Inggris, Prancis, Jerman Minta Laporan PBB soal Aktivitas Rudal Iran
A
A
A
NEW YORK - Inggris, Prancis dan Jerman meminta laporan penuh PBB terkait aktivitas rudal Iran. Trio Eropa itu menuduh Teheran mengembangkan teknologi rudal setelah sejumlah uji coba misil dan peluncuran kendaraan ruang angkasa.
Surat permintaan laporan soal aktivitas rudal Teheran disampaikan ketiga negara Eropa tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Surat dirilis hari Selasa.
"Peluncuran kendaraan ruang angkasa dan dua rudal balistik terbaru pada bulan Februari sebagai bagian dari tren peningkatan aktivitas yang tidak konsisten dengan resolusi," bunyi surat trio Eropa, seperti dikutip AFP, Rabu (3/4/2019).
Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB—yang diadopsi tepat setelah kesepakatan nuklir 2015—menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu membawa senjata nuklir.
Teheran menegaskan bahwa program misilnya bersifat defensif dan tidak memiliki niat mengembangkan kemampuan nuklir.
Ketiga negara Eropa tersebut meminta Guterres untuk melaporkan secara penuh dan menyeluruh aktivitas rudal balistik Iran dalam laporan berikutnya, yang diharapkan keluar pada Juni.
Surat permintaan, yang muncul hampir sebulan setelah Amerika Serikat mengajukan permohonan serupa kepada PBB, mengatakan sudah waktunya untuk memulihkan pembatasan internasional yang lebih keras terhadap Teheran.
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir pada Mei tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Salah satu alasannya karena Washington khawatir akan pengembangan rudal Teheran.
Pada pertemuan dewan pada bulan Desember lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menyerukan pembatasan yang lebih ketat terhadap Iran untuk menghentikan program misilnya. Namun, Rusia dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa rudal Iran dapat membawa muatan nuklir.
Negara-negara Eropa mengatakan kendaraan ruang angkasa Safir yang digunakan untuk peluncuran satelit pada 6 Februari menggunakan teknologi yang berkaitan erat dengan pengembangan rudal balistik jarak jauh dan antarbenua.
Menurut surat trio Eropa, pada 7 Februari lalu Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan rudal surface-to-surface Dezful yang mereka klaim memiliki jangkauan 1.000 kilometer.
Masih menurut surat tersebut, dalam sebuah pameran publik di Teheran pada 4 Februari, Iran mengungkapkan varian rudal balistik Khorramshahr yang berpotensi menjadi rudal balistik jarak menengah.
Iran mengekang sebagian besar program nuklirnya di bawah kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia, tetapi Teheran terus mengembangkan teknologi rudal balistiknya.
Surat permintaan laporan soal aktivitas rudal Teheran disampaikan ketiga negara Eropa tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Surat dirilis hari Selasa.
"Peluncuran kendaraan ruang angkasa dan dua rudal balistik terbaru pada bulan Februari sebagai bagian dari tren peningkatan aktivitas yang tidak konsisten dengan resolusi," bunyi surat trio Eropa, seperti dikutip AFP, Rabu (3/4/2019).
Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB—yang diadopsi tepat setelah kesepakatan nuklir 2015—menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu membawa senjata nuklir.
Teheran menegaskan bahwa program misilnya bersifat defensif dan tidak memiliki niat mengembangkan kemampuan nuklir.
Ketiga negara Eropa tersebut meminta Guterres untuk melaporkan secara penuh dan menyeluruh aktivitas rudal balistik Iran dalam laporan berikutnya, yang diharapkan keluar pada Juni.
Surat permintaan, yang muncul hampir sebulan setelah Amerika Serikat mengajukan permohonan serupa kepada PBB, mengatakan sudah waktunya untuk memulihkan pembatasan internasional yang lebih keras terhadap Teheran.
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir pada Mei tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Salah satu alasannya karena Washington khawatir akan pengembangan rudal Teheran.
Pada pertemuan dewan pada bulan Desember lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menyerukan pembatasan yang lebih ketat terhadap Iran untuk menghentikan program misilnya. Namun, Rusia dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa rudal Iran dapat membawa muatan nuklir.
Negara-negara Eropa mengatakan kendaraan ruang angkasa Safir yang digunakan untuk peluncuran satelit pada 6 Februari menggunakan teknologi yang berkaitan erat dengan pengembangan rudal balistik jarak jauh dan antarbenua.
Menurut surat trio Eropa, pada 7 Februari lalu Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan rudal surface-to-surface Dezful yang mereka klaim memiliki jangkauan 1.000 kilometer.
Masih menurut surat tersebut, dalam sebuah pameran publik di Teheran pada 4 Februari, Iran mengungkapkan varian rudal balistik Khorramshahr yang berpotensi menjadi rudal balistik jarak menengah.
Iran mengekang sebagian besar program nuklirnya di bawah kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia, tetapi Teheran terus mengembangkan teknologi rudal balistiknya.
(mas)