Identifikasi WNI Korban Ethiopian Airlines, Adik Harina Cocokkan DNA
A
A
A
JAKARTA - Adik dari Harina Hafitz, warga negara Indonesia (WNI) yang jadi korban tragedi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, saat ini sudah berada di Roma, Italia. Dia akan membantu mengidentifikasi korban dengan mencocokkan DNA.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir membenarkan bahwa adik Harina sudah berada di Roma.
Arrmanatha mengatakan pemerintah Ethiopia telah menyatakan proses identifikasi korban akan berbarengan dengan proses investigasi kecelakaan pesawat. Pihak Addis Ababa, lanjut Arrmanatha, telah meminta keluarga korban untuk memberikann sampel DNA guna membantu proses identifikasi.
"Berbarengan dengan proses investigasi dari kecelakaan itu," kata Arrmanatha. "Mereka juga akan mendapat bantuan dari FAA (Federal Aviation Administration) Amerika Serikat, Boeing sendiri akan membantu proses investigasi," lanjut diplomat Indonesia tersebut, Selasa (12/3/2019).
"Untuk proses identifikasi, pemerintah Ethiopia mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan dari pihak keluarga untuk proses post mortem, pihak KBRI Roma sudah menyampaikan kepada keluarga dan mereka siap untuk memberikan sampel DNA," imbuh dia.
Harina Hafitz adalah pekerja di Badan Pangan Dunia atau WFP. Dia berkantor atau berbasis di Roma. Harina menjadi salah satu dari 157 orang yang meninggal dalam kecelakaan pesawat tersebut,
Sebelumnya, Direktur Eksekutif WFP David Beasley, dalam sebuah pernyataan menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarga staf WFP yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.
"Tidak diragukan lagi ini adalah hari tersedih yang saya miliki sebagai Direktur Eksekutif Anda. Kita semua berduka bagi mereka yang meninggal dalam tragedi Ethiopian Airlines, Ekta Adhikari dari Nepal, yang bertugas di Addis Ababa," katanya.
"Maria Pilar Buzzetti dari Italia, stasiun tugas Roma. Virginia Chimenti dari Italia, stasiun tugas Roma. Harina Hafitz dari Indonesia, stasiun tugas Roma, Zhen-Zhen Huang dari Cina, stasiun tugas Roma, Michael Ryan dari Irlandia, stasiun tugas Roma, Djordje Vdovic dari Serbia, stasiun tugas Bangkok," papar Beasley.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir membenarkan bahwa adik Harina sudah berada di Roma.
Arrmanatha mengatakan pemerintah Ethiopia telah menyatakan proses identifikasi korban akan berbarengan dengan proses investigasi kecelakaan pesawat. Pihak Addis Ababa, lanjut Arrmanatha, telah meminta keluarga korban untuk memberikann sampel DNA guna membantu proses identifikasi.
"Berbarengan dengan proses investigasi dari kecelakaan itu," kata Arrmanatha. "Mereka juga akan mendapat bantuan dari FAA (Federal Aviation Administration) Amerika Serikat, Boeing sendiri akan membantu proses investigasi," lanjut diplomat Indonesia tersebut, Selasa (12/3/2019).
"Untuk proses identifikasi, pemerintah Ethiopia mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan dari pihak keluarga untuk proses post mortem, pihak KBRI Roma sudah menyampaikan kepada keluarga dan mereka siap untuk memberikan sampel DNA," imbuh dia.
Harina Hafitz adalah pekerja di Badan Pangan Dunia atau WFP. Dia berkantor atau berbasis di Roma. Harina menjadi salah satu dari 157 orang yang meninggal dalam kecelakaan pesawat tersebut,
Sebelumnya, Direktur Eksekutif WFP David Beasley, dalam sebuah pernyataan menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarga staf WFP yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.
"Tidak diragukan lagi ini adalah hari tersedih yang saya miliki sebagai Direktur Eksekutif Anda. Kita semua berduka bagi mereka yang meninggal dalam tragedi Ethiopian Airlines, Ekta Adhikari dari Nepal, yang bertugas di Addis Ababa," katanya.
"Maria Pilar Buzzetti dari Italia, stasiun tugas Roma. Virginia Chimenti dari Italia, stasiun tugas Roma. Harina Hafitz dari Indonesia, stasiun tugas Roma, Zhen-Zhen Huang dari Cina, stasiun tugas Roma, Michael Ryan dari Irlandia, stasiun tugas Roma, Djordje Vdovic dari Serbia, stasiun tugas Bangkok," papar Beasley.
(mas)