Erdogan: Netanyahu Adalah Tiran Pembantai Anak-anak Palestina
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai tiran yang membantai anak-anak Palestina. Ucapan itu muncul ketika kedua pemimpin saling melontarkan hinaan dalam pertengkaran terbaru mereka.
Awalnya Netanyahu mengecam pemimpin Turki dengan sebutan "diktator" dan pembuat lelucon. Komentar itu muncul setelah seharian pejabat kedua pemerintah bertukar pembicaraan.
Turki dan Israel menjalin hubungan diplomatik, namun kerap bersitegang. Erdogan, yang selama ini menganggap dirinya sebagai jagoan dalam perjuangan Palestina, adalah kritikus vokal terhadap kebijakan Israel. Kedua pemimpin tersebut pernah saling menghina di masa lalu terkait krisis Gaza.
"Hai Netanyahu. Anda adalah seorang tiran, Anda adalah seorang tiran yang membantai anak-anak Palestina berusia tujuh tahun," kata Erdogan dalam sebuah rapat umum di Ibu Kota Turki, Ankara, hari Rabu, yang dikutip AFP, Kamis (14/3/2019).
Erdogan juga menyinggung bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di Yerusalem. Dia mengecam pasukan keamanan Israel karena memasuki tempat suci.
"Jangan memprovokasi. Lihat, kami belum menindas orang Yahudi di negara ini. Kami belum melakukan apa pun yang Anda lakukan pada sinagog di sini. Jangan memprovokasi kami. Kami tidak akan jatuh ke dalam perangkap ini," kata Erdogan.
Netanyahu Membalas
Netanyahu dengan cepat membalas kecaman Erdogan melalui Twitter pada Rabu malam. "Erdogan, diktator yang mengirim puluhan ribu lawan politik ke penjara, melakukan genosida terhadap Kurdi, dan menduduki Siprus Utara, berkhotbah kepada saya, pada Israel, dan ke Pasukan Pertahanan Israel, tentang demokrasi dan etika perang. Sebuah lelucon," tulis Netanyahu.
"Yang terbaik adalah dia tidak terlibat dengan Yerusalem, ibu kota kami selama 3.000 tahun. Erdogan hanya bisa belajar dari kita bagaimana menghormati setiap agama dan melindungi hak asasi manusia," lanjut dia.
Pertengkaran terbaru terjadi setelah Netanyahu menyebut Israel sebagai negara untuk bangsa Yahudi saja, bukan untuk semua warganya. Komentar itu mendorong kritikan keras dari Turki pada hari Selasa dengan menuduh pemimpin Israel itu bertindak rasisme secara terang-terangan.
Pada Rabu pagi, Netanyahu membalas kritikan itu dalam sebuah pernyataan dari kantornya. Dia menyebut Erdogan seorang "diktator".
Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin untuk menuduh Netanyahu menyerang Erdogan karena mengekspos pemimpin Israel itu atas "pernyataan rasis", di mana Netanyahu mendiskriminasikan orang Arab dan Muslim.
"Negara apartheid yang dipimpinnya menduduki tanah Palestina, membunuh wanita dan anak-anak serta memenjarakan warga Palestina di tanah mereka sendiri," tulis Kalin di Twitter.
Kedua negara pada tahun 2016 mengakhiri keretakan hubungan selama enam tahun yang dipicu oleh serangan Israel atas kapal aktivis yang menuju Gaza. Serangan itu menewaskan 10 aktivis Turki dan menyebabkan runtuhnya hubungan diplomatik.
Awalnya Netanyahu mengecam pemimpin Turki dengan sebutan "diktator" dan pembuat lelucon. Komentar itu muncul setelah seharian pejabat kedua pemerintah bertukar pembicaraan.
Turki dan Israel menjalin hubungan diplomatik, namun kerap bersitegang. Erdogan, yang selama ini menganggap dirinya sebagai jagoan dalam perjuangan Palestina, adalah kritikus vokal terhadap kebijakan Israel. Kedua pemimpin tersebut pernah saling menghina di masa lalu terkait krisis Gaza.
"Hai Netanyahu. Anda adalah seorang tiran, Anda adalah seorang tiran yang membantai anak-anak Palestina berusia tujuh tahun," kata Erdogan dalam sebuah rapat umum di Ibu Kota Turki, Ankara, hari Rabu, yang dikutip AFP, Kamis (14/3/2019).
Erdogan juga menyinggung bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di Yerusalem. Dia mengecam pasukan keamanan Israel karena memasuki tempat suci.
"Jangan memprovokasi. Lihat, kami belum menindas orang Yahudi di negara ini. Kami belum melakukan apa pun yang Anda lakukan pada sinagog di sini. Jangan memprovokasi kami. Kami tidak akan jatuh ke dalam perangkap ini," kata Erdogan.
Netanyahu Membalas
Netanyahu dengan cepat membalas kecaman Erdogan melalui Twitter pada Rabu malam. "Erdogan, diktator yang mengirim puluhan ribu lawan politik ke penjara, melakukan genosida terhadap Kurdi, dan menduduki Siprus Utara, berkhotbah kepada saya, pada Israel, dan ke Pasukan Pertahanan Israel, tentang demokrasi dan etika perang. Sebuah lelucon," tulis Netanyahu.
"Yang terbaik adalah dia tidak terlibat dengan Yerusalem, ibu kota kami selama 3.000 tahun. Erdogan hanya bisa belajar dari kita bagaimana menghormati setiap agama dan melindungi hak asasi manusia," lanjut dia.
Pertengkaran terbaru terjadi setelah Netanyahu menyebut Israel sebagai negara untuk bangsa Yahudi saja, bukan untuk semua warganya. Komentar itu mendorong kritikan keras dari Turki pada hari Selasa dengan menuduh pemimpin Israel itu bertindak rasisme secara terang-terangan.
Pada Rabu pagi, Netanyahu membalas kritikan itu dalam sebuah pernyataan dari kantornya. Dia menyebut Erdogan seorang "diktator".
Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin untuk menuduh Netanyahu menyerang Erdogan karena mengekspos pemimpin Israel itu atas "pernyataan rasis", di mana Netanyahu mendiskriminasikan orang Arab dan Muslim.
"Negara apartheid yang dipimpinnya menduduki tanah Palestina, membunuh wanita dan anak-anak serta memenjarakan warga Palestina di tanah mereka sendiri," tulis Kalin di Twitter.
Kedua negara pada tahun 2016 mengakhiri keretakan hubungan selama enam tahun yang dipicu oleh serangan Israel atas kapal aktivis yang menuju Gaza. Serangan itu menewaskan 10 aktivis Turki dan menyebabkan runtuhnya hubungan diplomatik.
(mas)