Lebih dari 2,6 Juta Warga Terkena Dampak Badai Idai

Kamis, 21 Maret 2019 - 08:53 WIB
Lebih dari 2,6 Juta...
Lebih dari 2,6 Juta Warga Terkena Dampak Badai Idai
A A A
MAPUTO - Badai Idai yang menyapu wilayah tenggara Afrika berdampak pada lebih dari 2,6 juta orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut badai itu dapat menjadi salah satu bencana terkait cuaca terburuk di belahan bumi bagian selatan.

Tim penyelamat kesulitan mencapai para korban setelah lima hari Idai menerjang dengan kecepatan angin mencapai 170 km per jam dari Samudera Hindia ke Mozambik, kemudian Zimbabwe dan Malawi.

Sejumlah kelompok bantuan menyatakan banyak korban selamat terjebak di lokasi terpencil, terisolir oleh jalanan yang rusak, jembatan putus, gedung roboh, dan desa-desa banjir. Palang Merah memperkirakan lebih dari 400.000 orang rumahnya hancur akibat badai di Mozambik saja.

“Ini krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah Mozambik,” ujar Jamie LeSueur yang memimpin upaya penyelamatan di Beira untuk Federasi Internasional Palang Merah dan Masyarakat Bulan Sabit Merah.

Kawasan di barat kota pelabuhan Beira terencam banjir dan wilayah sekitar sungai Buzi dan Pungwe mengalami banjir dengan kedalaman beberapa meter. Banjir itu menenggelamkan rumah, tiang telepon dan pepohonan.

“Skala penderitaan dan kerugian masih belum pasti dan kami perkirakan jumlah orang yang terkena dampak serta orang yang meninggal akan meningkat,” ujar LeSueur, dilansir Reuters.

Citra satelit menunjukkan 1,7 juta orang berada di jalur badai di Mozambik dan sebanyak 920.000 orang di Malawi, menurut juru bicara Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP). Di Maputo, ibu kota Mozambik, warga khawatir dengan nasib kerabatnya yang tak dapat diketahui.

Mozambik telah mengumumkan tiga hari masa berkabung nasional sejak kemarin.

Beberapa pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan dan duka atas bencana itu. “Banjir besar membuat duka dan kehancuran di beberapa wilayah Mozambik, Zimbabwe dan Malawi. Saya menyatakan duka saya dan simpati untuk mereka,” papar Paus Fransiskus kemarin.

Presiden Mozambik Filipe Nyusi menyatakan badai itu menewaskan lebih dari 200 orang di negaranya tapi tim penyelamat masih menemukan banyak jasad. Warga pun mulai menguburkan keluarga mereka yang meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Berbagai lembaga bantuan kesulitan mencapai para korban selamat di wilayah terpencil. “Tantangan masih ada untuk mencari dan menyelamatkan ribuan orang, termasuk anak-anak,” papar UNICEF yang memperkirakan 260.000 orang berada di lokasi bencana.

Asosiasi Penggilingan Biji-bijian Zimbabwe menyatakan 100 truk yang membawa gandum untuk para korban bencana terjebak di Beira. Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa mengunjungi lokasi bencana kemarin. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1300 seconds (0.1#10.140)