Rouhani Sebut Sanksi AS Terhadap Iran 'Tindakan Teroris'

Kamis, 21 Februari 2019 - 12:08 WIB
Rouhani Sebut Sanksi AS Terhadap Iran Tindakan Teroris
Rouhani Sebut Sanksi AS Terhadap Iran 'Tindakan Teroris'
A A A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhanin mengatakan hubungan dengan Amerika Serikat (AS) jarang begitu buruk dan sanksi pemerintahan Trump yang menargetkan sektor minyak serta perbankan Teheran adalah "tindakan teroris."

Washington dan Teheran selama ini dikenal sebagai dua musuh bebuyutan pasca revolusi Iran tahun 1979. Permusuhan keduanya meningkat sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional Mei lalu dan menerapkan kembali sanksi yang dicabut berdasarkan perjanjian tersebut.

"Ketegangan antara Iran dan Amerika saat ini sudah maksimal. Amerika telah menggunakan semua kekuatannya untuk melawan kita," kata Rouhani dalam pertemuan kabinet.

"Tekanan AS pada perusahaan dan bank untuk menghentikan bisnis dengan Iran adalah seratus persen tindakan teroris," tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/2/2019).

Trump telah memberlakukan kembali sanksi dengan tujuan memangkas penjualan minyak Iran dan mencekik ekonominya untuk membatasi program rudal balistik dan kegiatannya di Timur Tengah, terutama dalam konflik di Suriah dan Yaman.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh AS munafik karena berusaha merusak program nuklir Iran sambil berusaha menjual teknologi nuklir ke Arab Saudi, saingan regional Teheran.

"Baik hak asasi manusia maupun program nuklir tidak menjadi perhatian nyata AS. Pertama seorang jurnalis yang terpecah belah; sekarang penjualan ilegal teknologi nuklir ke Arab Saudi sepenuhnya mengekspos #Hypocrisy," kata Zarif dalam sebuah tweet.

Dia merujuk pada pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, yang memicu revitalisasi internasional. Tubuhnya hingga saat ini belum ditemukan.

CIA mengatakan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman kemungkinan memerintahkan pembunuhan itu, yang kemudian dibantah Riyadh. Trump mendukung sang pangeran, mengatakan penjualan senjata ke Arab Saudi adalah sumber penting bagi AS.

Anggota parlemen Demokrat AS menduga dalam sebuah laporan yang dirilis Selasa bahwa usulan transfer teknologi nuklir AS ke Arab Saudi sedang cepat dilacak di sekitar proses persetujuan wajib.

Tidak seperti AS, kekuatan Eropa bekerja untuk mempertahankan kesepakatan nuklir internasional 2015 dengan Iran. Tetapi Prancis mengatakan siap untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan mengenai program rudal balistiknya.

Dalam reaksi yang jelas terhadap tekanan Prancis, Rouhani mengatakan: "Kami ingin interaksi yang konstruktif dengan dunia, tetapi negara-negara yang bekerja dengan kami seharusnya tidak memiliki tuntutan yang berlebihan. Iran bersikap tegas dan akan bertindak berdasarkan kepentingan nasionalnya."

Iran sendiri bersikeras mengatakan program misilnya murni bersifat defensif.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6702 seconds (0.1#10.140)