Markas Militer Regional Myanmar di Rakhine Diserang Pemberontak
A
A
A
YANGON - Markas besar militer regional Myanmar di negara bagian Rakhine diserang oleh pemberontak etnik, Tentara Arakan (AA). Demikian rilis yang dikeluarkan oleh Kantor Panglima Angkatan Bersenjata.
AA melancarkan serangan ke bagian selatan dan tenggara markas militer regional serta pos keamanan ke-2 di desa Baungdote dekat kota Mrauk U pada Rabu malam, bertepatan dengan hari tahun baru tradisional Myanmar. Serangan yang dilakukan dari dalam desa memaksa militer untuk membalas.
Anggota kelompok AA, bersenjatakan senjata kecil dan berat, menyerang markas polisi di Mrauk U pada 9 April lalu. Serangan tersebut menyebabkan dua polisi dan satu anggota keluarga polisi terbunuh serta tujuh anggota polisi lainnya hilang.
Dalam bentrokan itu, tujuh anggota keluarga pasukan keamanan termasuk tiga anak-anak juga dibawa pergi oleh kelompok pemberontak.
Sementara 23 anggota AA, yang melarikan diri ke desa-desa terdekat, ditangkap oleh pasukan militer setelah bentrokan seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (19/4/2019).
Kelompok pemberontak etnis AA melancarkan serangan bersenjata di kota-kota Mrauk-U dan Yathedaung selama bulan Maret dan April.
Pasukan pemerintah bersumpah untuk melanjutkan operasi keamanan untuk memastikan bahwa aturan hukum berlaku di daerah itu.
Sementara itu, jam malam telah diberlakukan pada lima kota lagi di negara bagian oleh pemerintah setempat sejak 2 April setelah serangkaian serangan terhadap pasukan pemerintah oleh para pemberontak yang mengakibatkan korban dan perusakan rumah-rumah sipil.
AA melancarkan serangan ke bagian selatan dan tenggara markas militer regional serta pos keamanan ke-2 di desa Baungdote dekat kota Mrauk U pada Rabu malam, bertepatan dengan hari tahun baru tradisional Myanmar. Serangan yang dilakukan dari dalam desa memaksa militer untuk membalas.
Anggota kelompok AA, bersenjatakan senjata kecil dan berat, menyerang markas polisi di Mrauk U pada 9 April lalu. Serangan tersebut menyebabkan dua polisi dan satu anggota keluarga polisi terbunuh serta tujuh anggota polisi lainnya hilang.
Dalam bentrokan itu, tujuh anggota keluarga pasukan keamanan termasuk tiga anak-anak juga dibawa pergi oleh kelompok pemberontak.
Sementara 23 anggota AA, yang melarikan diri ke desa-desa terdekat, ditangkap oleh pasukan militer setelah bentrokan seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (19/4/2019).
Kelompok pemberontak etnis AA melancarkan serangan bersenjata di kota-kota Mrauk-U dan Yathedaung selama bulan Maret dan April.
Pasukan pemerintah bersumpah untuk melanjutkan operasi keamanan untuk memastikan bahwa aturan hukum berlaku di daerah itu.
Sementara itu, jam malam telah diberlakukan pada lima kota lagi di negara bagian oleh pemerintah setempat sejak 2 April setelah serangkaian serangan terhadap pasukan pemerintah oleh para pemberontak yang mengakibatkan korban dan perusakan rumah-rumah sipil.
(ian)