Pakistan Tersudut soal Jet F-16, Taiwan Dijadikan Kambing Hitam
A
A
A
ISLAMABAD - Bukti yang disodorkan militer New Delhi bahwa militer Islamabad menggunakan pesawat jet tempur F-16 dalam konflik dengan India di Kashmir telah membuat Pakistan tersudut. Kini, media Pakistan menjadikan Taiwan sebagai kambing hitam.
Bukti yang disodorkan militer New Delhi adalah puing-puing AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM, rudal buatan Amerika Serikat (AS) yang menjadi senjata jet tempur F-16.
Masalah ini sensitif karena jet tempur yang dipasok AS hanya boleh digunakan untuk misi kontra-terorisme, bukan menyerang negara lain.
Media Pakistan berbahasa Inggris, Express Tribune, melaporkan puing-puing itu merupakan bagian dari rudal yang dijual oleh AS ke Taiwan. Para jurnalis media itu mengklaim melacak nomor identifikasi dari rudal AIM-120C-5 AMRAAM, yang menurut mereka masuk daftar Departemen Pertahanan AS sebagai rudal yang dijual ke Taiwan dengan nilai kontrak USD2,38 juta.
Tuduhan media itu tidak masuk akal, karena Taiwan tidak terlibat konflik dengan India. Selain itu, mustahil jet tempur Taiwan dengan rudal tersebut menyerang wilayah Kashmir yang dikuasai India bertepatan dengan hari di mana konflik New Delhi dan Islamabad pecah.
"Bagaimana puing-puing rudal yang dijual ke Taiwan berakhir di tangan wakil marsekal udara militer India adalah sesuatu yang hanya bisa dijelaskan oleh New Delhi," tulis media Pakistan tersebut, dikutip Economic Times, Senin (4/3/2019). Media-media India menyebut Islamabad lihai menutupi kebohongan dengan membuat kebohongan lainnya.
Angkatan Udara Taiwan yang dijadikan kambing hitam oleh media Pakistan bergegas melakukan pengecekan dan memastikan bahwa nomor identifikasi rudal yang dilaporkan media tersebut tidak cocok dengan salah satu misilnya. Angkatan Udara tersebut memastikan misil yang dibeberkan militer New Delhi tidak kompatibel dengan sistem senjata yang dimilikinya.
"Jenis senjata seperti misil yang dipasok oleh AS adalah untuk digunakan Taiwan sendiri dan tidak dapat dijual ke negara lain," kata Angkatan Udara pulau tersebut.
Media Taiwan menggambarkan tuduhan media Pakistan sebagai kasus "Taiwan tertembak peluru ketika berbaring".
Taiwan yang nama resminya Republik Tiongkok tidak menikmati hubungan diplomatik dengan India. Keduanya memiliki kantor budaya dan komersial di masing-masing negara dan tidak berbagi kemitraan pertahanan apa pun. Taiwan sendiri dilindungi di bawah payung militer AS.
Serangan udara telah menyebabkan beberapa pertempuran lintas perbatasan, termasuk pertempuran udara di mana Varthaman ditangkap, serta kewaspadaan di seluruh dunia ketika berbagai kekuatan menyaksikan konflik dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.
Konflik di Kashmir antara India dan Pakistan—dua negara bersenjata nuklir—pecah setelah serangan bom mobil oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Serangan pada 14 Februari itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India yang sedang konvoi.
Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara melintasi garis kontrol Kashmir, dengan mengklaim menewaskan banyak teroris disebut India mendapat izin untuk bersembunyi di Pakistan.
Pakistan membantah bahwa ada gerilyawan yang hadir di wilayahnya dan menuduh India melakukan serangan terorisme terhadap lingkungan karena serangan udaranya menghancurkan pohon-pohon di hutan lindung.
Bukti yang disodorkan militer New Delhi adalah puing-puing AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM, rudal buatan Amerika Serikat (AS) yang menjadi senjata jet tempur F-16.
Masalah ini sensitif karena jet tempur yang dipasok AS hanya boleh digunakan untuk misi kontra-terorisme, bukan menyerang negara lain.
Media Pakistan berbahasa Inggris, Express Tribune, melaporkan puing-puing itu merupakan bagian dari rudal yang dijual oleh AS ke Taiwan. Para jurnalis media itu mengklaim melacak nomor identifikasi dari rudal AIM-120C-5 AMRAAM, yang menurut mereka masuk daftar Departemen Pertahanan AS sebagai rudal yang dijual ke Taiwan dengan nilai kontrak USD2,38 juta.
Tuduhan media itu tidak masuk akal, karena Taiwan tidak terlibat konflik dengan India. Selain itu, mustahil jet tempur Taiwan dengan rudal tersebut menyerang wilayah Kashmir yang dikuasai India bertepatan dengan hari di mana konflik New Delhi dan Islamabad pecah.
"Bagaimana puing-puing rudal yang dijual ke Taiwan berakhir di tangan wakil marsekal udara militer India adalah sesuatu yang hanya bisa dijelaskan oleh New Delhi," tulis media Pakistan tersebut, dikutip Economic Times, Senin (4/3/2019). Media-media India menyebut Islamabad lihai menutupi kebohongan dengan membuat kebohongan lainnya.
Angkatan Udara Taiwan yang dijadikan kambing hitam oleh media Pakistan bergegas melakukan pengecekan dan memastikan bahwa nomor identifikasi rudal yang dilaporkan media tersebut tidak cocok dengan salah satu misilnya. Angkatan Udara tersebut memastikan misil yang dibeberkan militer New Delhi tidak kompatibel dengan sistem senjata yang dimilikinya.
"Jenis senjata seperti misil yang dipasok oleh AS adalah untuk digunakan Taiwan sendiri dan tidak dapat dijual ke negara lain," kata Angkatan Udara pulau tersebut.
Media Taiwan menggambarkan tuduhan media Pakistan sebagai kasus "Taiwan tertembak peluru ketika berbaring".
Taiwan yang nama resminya Republik Tiongkok tidak menikmati hubungan diplomatik dengan India. Keduanya memiliki kantor budaya dan komersial di masing-masing negara dan tidak berbagi kemitraan pertahanan apa pun. Taiwan sendiri dilindungi di bawah payung militer AS.
Serangan udara telah menyebabkan beberapa pertempuran lintas perbatasan, termasuk pertempuran udara di mana Varthaman ditangkap, serta kewaspadaan di seluruh dunia ketika berbagai kekuatan menyaksikan konflik dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.
Konflik di Kashmir antara India dan Pakistan—dua negara bersenjata nuklir—pecah setelah serangan bom mobil oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Serangan pada 14 Februari itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India yang sedang konvoi.
Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara melintasi garis kontrol Kashmir, dengan mengklaim menewaskan banyak teroris disebut India mendapat izin untuk bersembunyi di Pakistan.
Pakistan membantah bahwa ada gerilyawan yang hadir di wilayahnya dan menuduh India melakukan serangan terorisme terhadap lingkungan karena serangan udaranya menghancurkan pohon-pohon di hutan lindung.
(mas)