimulai pada 2002 dan berlanjut setelah invasi Irak 2003, protes skala besar terhadap Perang Irak diadakan di banyak kota di seluruh dunia. Demonstrasi menentang perang ini terutama diinisiasi oleh organisasi-organisasi anti-perang, banyak di antaranya telah dibentuk sebagai oposisi terhadap invasi Afghanistan.Di beberapa negara Arab demonstrasi diorganisir oleh negara. Eropa menjadi wilayah dengan mobilisasi para pengunjuk rasa terbesar, termasuk aksi tiga juta orang di Roma, Italia.3. Protes Lapangan Tiananmen 1989
Protes Lapangan Tiananmen 1989 atau Insiden 6/4 atau Pembantaian Lapangan Tiananmen adalah sebuah rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa di lapangan Tiananmen, Beijing, China antara 15 April dan 4 Juni 1989. Protes ini ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet menjadi demonstrasi pro-demokrasi. Lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan bersenjata China.4. Revolusi Rumania 1989
Revolusi Rumania 1989 adalah suatu kerusuhan yang berlangsung selama seminggu pada akhir Desember 1989 di Rumania berujung pada tumbangnya rezim komunis Nicolae Ceausescu. Pertikaian dengan kekerasan yang semakin meningkat memuncak dengan pengadilan dan eksekusi terhadap Ceausescu dan istrinya Elena. Jumlah total korban tewas pada Revolusi Rumania adalah 1.104 oramg, 162 di antaranya tewas sewaktu protes.
5. Kampanye Defiance Afrika Selatan 1952
Setelah adopsi Program Aksi dalam kongres tahunan 1949, ANC (Kongres Nasional Afrika) memulai tahun 1950-an dengan kampanye aksi massa yang ditandai dengan boikot, pemogokan, dan pembangkangan sipil. Diumumkan kali pertama pada 6 April 1952 kampanye dilakukan untuk menentang disahkannya enam UU yang tidak adil.Disusul kemudian aksi kedua pada 26 Juni 1952 yakni Kampanye Defiance. Yakni aksi perlawanan tanpa kekerasan paling dramatis yang pernah terjadi di Afrika Selatan. Kampanye dilakukan bersama sama oleh semua kelompok ras di bawah kepemimpinan ANC, Kongres India Afrika Selatan ( SAIC) dan Kongres Rakyat Berwarna
6. Gandhi's Salt March 1930
Gandhi's Salt March atau disebut Pawai Dandi juga dikenal dengan nama Satyagraha Garam. Dimulai pada 12 Maret 1930, Gandhi's Salt March merupakan bagian peting dari gerakan kemerdekaan India. Kegiatan tersebut merupakan sebuah kampanye aksi langsung atas penentangan pajak dan perlawanan tanpa kekerasan melawan monopoli garam Inggris di kolonial India.Gerakan ini berkembang menjadi Gerakan Pembangkangan Sipil. Mohandas Karamchand Gandhi (dikenal sebagai Mahatma Gandhi) memimpin pawai Dandi dari pangkalannya, Sabarmati Ashram dekat Ahmedabab, sampai desa pesisir Dandi, yang terletak di sebuah kota yang bernama Bavsari di negara bagian Gujarat.
7. Parade Hak Pilih Perempuan 1913
Woman Suffrage Parade of 1913 (Parade Hak Pilih Perempuan 1913) secara resmi disebut Proses Hak Pilih Perempuan. Gerakan ini adalah merupakan pawai terorganisasi besar pertama di Washington, AS untuk tujuan politik. Prosesi 1913 diselenggarakan oleh para suffragis Alice Paul dan Lucy Burns untuk National American Suffrage Association (NAWSA).Ribuan suffragist berbaris di Pennsylvania Avenue pada hari Senin, 3 Maret 1913. Tujuan suffragist adalah untuk "berbaris dalam semangat protes terhadap organisasi politik masyarakat, dari mana perempuan dikecualikan," seperti yang dinyatakan dalam program resmi. Acara ini mengawali kampanye Paul untuk memfokuskan kembali gerakan hak pilih guna mendapatkan amandemen konstitusi nasional untuk hak pilih perempuan.
8. Penyerbuan Penjara Bastille
The Storming of the Bastille atau penyerbuan yang dilakukan warga ke Bastille, Paris, Prancis, pada 14 Juli 1789. Bastille adalah gudang senjata, benteng, dan penjara politik abad pertengahan yang dikenal sebagai simbol otoritas kerajaan di pusat kota Paris.Penjara berisi tujuh narapidana pada saat terjadi penyerbuan. Tindakan itu dilihat oleh kaum revolusioner sebagai simbol penyalahgunaan kekuasaan oleh raja; kejatuhannya adalah titik nyala Revolusi Prancis.
9. The Boston Tea Party 1775
Boston Tea Party adalah gerakan protes yang dilakukan perwakilan koloni di Boston, Massachusetts dengan membuang produk-produk teh ke laut di pelabuhan Boston. Mereka memprotes UU Teh yang berkaitan dengan kewajiban membayar pajak teh atas nama parlemen Inggris, meskipun mereka tidak mewakilinya.UU Teh memberi keuntungan besar kepada pemerintah Inggris untuk menjual produk teh dari China di Amerika tanpa membayar pajak. Hal inilah yang membuat marah para perwakilan koloni di Amerika dan akhirnya mendorong terjadinya perang kemerdekaan yang dimulai di dekat Boston di tahun 1775 atau dua tahun setelah peristiwa itu.10. Reformasi Protestan 1517
Secara khusus reformasi Protestan merupakan sejarah dari bangsa Barat untuk melakukan pembaharuan dan semangat baru dalam kehidupan keimanan umat Khatolik. Gerakan reformasi agama ini muncul setelah para pemimpin gereja melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran Injil.Salah seorang tokoh yang mengancam kebijakan gereja adalah seorang pastor yang juga merangkap sebagai guru besar di Universitas Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin Luther pada abad ke 16. Ia didukung oleh John Calvin (Johanes Calvin), Veter Valdes dari Prancis, Jan Huss dari Bomemia, dan John Wycliffe dari Inggris.Mereka membuat gerakan sebagai bentuk protes mereka terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma, namun ternyata gerakan tersebut dinilai sebagai gerakan yang menentang kekuasaan Paus. (Wahyono)
(poe)