Oposisi Venezuela Kuasai Properti Diplomatik di AS
A
A
A
WASHINGTON - Perwakilan pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido telah mengambil kendali atas tiga properti diplomatik negara itu di Amerika Serikat (AS). Hal itu dikatakan oleh utusan Guaido untuk AS ketika oposisi mendesak upaya untuk menggulingkan Presiden sosialis Nicolas Maduro.
Utusan Guaido, Carlos Vecchio, mengatakan oposisi telah menguasai dua gedung milik kementerian pertahanan Venezuela di Washington dan satu gedung konsuler di New York. Dia menambahkan bahwa kelompok itu mengharapkan untuk mengambil kendali kedutaan besar Venezuela di Washington "di hari-hari yang akan datang."
Langkah itu diambil setelah Guaido, presiden Majelis Nasional yang dikuasai oposisi, meminta konstitusi untuk menjadi presiden sementara pada Januari. Ia beralasan bahwa terpilihnya kembali Maduro pada pemilu bulan Mei 2018 lalu tidak sah.
"Kami mengambil langkah-langkah ini untuk melestarikan aset Venezuela di negara ini," kata Vecchio dari salah satu bangunan, kantor atase militer Venezuela ke Washington, setelah melepas potret Maduro dari tembok dan menggantinya dengan foto Guaido seperti dikutip dari TRT World, Selasa (19/3/2019).
AS dan puluhan negara lain mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai pemimpin sementara negara kaya minyak itu ketimbang Presiden Nicolas Maduro, yang menolak untuk mundur dan menuduh Guaido sebagai boneka AS.
Sementara itu, Rusia, China, Turki, Kuba, dan negara-negara lain berpihak pada Presiden Nicolas Maduro yang terpilih dalam pemilu yang diboikot oposisi. Mereka memperingatkan AS dan sekutunya untuk tidak "campur tangan" dalam urusan dalam negeri negara Amerika Selatan itu.
Utusan Guaido, Carlos Vecchio, mengatakan oposisi telah menguasai dua gedung milik kementerian pertahanan Venezuela di Washington dan satu gedung konsuler di New York. Dia menambahkan bahwa kelompok itu mengharapkan untuk mengambil kendali kedutaan besar Venezuela di Washington "di hari-hari yang akan datang."
Langkah itu diambil setelah Guaido, presiden Majelis Nasional yang dikuasai oposisi, meminta konstitusi untuk menjadi presiden sementara pada Januari. Ia beralasan bahwa terpilihnya kembali Maduro pada pemilu bulan Mei 2018 lalu tidak sah.
"Kami mengambil langkah-langkah ini untuk melestarikan aset Venezuela di negara ini," kata Vecchio dari salah satu bangunan, kantor atase militer Venezuela ke Washington, setelah melepas potret Maduro dari tembok dan menggantinya dengan foto Guaido seperti dikutip dari TRT World, Selasa (19/3/2019).
AS dan puluhan negara lain mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai pemimpin sementara negara kaya minyak itu ketimbang Presiden Nicolas Maduro, yang menolak untuk mundur dan menuduh Guaido sebagai boneka AS.
Sementara itu, Rusia, China, Turki, Kuba, dan negara-negara lain berpihak pada Presiden Nicolas Maduro yang terpilih dalam pemilu yang diboikot oposisi. Mereka memperingatkan AS dan sekutunya untuk tidak "campur tangan" dalam urusan dalam negeri negara Amerika Selatan itu.
(ian)