Tegang dengan AS, Iran Luncurkan Kapal Selam Berudal Jelajah
A
A
A
TEHERAN - Iran pada hari Minggu meluncurkan kapal selam baru buatan lokal yang mampu menembakkan rudal jelajah. Peluncuran kapal selam bernama Fateh ini berlangsung di saat ketegangan antara Teheran dengan Washington sedang memanas.
Upacara peluncuran dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani di kota pelabuhan selatan Bandar Abbas. "Hari ini, Republik Islam Iran sepenuhnya bergantung pada darat, udara dan laut," kata Rouhani.
"Kekuatan defensif kami dimaksudkan untuk membela kepentingan kami dan kami tidak pernah berusaha menyerang negara mana pun," ujarnya, seperti dikutip AFP, Senin (18/2/2019).
Menurut kantor berita Fars, Fateh merupakan kapal selam pertama di Iran dalam kategori semi-berat. Kapal itu akan mengisi celah antara kapal kelas Ghadir yang ringan dan kapal selam kelas Kilo yang berat.
Fars menyatakan kapal selam Fateh memiliki bobot hampir 600 ton ketika berada di bawah air. Kapal itu dilengkapi dengan torpedo dan ranjau laut di samping senjata utamanya; rudal jelajah. Kapal tersebut diklaim dapat beroperasi lebih dari 200 meter di bawah permukaan laut hingga 35 hari.
Ketegangan Iran dan Amerika Serikat mulai memanas sejak Washington menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral 2015 pada Mei 2018. Washington lantas mengenakan kembali sanksi unilateral terhadap Iran pada akhir tahun lalu.
Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada 7 Februari meluncurkan rudal balistik baru dengan jangkauan 1.000 kilometer (620 mil). Rudal surface-to-surface (permukaan-ke-permukaan) itu diberi nama Dezful. Komandan Dirgantara Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh mengatakan Dezful adalah upgrade dari misil Zolfaghar yang sudah tua yang memiliki jangkauan 700 kilometer.
Rouhani mengatakan pada hari Minggu bahwa tekanan oleh musuh, ancaman perang dan sanksi adalah insentif bagi Teheran untuk mandiri dalam industri pertahanannya.
"Mungkin kita tidak akan memiliki motivasi untuk industrialisasi sektor pertahanan kita," katanya, jika Iran bisa membeli persenjataan yang dibutuhkan.
Para menteri termasuk dari kabinet militer Iran menghadiri upacara peluncuran tersebut.
Upacara peluncuran dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani di kota pelabuhan selatan Bandar Abbas. "Hari ini, Republik Islam Iran sepenuhnya bergantung pada darat, udara dan laut," kata Rouhani.
"Kekuatan defensif kami dimaksudkan untuk membela kepentingan kami dan kami tidak pernah berusaha menyerang negara mana pun," ujarnya, seperti dikutip AFP, Senin (18/2/2019).
Menurut kantor berita Fars, Fateh merupakan kapal selam pertama di Iran dalam kategori semi-berat. Kapal itu akan mengisi celah antara kapal kelas Ghadir yang ringan dan kapal selam kelas Kilo yang berat.
Fars menyatakan kapal selam Fateh memiliki bobot hampir 600 ton ketika berada di bawah air. Kapal itu dilengkapi dengan torpedo dan ranjau laut di samping senjata utamanya; rudal jelajah. Kapal tersebut diklaim dapat beroperasi lebih dari 200 meter di bawah permukaan laut hingga 35 hari.
Ketegangan Iran dan Amerika Serikat mulai memanas sejak Washington menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral 2015 pada Mei 2018. Washington lantas mengenakan kembali sanksi unilateral terhadap Iran pada akhir tahun lalu.
Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada 7 Februari meluncurkan rudal balistik baru dengan jangkauan 1.000 kilometer (620 mil). Rudal surface-to-surface (permukaan-ke-permukaan) itu diberi nama Dezful. Komandan Dirgantara Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh mengatakan Dezful adalah upgrade dari misil Zolfaghar yang sudah tua yang memiliki jangkauan 700 kilometer.
Rouhani mengatakan pada hari Minggu bahwa tekanan oleh musuh, ancaman perang dan sanksi adalah insentif bagi Teheran untuk mandiri dalam industri pertahanannya.
"Mungkin kita tidak akan memiliki motivasi untuk industrialisasi sektor pertahanan kita," katanya, jika Iran bisa membeli persenjataan yang dibutuhkan.
Para menteri termasuk dari kabinet militer Iran menghadiri upacara peluncuran tersebut.
(mas)