Pejabat Menteri Pertahanan AS Tiba-tiba Sambangi Baghdad
A
A
A
BAGHDAD - Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Patrick Shanahan, melakukan kunjungan mendadak ke Ibu Kota Irak , Baghdad. Dalam kunjungannya, ia menekankan pentingnya kedaulatan Irak dan membicarakan masalah masa depan pasukan AS di negara itu.
"Kami berada di Irak atas undangan pemerintah dan kepentingan kami adalah untuk membangun kemampuan keamanan Irak," kata Shanahan.
"Saya ingin mendengar langsung dari mereka tentang kekhawatiran, dinamika politik yang mereka hadapi dan kemudian berdasarkan bahwa kami jelas akan memasukkan faktor itu ke dalam perencanaan kami," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Selasa (12/2/2019).
Dalam kunjungan pertamanya, Shanahan akan bertemu dengan para pemimpin Irak termasuk Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi dan juga akan membahas penarikan pasukan AS dari Suriah dengan Komandan AS.
Ditanya apakah pasukan AS di Suriah dapat dipindahkan ke Irak, Shanahan mengatakan dia akan melakukan pembicaraan tentang topik ini selama kunjungannya.
Dalam kesempatan itu, Shanahan juga menyinggung tentang kebangkitan ISIS. Menurutnya, kebangkitan kelompok ekstrimis itu adalah sebuah risiko kecuali jika ada upaya berkelanjutan.
ISIS telah dinyatakan dikalahkan di Irak pada tahun 2017, tetapi terus melakukan serangan pemberontakan skala kecil di beberapa daerah.
"Tindak lanjut, dukungan untuk keamanan, di sinilah kami benar-benar melihat ke mitra koalisi," katanya.
Presiden Donald Trump mengatakan bulan ini bahwa kehadiran AS diperlukan untuk mengamati Iran, yang akan melampaui misi koalisi pimpinan AS di Irak dan Suriah mengalahkan Negara Islam.
Baca Juga: AS Akan Lindungi Israel dengan Intai Militer Iran dari Irak
Komentar Trump memicu kecaman universal dari para pemimpin Irak termasuk Abdul Mahdi. Ia lantas mengajukan pertanyaan tentang kehadiran jangka panjang sekitar 5.200 tentara AS di negara itu 16 tahun setelah invasi yang menggulingkan Saddam Hussein.
"Kami berada di Irak atas undangan pemerintah dan kepentingan kami adalah untuk membangun kemampuan keamanan Irak," kata Shanahan.
"Saya ingin mendengar langsung dari mereka tentang kekhawatiran, dinamika politik yang mereka hadapi dan kemudian berdasarkan bahwa kami jelas akan memasukkan faktor itu ke dalam perencanaan kami," imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Selasa (12/2/2019).
Dalam kunjungan pertamanya, Shanahan akan bertemu dengan para pemimpin Irak termasuk Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi dan juga akan membahas penarikan pasukan AS dari Suriah dengan Komandan AS.
Ditanya apakah pasukan AS di Suriah dapat dipindahkan ke Irak, Shanahan mengatakan dia akan melakukan pembicaraan tentang topik ini selama kunjungannya.
Dalam kesempatan itu, Shanahan juga menyinggung tentang kebangkitan ISIS. Menurutnya, kebangkitan kelompok ekstrimis itu adalah sebuah risiko kecuali jika ada upaya berkelanjutan.
ISIS telah dinyatakan dikalahkan di Irak pada tahun 2017, tetapi terus melakukan serangan pemberontakan skala kecil di beberapa daerah.
"Tindak lanjut, dukungan untuk keamanan, di sinilah kami benar-benar melihat ke mitra koalisi," katanya.
Presiden Donald Trump mengatakan bulan ini bahwa kehadiran AS diperlukan untuk mengamati Iran, yang akan melampaui misi koalisi pimpinan AS di Irak dan Suriah mengalahkan Negara Islam.
Baca Juga: AS Akan Lindungi Israel dengan Intai Militer Iran dari Irak
Komentar Trump memicu kecaman universal dari para pemimpin Irak termasuk Abdul Mahdi. Ia lantas mengajukan pertanyaan tentang kehadiran jangka panjang sekitar 5.200 tentara AS di negara itu 16 tahun setelah invasi yang menggulingkan Saddam Hussein.
(ian)