Rusia Siap Luncurkan S-500 dan S-350, Momok bagi Jet Siluman F-35 AS
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengumumkan sistem pertahanan rudal canggih S-500 dan S-350 segera memasuki layanan tempur angkatan bersenjata Moskow. Media setempat mengutip sumber militer Moskow mengklaim kedua sistem rudal itu akan menjadi momok bagi pesawat jet tempur siluman F-35 dan F-22 Amerika Serikat (AS) karena bisa menjatuhkan dua jenis pesawat itu dari jarak ratusan mil.
Komandan Akademi Dirgantara Zhukov, Letnan Jenderal Vladimir Lyaporov, mengumumkan persiapan peluncuran senjata pertahanan terbaru Rusia itu dalam sebuah wawancara yang diterbitkan surat kabar Krasnaya Zvezda pada hari Jumat.
Pada tahun 2019, kelompok perwira pertama akan menyelesaikan kursus pelatihan untuk menggunakan S-500, sebuah sistem rudal jarak jauh yang akan membentuk tulang punggung sistem pertahanan udara dan pertahanan rudal yang terintegrasi.
"Saya ingin mencatat bahwa pada tahun 2019, kelompok perwira pertama akan menyelesaikan kursus akademi untuk menggunakan sistem S-500. Sistem belum masuk layanan, tetapi kami berharap mereka akan melakukannya dalam waktu dekat," katanya, yang dilansir kantor berita TASS, Sabtu (2/3/2019).
"Pada akhir tahun, (angkatan bersenjata) pusat diharapkan menerima sistem S-350 Vityaz pertama," lanjut jenderal tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pengiriman sistem S-500 kepada pasukan Rusia akan dimulai pada tahun 2020. Tergantung pada jenis rudal yang dilengkapi, sistem itu akan mampu menembak jatuh kedua target di udara, seperti pesawat tempur, drone, dan rudal balistik.
Media-media Barat sebelumnya melaporkan bahwa sistem pertahanan rudal canggih Rusia itu berhasil mencapai target sejauh 481,2 km, atau melampaui rekor sebelumnya yakni 80 km. Pada Mei tahun lalu, sumber-sumber intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Rusia telah menggunakan S-500 dalam sebuah tes untuk menyerang target pada jarak 299 mil, sekitar 50 mil lebih jauh dari serangan sebelumnya yang diketahui.
S-350 Vityaz dirancang untuk mempertahankan fasilitas administrasi dan militer yang penting dari serangan udara. Senjata pertahanan ini beroperasi secara otomatis dan tim menyebarkan dan mengendalikan senjata.
Sistem S-350 yang terdiri dari pos komando 50K6E, radar multifungsi 50N6E dan peluncur 50P6E dengan setiap peluncur dirancang untuk menembakkan 12 rudal 9M96E2. Secara bersamaan sistem ini dapat menembakkan 16 target udara atau 12 target balistik. Jangkauan maksimum adalah 60 km dan ketinggian 30 km. Waktu penyebaran adalah lima menit. Awak yang mengoperasikannya terdiri dari tiga orang.
Komandan Akademi Dirgantara Zhukov, Letnan Jenderal Vladimir Lyaporov, mengumumkan persiapan peluncuran senjata pertahanan terbaru Rusia itu dalam sebuah wawancara yang diterbitkan surat kabar Krasnaya Zvezda pada hari Jumat.
Pada tahun 2019, kelompok perwira pertama akan menyelesaikan kursus pelatihan untuk menggunakan S-500, sebuah sistem rudal jarak jauh yang akan membentuk tulang punggung sistem pertahanan udara dan pertahanan rudal yang terintegrasi.
"Saya ingin mencatat bahwa pada tahun 2019, kelompok perwira pertama akan menyelesaikan kursus akademi untuk menggunakan sistem S-500. Sistem belum masuk layanan, tetapi kami berharap mereka akan melakukannya dalam waktu dekat," katanya, yang dilansir kantor berita TASS, Sabtu (2/3/2019).
"Pada akhir tahun, (angkatan bersenjata) pusat diharapkan menerima sistem S-350 Vityaz pertama," lanjut jenderal tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pengiriman sistem S-500 kepada pasukan Rusia akan dimulai pada tahun 2020. Tergantung pada jenis rudal yang dilengkapi, sistem itu akan mampu menembak jatuh kedua target di udara, seperti pesawat tempur, drone, dan rudal balistik.
Media-media Barat sebelumnya melaporkan bahwa sistem pertahanan rudal canggih Rusia itu berhasil mencapai target sejauh 481,2 km, atau melampaui rekor sebelumnya yakni 80 km. Pada Mei tahun lalu, sumber-sumber intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Rusia telah menggunakan S-500 dalam sebuah tes untuk menyerang target pada jarak 299 mil, sekitar 50 mil lebih jauh dari serangan sebelumnya yang diketahui.
S-350 Vityaz dirancang untuk mempertahankan fasilitas administrasi dan militer yang penting dari serangan udara. Senjata pertahanan ini beroperasi secara otomatis dan tim menyebarkan dan mengendalikan senjata.
Sistem S-350 yang terdiri dari pos komando 50K6E, radar multifungsi 50N6E dan peluncur 50P6E dengan setiap peluncur dirancang untuk menembakkan 12 rudal 9M96E2. Secara bersamaan sistem ini dapat menembakkan 16 target udara atau 12 target balistik. Jangkauan maksimum adalah 60 km dan ketinggian 30 km. Waktu penyebaran adalah lima menit. Awak yang mengoperasikannya terdiri dari tiga orang.
(mas)