Cendekiawan Muslim Kutuk Agresi Israel di Masjid Al-Aqsa
A
A
A
DOHA - Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) mengutuk serangan terbaru yang dilakukan oleh polisi Israel terhadap Muslim Palestina di dalam kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
"Penutupan kompleks Masjid Al-Aqsa baru-baru ini, bersama dengan serangan terhadap jamaah oleh polisi Israel, merupakan serangan terang-terangan pada situs suci Islam," kata IUMS yang berbasis di Doha dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Anadolu, Jumat (15/3/2019).
IUMS juga menyalahkan negara-negara Arab karena diduga berusaha untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel.
"Rezim (Arab) yang bergegas untuk menormalkan hubungan dengan entitas Zionis memikul tanggung jawab yang cukup besar (untuk kekerasan baru-baru ini) dengan memberikan lampu hijau untuk serangan semacam itu," IUMS menegaskan.
IUMS kemudian mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Jeddah untuk mengambil tindakan segera dengan maksud untuk mendahului apa yang digambarkan sebagai agresi berbahaya Israel.
Ketegangan meningkat di Yerusalem Timur yang diduduki sejak bulan lalu, ketika polisi Israel menyegel gerbang Masjid al-Aqsa di al-Rahma Gate, atau Golden Gate, yang memicu demonstrasi kemarahan oleh warga Palestina setempat.
Dalam beberapa minggu sejak itu, pihak berwenang Israel telah melarang sejumlah warga Palestina - termasuk pejabat agama - untuk memasuki kompleks masjid, yang bagi umat Islam mewakili situs paling suci ketiga di dunia.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Negara Zionis itu menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
"Penutupan kompleks Masjid Al-Aqsa baru-baru ini, bersama dengan serangan terhadap jamaah oleh polisi Israel, merupakan serangan terang-terangan pada situs suci Islam," kata IUMS yang berbasis di Doha dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Anadolu, Jumat (15/3/2019).
IUMS juga menyalahkan negara-negara Arab karena diduga berusaha untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel.
"Rezim (Arab) yang bergegas untuk menormalkan hubungan dengan entitas Zionis memikul tanggung jawab yang cukup besar (untuk kekerasan baru-baru ini) dengan memberikan lampu hijau untuk serangan semacam itu," IUMS menegaskan.
IUMS kemudian mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Jeddah untuk mengambil tindakan segera dengan maksud untuk mendahului apa yang digambarkan sebagai agresi berbahaya Israel.
Ketegangan meningkat di Yerusalem Timur yang diduduki sejak bulan lalu, ketika polisi Israel menyegel gerbang Masjid al-Aqsa di al-Rahma Gate, atau Golden Gate, yang memicu demonstrasi kemarahan oleh warga Palestina setempat.
Dalam beberapa minggu sejak itu, pihak berwenang Israel telah melarang sejumlah warga Palestina - termasuk pejabat agama - untuk memasuki kompleks masjid, yang bagi umat Islam mewakili situs paling suci ketiga di dunia.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Negara Zionis itu menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
(ian)