Adu Canggih Senjata Militer Amerika Serikat dan Rusia
A
A
A
DALAM percaturan perlombaan senjata militer masa depan tak bisa dilepaskan dari ekistensi dua negara adidaya Amerika Serikat (AS) dan Rusia . Sejauh ini hanya dua negara ini yang mampu mengembangkan peralatan militer canggih. Apa saja itu, berikut di antaranya.
Peralatan Militer Canggih AS
1. HAARP
High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) merupakan proyek yang diinisiasi sebagai program penelitian ionosfer yang didanai Angkatan Udara Amerika Serikat (AS), Angkatan Laut AS, University of Alaska Fairbanks, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Sebagai fasilitas universitas, HAARP adalah pemancar frekuensi berdaya tinggi yang digunakan untuk mempelajari ionosfer.
Para pegiat teori konspirasi menyebut bahwa HAARP mampu memanipulasi ion di udara dan dengan sengaja memicu bencana alam -seperti gempa, badai, dan banjir- sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh AS.
2. Senjata Laser LaWS
Senjata teranyar AS bernama LaWS (Laser Weapon System). Bukan fiksi maupun isapan jempol, eksistensi LaWS benar-benar nyata dan telah siap beroperasi (battle ready) di kapal logistik amfibi USS Ponce yang kini tengah berlayar di laut Teluk Persia. Demikian seperti yang diwartakan oleh CNN, pada 18 Juli 2017.
Tak seperti senjata konvensional lain, LaWS dapat beroperasi dan ditembakkan ke seluruh target di darat, air, maupun udara. LaWS diklaim mampu mencapai target 50.000 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan kecepatan Intercontinental Ballistic Missile System (ICBM).
3. Proyek Thor
Proyek Thor merupakan sebuah teknologi yang didesain oleh Jerry Pournelle pada 1950-an, berbentuk sebuah alutsista yang dapat terbang statis di angkasa dan mampu menghancurkan target dari langit. Alutsista itu menembakkan sebuah proyektil berupa tombak sepanjang enam meter dari angkasa ke sasaran yang hendak dituju.
Memanfaatkan energi kinetik dan teknologi Kinetic Energy Penetrator (KEP), tombak itu mampu menghasilkan kekuatan setara nuklir, tanpa efek samping ledakan yang dihasilkan dari nuklir.
4. Pesawat Terbang Induk
Jauh sebelum helicarrier di film laga/komik Avengers tampak di layar lebar, AS telah merancang alutsista berkonsep serupa pada 1920-an. Saat itu, Angkatan Laut AS telah mengeksplorasi potensi pesawat terbang induk taktis bermodel Zeppelin yakni USS Akron dan USS Makon. Namun akibat kegagalan teknis pada USS Akron dan USS Makon yang menelan korban jiwa, AS tak lagi memproduksi pesawat semacam itu.
Akan tetapi, baru-baru ini, muncul rumor bahwa DARPA AS membuka kembali proyek pengembangan pesawat tersebut. Kali ini, pesawat itu akan membawa pesawat tak berawak alih-alih pesawat tempur berawak.
Disebut program "Gremlins", inisiatif DARPA yang berani ini akan melibatkan pesawat kargo C-130 yang dimodifikasi. Namun, seperti pada beragam proyek DARPA pada umumnya, kabar itu sulit diverifikasi secara independen.
5. Senapan PHASR
Senapan PHASR (Personnel Halting and Stimulation Response) pada dasarnya adalah senapan laser yang tak mematikan (non-lethal) yang dipakai untuk membutakan sasaran untuk sementara agar tidak menerobos pembatas militer.
Senjata itu tidak menyebabkan kerusakan menetap, tapi musuh atau sasaran hanya lunglai selama beberapa detik sehingga ada waktu untuk memeriksa keadaan ancaman.
Peralatan Militer Canggih Rusia
1. Rudal balistik jarak jauh Sarmat
Rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat disebut-sebut mampu membawa muatan besar di kutub Utara atau Selatan, atau ke lokasi mana saja di muka bumi. Sarmat dirancang untuk membawa hulu ledak hipersonik glider, Avangard. Glider ini dapat terbang di atmosfer dengan kecepatan lebih dari 20 Mach dan dapat menahan panas hingga 2.000 celcius yang dihasilkan oleh gesekan udara.
2. Pesawat jet tempur siluman Sukhoi Su-57
Sukhoi Su-57 adalah pesawat tempur paling mutakhir yang bersanding dengan F-35 produksi AS. Pesawat ini menawarkan teknologi jarak pandang rendah, penggunaan material komposit luas dan radar yang ditingkatkan. Persenjataan utama Su-57 disembunyikan di ruang senjata internal untuk mengurangi profil radar alat berat, tetapi juga dapat membawa amunisi tambahan pada tiang-tiang di bawah sayap eksternal.
3. Tank tempur T-14 Armata
Tank ini memiliki turret yang sepenuhnya otomatis dan tanpa awak yang dilengkapi dengan meriam 125 milimeter yang mampu mencapai target dengan jarak tujuh kilometer dengan kecepatan tembak 12 peluru per menit.Awak tank ditempatkan dengan aman di dalam kabin khusus, yang diharapkan dapat menjaga awak tetap selamat termasuk ledakan dari gudang amunisi.
4. Sistem pertahanan udara Triumf S-500
Triumf adalah salah satu sistem anti-pesawat dan rudal Rusia yang paling canggih, dirancang untuk mencegat target aerodinamis hingga jarak 400 kilometer dan rudal balistik hingga 60 kilometer. Satu mobil peluncur dapat menggunakan empat jenis rudal pencegat, sesuai untuk target berbeda.
5. Sandi Tirada-2S
Meskipun tidak mengesankan dibandingkan dengan rudal Sarmat atau pesawat tempur siluman generasi kelima, peralatan baru ini sangat penting dalam setiap pertempuran modern, yakni pengacau sinyal satelit. Teknologi ini secara efektif membuat satelit tidak berguna, membuat musuh kesulitan melewati gangguan dan secara de facto meninggalkan mereka tanpa alat komunikasi modern. (Wahyono)
Peralatan Militer Canggih AS
1. HAARP
High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) merupakan proyek yang diinisiasi sebagai program penelitian ionosfer yang didanai Angkatan Udara Amerika Serikat (AS), Angkatan Laut AS, University of Alaska Fairbanks, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA). Sebagai fasilitas universitas, HAARP adalah pemancar frekuensi berdaya tinggi yang digunakan untuk mempelajari ionosfer.
Para pegiat teori konspirasi menyebut bahwa HAARP mampu memanipulasi ion di udara dan dengan sengaja memicu bencana alam -seperti gempa, badai, dan banjir- sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh AS.
2. Senjata Laser LaWS
Senjata teranyar AS bernama LaWS (Laser Weapon System). Bukan fiksi maupun isapan jempol, eksistensi LaWS benar-benar nyata dan telah siap beroperasi (battle ready) di kapal logistik amfibi USS Ponce yang kini tengah berlayar di laut Teluk Persia. Demikian seperti yang diwartakan oleh CNN, pada 18 Juli 2017.
Tak seperti senjata konvensional lain, LaWS dapat beroperasi dan ditembakkan ke seluruh target di darat, air, maupun udara. LaWS diklaim mampu mencapai target 50.000 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan kecepatan Intercontinental Ballistic Missile System (ICBM).
3. Proyek Thor
Proyek Thor merupakan sebuah teknologi yang didesain oleh Jerry Pournelle pada 1950-an, berbentuk sebuah alutsista yang dapat terbang statis di angkasa dan mampu menghancurkan target dari langit. Alutsista itu menembakkan sebuah proyektil berupa tombak sepanjang enam meter dari angkasa ke sasaran yang hendak dituju.
Memanfaatkan energi kinetik dan teknologi Kinetic Energy Penetrator (KEP), tombak itu mampu menghasilkan kekuatan setara nuklir, tanpa efek samping ledakan yang dihasilkan dari nuklir.
4. Pesawat Terbang Induk
Jauh sebelum helicarrier di film laga/komik Avengers tampak di layar lebar, AS telah merancang alutsista berkonsep serupa pada 1920-an. Saat itu, Angkatan Laut AS telah mengeksplorasi potensi pesawat terbang induk taktis bermodel Zeppelin yakni USS Akron dan USS Makon. Namun akibat kegagalan teknis pada USS Akron dan USS Makon yang menelan korban jiwa, AS tak lagi memproduksi pesawat semacam itu.
Akan tetapi, baru-baru ini, muncul rumor bahwa DARPA AS membuka kembali proyek pengembangan pesawat tersebut. Kali ini, pesawat itu akan membawa pesawat tak berawak alih-alih pesawat tempur berawak.
Disebut program "Gremlins", inisiatif DARPA yang berani ini akan melibatkan pesawat kargo C-130 yang dimodifikasi. Namun, seperti pada beragam proyek DARPA pada umumnya, kabar itu sulit diverifikasi secara independen.
5. Senapan PHASR
Senapan PHASR (Personnel Halting and Stimulation Response) pada dasarnya adalah senapan laser yang tak mematikan (non-lethal) yang dipakai untuk membutakan sasaran untuk sementara agar tidak menerobos pembatas militer.
Senjata itu tidak menyebabkan kerusakan menetap, tapi musuh atau sasaran hanya lunglai selama beberapa detik sehingga ada waktu untuk memeriksa keadaan ancaman.
Peralatan Militer Canggih Rusia
1. Rudal balistik jarak jauh Sarmat
Rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat disebut-sebut mampu membawa muatan besar di kutub Utara atau Selatan, atau ke lokasi mana saja di muka bumi. Sarmat dirancang untuk membawa hulu ledak hipersonik glider, Avangard. Glider ini dapat terbang di atmosfer dengan kecepatan lebih dari 20 Mach dan dapat menahan panas hingga 2.000 celcius yang dihasilkan oleh gesekan udara.
2. Pesawat jet tempur siluman Sukhoi Su-57
Sukhoi Su-57 adalah pesawat tempur paling mutakhir yang bersanding dengan F-35 produksi AS. Pesawat ini menawarkan teknologi jarak pandang rendah, penggunaan material komposit luas dan radar yang ditingkatkan. Persenjataan utama Su-57 disembunyikan di ruang senjata internal untuk mengurangi profil radar alat berat, tetapi juga dapat membawa amunisi tambahan pada tiang-tiang di bawah sayap eksternal.
3. Tank tempur T-14 Armata
Tank ini memiliki turret yang sepenuhnya otomatis dan tanpa awak yang dilengkapi dengan meriam 125 milimeter yang mampu mencapai target dengan jarak tujuh kilometer dengan kecepatan tembak 12 peluru per menit.Awak tank ditempatkan dengan aman di dalam kabin khusus, yang diharapkan dapat menjaga awak tetap selamat termasuk ledakan dari gudang amunisi.
4. Sistem pertahanan udara Triumf S-500
Triumf adalah salah satu sistem anti-pesawat dan rudal Rusia yang paling canggih, dirancang untuk mencegat target aerodinamis hingga jarak 400 kilometer dan rudal balistik hingga 60 kilometer. Satu mobil peluncur dapat menggunakan empat jenis rudal pencegat, sesuai untuk target berbeda.
5. Sandi Tirada-2S
Meskipun tidak mengesankan dibandingkan dengan rudal Sarmat atau pesawat tempur siluman generasi kelima, peralatan baru ini sangat penting dalam setiap pertempuran modern, yakni pengacau sinyal satelit. Teknologi ini secara efektif membuat satelit tidak berguna, membuat musuh kesulitan melewati gangguan dan secara de facto meninggalkan mereka tanpa alat komunikasi modern. (Wahyono)
(poe)