China Kembangkan Jet Tempur Generasi Ke-6 untuk Kalahkan AS
A
A
A
BEIJING - China sedang mengembangkan pesawat jet tempur generasi keenam yang dapat dilihat hasilnya pada awal 2035. Proyek pesawat ini untuk mengejar ambisi militer Beijing untuk mengalahkan Amerika Serikat (AS) yang saat ini membanggakan jet tempur siluman generasi kelima.
Surat kabar pro-pemerintah, Global Times, mengungkap proyek jet tempur generasi keenam tersebut dalam laporannya hari Senin. Menurut laporan itu, Beijing memang terkunci dalam perlombaan senjata yang intens dengan Washington, tapi Beijing tidak mundur.
Laporan itu bersumber dari wawancara dengan Wang Haifeng, kepala arsitek di Lembaga Penelitian dan Desain (R&D) Pesawat Chengdu yang terlibat dalam pengembangan jet tempur siluman J-20.
"China tidak akan ketinggalan dalam perlombaan global menuju jet tempur generasi keenam," tulis Global Times, yang dikutip Bussines Insider, Selasa (12/2/2019).
Belum jelas kemampuan apa yang dimiliki jet tempur generasi keenam. Namun, secara umum pesawat impian Beijing itu diharapkan lebih mampu daripada generasi sebelumnya, dengan menggabungkan sistem senjata yang lebih maju, teknologi siluman yang di-upgrade, kecerdasan buatan, dan fitur-fitur canggih lainnya.
Rencana untuk jet tempur generasi masa depan China belum diumumkan secara resmi, tetapi pihak R&D China menunjukkan bahwa mereka sedang mengejar teknologi tersebut.
"Tradisi Tiongkok (China) adalah memiliki satu generasi dalam layanan, yang baru dalam pengembangan dan generasi berikutnya yang sedang dipelajari," kata seorang pakar militer mengatakan kepada Global Times, yang tak ditulis identitasnya.
"Sekarang J-20 sudah beroperasi, pengembangan untuk pesawat baru juga sedang berlangsung," katanya, yang menambahkan tradisi serupa juga terjadi pada pengembangan kapal induk.
Desainer J-20 pada tahun lalu juga mengakui bahwa perusahaan sudah memikirkan pesawat tempur masa depan.
"Kami tidak puas dengan apa yang telah kami capai," kata Yang Wei, wakil direktur sains dan teknologi di Aviation Industry Corp of China, kepada People's Daily. "Kami akan mengembangkan J-20 menjadi keluarga besar dan terus memperkuat kapasitas pemrosesan informasi dan kecerdasannya. Pada saat yang sama, kami akan memikirkan pesawat tempur generasi kami berikutnya untuk memenuhi persyaratan bangsa di masa depan."
J-20 memasuki layanan militer pada bulan Maret 2017; namun jet tempur ini tidak memulai integrasi dengan unit-unit tempur China hingga Februari 2018. Media setempat mengklaim J-20 lebih unggul daripada jet-jet tempur sekelasnya buatan Amerika Serikat.
Tetapi para ahli mengatakan pesawat generasi keempat AS seperti F-15C Eagle kemungkinan bisa menjadi lawan terbaik untuk J-20 China dalam pertempuran.
"F-22 kemungkinan secara signifikan mengungguli J-20 di hampir setiap aspek kemampuan tempur," kata Justin Bronk, seorang ahli pertempuran udara di Royal United Services Institute, kepada Business Insider.
China bukan satu-satunya negara yang mengembangkan jet tempur generasi keenam. AS, Inggris, Rusia, Jepang, Prancis, dan Jerman juga sedang berlomba mengembangkan pesawat tempur generasi keenam, yang diperkirakan akan ditampilkan pada tahun 2030-an.
Surat kabar pro-pemerintah, Global Times, mengungkap proyek jet tempur generasi keenam tersebut dalam laporannya hari Senin. Menurut laporan itu, Beijing memang terkunci dalam perlombaan senjata yang intens dengan Washington, tapi Beijing tidak mundur.
Laporan itu bersumber dari wawancara dengan Wang Haifeng, kepala arsitek di Lembaga Penelitian dan Desain (R&D) Pesawat Chengdu yang terlibat dalam pengembangan jet tempur siluman J-20.
"China tidak akan ketinggalan dalam perlombaan global menuju jet tempur generasi keenam," tulis Global Times, yang dikutip Bussines Insider, Selasa (12/2/2019).
Belum jelas kemampuan apa yang dimiliki jet tempur generasi keenam. Namun, secara umum pesawat impian Beijing itu diharapkan lebih mampu daripada generasi sebelumnya, dengan menggabungkan sistem senjata yang lebih maju, teknologi siluman yang di-upgrade, kecerdasan buatan, dan fitur-fitur canggih lainnya.
Rencana untuk jet tempur generasi masa depan China belum diumumkan secara resmi, tetapi pihak R&D China menunjukkan bahwa mereka sedang mengejar teknologi tersebut.
"Tradisi Tiongkok (China) adalah memiliki satu generasi dalam layanan, yang baru dalam pengembangan dan generasi berikutnya yang sedang dipelajari," kata seorang pakar militer mengatakan kepada Global Times, yang tak ditulis identitasnya.
"Sekarang J-20 sudah beroperasi, pengembangan untuk pesawat baru juga sedang berlangsung," katanya, yang menambahkan tradisi serupa juga terjadi pada pengembangan kapal induk.
Desainer J-20 pada tahun lalu juga mengakui bahwa perusahaan sudah memikirkan pesawat tempur masa depan.
"Kami tidak puas dengan apa yang telah kami capai," kata Yang Wei, wakil direktur sains dan teknologi di Aviation Industry Corp of China, kepada People's Daily. "Kami akan mengembangkan J-20 menjadi keluarga besar dan terus memperkuat kapasitas pemrosesan informasi dan kecerdasannya. Pada saat yang sama, kami akan memikirkan pesawat tempur generasi kami berikutnya untuk memenuhi persyaratan bangsa di masa depan."
J-20 memasuki layanan militer pada bulan Maret 2017; namun jet tempur ini tidak memulai integrasi dengan unit-unit tempur China hingga Februari 2018. Media setempat mengklaim J-20 lebih unggul daripada jet-jet tempur sekelasnya buatan Amerika Serikat.
Tetapi para ahli mengatakan pesawat generasi keempat AS seperti F-15C Eagle kemungkinan bisa menjadi lawan terbaik untuk J-20 China dalam pertempuran.
"F-22 kemungkinan secara signifikan mengungguli J-20 di hampir setiap aspek kemampuan tempur," kata Justin Bronk, seorang ahli pertempuran udara di Royal United Services Institute, kepada Business Insider.
China bukan satu-satunya negara yang mengembangkan jet tempur generasi keenam. AS, Inggris, Rusia, Jepang, Prancis, dan Jerman juga sedang berlomba mengembangkan pesawat tempur generasi keenam, yang diperkirakan akan ditampilkan pada tahun 2030-an.
(mas)