Selandia Baru Buka Kembali Dua Masjid Christchurch
A
A
A
CHRISTCHURCH - Dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, yang menjadi lokasi serangan teroris telah di buka kembali. Bau cat baru tercium dari masjid yang menjadi saksi bisu pembantaian 50 jamaah oleh seorang pria bersenjata pada minggu lalu.
Setelah resmi di buka kembali, sejumlah korban yang selamat dari pembantaian berada di antara jamaah yang pertama kali masuk dan berdoa untuk mereka yang meninggal.
Di masjid Al Noor, di mana lebih dari 40 korban tewas oleh tersangka pendukung supremasi kulit putih, doa dilanjutkan dengan polisi bersenjata di lokasi. Namun tidak ada grafis yang mengingatkan akan peristiwa penembakan massal terburuk di Selandia Baru itu.
Aden Diriye, yang kehilangan putranya berusia 3 tahun Mucad Ibrahim dalam serangan itu, kembali ke masjid bersama teman-temannya.
"Saya sangat senang," ujarnya setelah berdoa. “Allah itu baik bagi kita. Saya kembali segera setelah kami dibangun kembali, untuk berdoa,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (23/3/2019).
Sebagian besar korban penembakan, yang dengan cepat dikecam oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern sebagai serangan teroris, adalah migran atau pengungsi dan kematian mereka bergema di seluruh dunia Islam.
Pangeran El Hassan bin Talal dari Yordania, yang mengunjungi masjid Al Noor, mengatakan serangan itu menyerang martabat manusia.
"Ini adalah momen kesedihan mendalam bagi kita semua, semua umat manusia," katanya.
Polisi mengatakan mereka juga telah membuka kembali masjid Linwood di dekatnya. Masjid Linwood adalah masjid kedua yang diserang selama salat Jumat pekan lalu.
Selandia Baru telah berada di bawah peringatan keamanan yang meningkat sejak serangan tersebut. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pun bergerak cepat dengan undang-undang baru tentang kepemilikan senjata yang keras, melarang beberapa senjata yang digunakan dalam penembakan 15 Maret.
Baca Juga: Resmi, Selandia Baru Larang Senapan Serbu dan Senjata Semi Otomatis
Ashif Shaikh, yang berada di masjid Al Noor pada hari pembantaian di mana dua teman serumahnya terbunuh dan kembali pada hari Sabtu, mengatakan ia tidak akan dicegah.
"Itu adalah tempat di mana kita berdoa, di mana kita bertemu, kita akan kembali, ya," ucapnya.
Setelah resmi di buka kembali, sejumlah korban yang selamat dari pembantaian berada di antara jamaah yang pertama kali masuk dan berdoa untuk mereka yang meninggal.
Di masjid Al Noor, di mana lebih dari 40 korban tewas oleh tersangka pendukung supremasi kulit putih, doa dilanjutkan dengan polisi bersenjata di lokasi. Namun tidak ada grafis yang mengingatkan akan peristiwa penembakan massal terburuk di Selandia Baru itu.
Aden Diriye, yang kehilangan putranya berusia 3 tahun Mucad Ibrahim dalam serangan itu, kembali ke masjid bersama teman-temannya.
"Saya sangat senang," ujarnya setelah berdoa. “Allah itu baik bagi kita. Saya kembali segera setelah kami dibangun kembali, untuk berdoa,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (23/3/2019).
Sebagian besar korban penembakan, yang dengan cepat dikecam oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern sebagai serangan teroris, adalah migran atau pengungsi dan kematian mereka bergema di seluruh dunia Islam.
Pangeran El Hassan bin Talal dari Yordania, yang mengunjungi masjid Al Noor, mengatakan serangan itu menyerang martabat manusia.
"Ini adalah momen kesedihan mendalam bagi kita semua, semua umat manusia," katanya.
Polisi mengatakan mereka juga telah membuka kembali masjid Linwood di dekatnya. Masjid Linwood adalah masjid kedua yang diserang selama salat Jumat pekan lalu.
Selandia Baru telah berada di bawah peringatan keamanan yang meningkat sejak serangan tersebut. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pun bergerak cepat dengan undang-undang baru tentang kepemilikan senjata yang keras, melarang beberapa senjata yang digunakan dalam penembakan 15 Maret.
Baca Juga: Resmi, Selandia Baru Larang Senapan Serbu dan Senjata Semi Otomatis
Ashif Shaikh, yang berada di masjid Al Noor pada hari pembantaian di mana dua teman serumahnya terbunuh dan kembali pada hari Sabtu, mengatakan ia tidak akan dicegah.
"Itu adalah tempat di mana kita berdoa, di mana kita bertemu, kita akan kembali, ya," ucapnya.
(ian)