Selidiki Sertifikasi Boeing 737 MAX, 8 Negara Gabung dalam Panel Bentukan AS
A
A
A
WASHINGTON - Otoritas penerbangan dari delapan negara dan Uni Eropa (UE) akan bergabung dengan beberapa agen dari Amerika Serikat (AS) guna meninjau sertifikasi sistem kontrol penerbangan otomatis Boeing 737 Max. Pembentukan panel ini dilakukan setelah dua kecelakaan mematikan dalam enam bulan memaksa seluruh pesawat Boeing 737 Max dikandangkan secara global.
Otoritas penerbangan sipil AS, FAA, mengumumkan pada hari Jumat bahwa otoritas penerbangan sipil dari Australia, Brazil, Kanada, China, Jepang, Indonesia, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA) dan Uni Eropa akan bergabung dengan panel Tinjauan Teknis Bersama (JATR) yang dipimpin oleh AS.
Panel, yang dibentuk awal bulan ini, diketuai oleh mantan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS Chris Hart dan termasuk para ahli dari FAA, NASA serta otoritas penerbangan internasional lainnya.
Kelompok ini akan menyelidiki aspek-aspek dari sistem kontrol penerbangan otomatis pesawat Boeng 737 Max, termasuk desain dan interaksi pilot dengan desain tersebut, untuk menentukan apakah itu sesuai dengan peraturan dan menemukan modifikasi yang diperlukan.
JATR akan mulai bekerja, yang diperkirakan akan memakan waktu 90 hari, pada tanggal 29 April seperti dikutip dari The Hill, Minggu (21/4/2019).
Boeing pada awal bulan ini mengakui bahwa informasi "keliru" yang mengaktifkan sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System pesawat berkontribusi terhadap kecelakaan mematikan yang melibatkan dua pesawat Boeing 737 Max 8.
Pemerintahan Trump untuk sementara mengkandangkan pesawat Boeing 737 Max, seperti halnya beberapa pemerintah lainnya.
Bulan lalu, 157 orang tewas dalam penerbangan Ethiopian Airlines yang menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8. Pada Oktober 2018, 189 tewas dalam penerbangan Lion Air di Indonesia.
Otoritas penerbangan sipil AS, FAA, mengumumkan pada hari Jumat bahwa otoritas penerbangan sipil dari Australia, Brazil, Kanada, China, Jepang, Indonesia, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA) dan Uni Eropa akan bergabung dengan panel Tinjauan Teknis Bersama (JATR) yang dipimpin oleh AS.
Panel, yang dibentuk awal bulan ini, diketuai oleh mantan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS Chris Hart dan termasuk para ahli dari FAA, NASA serta otoritas penerbangan internasional lainnya.
Kelompok ini akan menyelidiki aspek-aspek dari sistem kontrol penerbangan otomatis pesawat Boeng 737 Max, termasuk desain dan interaksi pilot dengan desain tersebut, untuk menentukan apakah itu sesuai dengan peraturan dan menemukan modifikasi yang diperlukan.
JATR akan mulai bekerja, yang diperkirakan akan memakan waktu 90 hari, pada tanggal 29 April seperti dikutip dari The Hill, Minggu (21/4/2019).
Boeing pada awal bulan ini mengakui bahwa informasi "keliru" yang mengaktifkan sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System pesawat berkontribusi terhadap kecelakaan mematikan yang melibatkan dua pesawat Boeing 737 Max 8.
Pemerintahan Trump untuk sementara mengkandangkan pesawat Boeing 737 Max, seperti halnya beberapa pemerintah lainnya.
Bulan lalu, 157 orang tewas dalam penerbangan Ethiopian Airlines yang menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8. Pada Oktober 2018, 189 tewas dalam penerbangan Lion Air di Indonesia.
(ian)