AS Gunakan Krisis Kemanusiaan Venezuela Sebagai Topeng Rencana Militer
A
A
A
CARACAS - Amerika Serikat (AS) telah menyatakan keprihatinannya tentang krisis keamanan di Venezuela hanya untuk mempropagandakan rencana militernya. Tudingan itu dilontarkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dihadapan para pendukungnya di Caracas.
Sebelumnya, oposisi menyebut Maduro memblokir rute pengiriman bantuan kemanusiaan dari Kolombia. Pemimpin oposisi Juan Guaido mengatakan militer dapat menjamin pasokan bantuan.
"Krisis kemanusiaan tidak lain hanyalah kebohongn untuk menutup-nutupi rencana militer pemerintah Trump," kata Maduro pada aksi demonstrasi untuk mengumpulkan tanda tangan terhadap campur tangan AS atas urusan dalam negeri negara itu.
"Krisis Venezuela sepenuhnya disebabkan oleh sanksi AS dan blokade keuangan," imbuhnya seperti disitir dari TASS, Jumat (8/2/2019).
Pemimpin Venezuela itu juga menuduh Washington berupaya menyabot upaya internasional untuk menyelesaikan krisis.
"Presiden Donald Trump telah berusaha untuk menghancurkan inisiatif mulia untuk berdialog, yang disarankan oleh Uruguay dan Meksiko dengan dukungan dari Komunitas Karibia, yang ditujukan untuk solusi damai dan peluncuran dialog di Venezuela," tuturnya.
"Hari ini, Venezuela dipersatukan dalam panggilan bersama," lanjutnya.
"Kami menuntut diakhirinya agresi, yang dimaksudkan untuk melumpuhkan ekonomi kami dan rakyat kami, dan mengakhiri ancaman invasi militer di Venezuela. Rakyat Venezuela sangat terpukul akibat perdagangan ilegal dan blokade keuangan, yang selanjutnya diperburuk oleh penyitaan aset kami di luar negeri," tukasnya.
Pertemuan pertama Kelompok Kontak Internasional tentang Venezuela diadakan di ibukota Uruguay, Montevideo, pada Kamis. Pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa anggota Uni Eropa (UE), serta Bolivia, Kosta Rika, Ekuador, Uruguay dan Meksiko. Pemerintah Venezuela dan oposisi tidak ikut serta.
Kelompok itu bersumpah memastikan jaminan internasional untuk pemilihan presiden baru di Venezuela dan menjamin pengiriman kemanusiaan segera. Sebelumnya, Maduro menolak kemungkinan pemilihan presiden dini.
Sebelumnya, oposisi menyebut Maduro memblokir rute pengiriman bantuan kemanusiaan dari Kolombia. Pemimpin oposisi Juan Guaido mengatakan militer dapat menjamin pasokan bantuan.
"Krisis kemanusiaan tidak lain hanyalah kebohongn untuk menutup-nutupi rencana militer pemerintah Trump," kata Maduro pada aksi demonstrasi untuk mengumpulkan tanda tangan terhadap campur tangan AS atas urusan dalam negeri negara itu.
"Krisis Venezuela sepenuhnya disebabkan oleh sanksi AS dan blokade keuangan," imbuhnya seperti disitir dari TASS, Jumat (8/2/2019).
Pemimpin Venezuela itu juga menuduh Washington berupaya menyabot upaya internasional untuk menyelesaikan krisis.
"Presiden Donald Trump telah berusaha untuk menghancurkan inisiatif mulia untuk berdialog, yang disarankan oleh Uruguay dan Meksiko dengan dukungan dari Komunitas Karibia, yang ditujukan untuk solusi damai dan peluncuran dialog di Venezuela," tuturnya.
"Hari ini, Venezuela dipersatukan dalam panggilan bersama," lanjutnya.
"Kami menuntut diakhirinya agresi, yang dimaksudkan untuk melumpuhkan ekonomi kami dan rakyat kami, dan mengakhiri ancaman invasi militer di Venezuela. Rakyat Venezuela sangat terpukul akibat perdagangan ilegal dan blokade keuangan, yang selanjutnya diperburuk oleh penyitaan aset kami di luar negeri," tukasnya.
Pertemuan pertama Kelompok Kontak Internasional tentang Venezuela diadakan di ibukota Uruguay, Montevideo, pada Kamis. Pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa anggota Uni Eropa (UE), serta Bolivia, Kosta Rika, Ekuador, Uruguay dan Meksiko. Pemerintah Venezuela dan oposisi tidak ikut serta.
Kelompok itu bersumpah memastikan jaminan internasional untuk pemilihan presiden baru di Venezuela dan menjamin pengiriman kemanusiaan segera. Sebelumnya, Maduro menolak kemungkinan pemilihan presiden dini.
(ian)