Tuntut Maduro Lengser, Aksi Demonstrasi Sapu Venezuela
A
A
A
CARACAS - Puluhan ribu rakyat Venezuela turun ke jalan dalam upaya untuk memaksa Presiden Nicolas Maduro turun dari tampuk kekuasaan. Para demonstran mengalir ke jalan-jalan Ibu Kota Caracas pada Sabtu (2/2/2019).
"Saya percaya (akhir) akan segera terjadi - minggu ini," kata Barbara Angarita (49) ketika ia dan ribuan demonstran lainnya memenuhi Principal de las Mercedes di Caracas.
"Kita harus memiliki negara yang bebas, bebas untuk semua rakyat Venezuela dan untuk keturunan kita," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian.
"Saya merasa kami hampir mencapai tujuan kami," tambah Angarita, mengangkat sebuah plakat di udara yang berbunyi: "Kita semua memiliki alasan untuk memprotes dengan damai."
Di sekelilingnya, para demonstran berseru: "Itu akan jatuh, akan jatuh, pemerintah akan jatuh."
Seorang demonstran lain, Maria Vallera, dari Petare, daerah kumuh yang luas di timur kota, membawa patung Virgin of the Valley dalam aksinya.
“Saya berusia 75 tahun dan saya tidak pernah mengalami mimpi buruk seperti kelaparan, kesengsaraan, dan kelangkaan,” keluh Vallera.
"(Tapi) hari ini saya merasa ceria dan bahagia karena kami memiliki misi iman dan harapan - dengan Virgin of the Valley - yang akan membantu kami memulihkan Venezuela sebelumnya - yang dulu saya kenal," sambungnya.
Para pengunjuk rasa juga mengalir ke jalan-jalan di kota-kota besar lainnya. "Dengar, kurasa ini adalah hari-hari terakhir," kata Alberto Paniz-Mondolfi, seorang dokter yang turun ke jalan-jalan di Barquisimeto, kota terbesar keempat di Venezuela.
Sementara itu ribuan pendukung pro-Maduro, banyak yang memakai baju merah, berbondong-bondong turun ke jalan menggelar aksi tandingan di Caracas tengah.
"Ada banyak masalah yang belum terpecahkan," kata Gredy Arrieta (19) seorang pekerja pelabuhan yang telah menempuh perjalanan lebih dari delapan jam dari kota Maracaibo.
"Tapi dia (Maduro) telah berbuat baik dan dia telah berjuang untuk negara," imbuhnya.
Di dinding di sampingnya, seorang lawan pemerintah telah mencatumkan kata "Tirani" dalam huruf merah besar.
"Saya percaya (akhir) akan segera terjadi - minggu ini," kata Barbara Angarita (49) ketika ia dan ribuan demonstran lainnya memenuhi Principal de las Mercedes di Caracas.
"Kita harus memiliki negara yang bebas, bebas untuk semua rakyat Venezuela dan untuk keturunan kita," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian.
"Saya merasa kami hampir mencapai tujuan kami," tambah Angarita, mengangkat sebuah plakat di udara yang berbunyi: "Kita semua memiliki alasan untuk memprotes dengan damai."
Di sekelilingnya, para demonstran berseru: "Itu akan jatuh, akan jatuh, pemerintah akan jatuh."
Seorang demonstran lain, Maria Vallera, dari Petare, daerah kumuh yang luas di timur kota, membawa patung Virgin of the Valley dalam aksinya.
“Saya berusia 75 tahun dan saya tidak pernah mengalami mimpi buruk seperti kelaparan, kesengsaraan, dan kelangkaan,” keluh Vallera.
"(Tapi) hari ini saya merasa ceria dan bahagia karena kami memiliki misi iman dan harapan - dengan Virgin of the Valley - yang akan membantu kami memulihkan Venezuela sebelumnya - yang dulu saya kenal," sambungnya.
Para pengunjuk rasa juga mengalir ke jalan-jalan di kota-kota besar lainnya. "Dengar, kurasa ini adalah hari-hari terakhir," kata Alberto Paniz-Mondolfi, seorang dokter yang turun ke jalan-jalan di Barquisimeto, kota terbesar keempat di Venezuela.
Sementara itu ribuan pendukung pro-Maduro, banyak yang memakai baju merah, berbondong-bondong turun ke jalan menggelar aksi tandingan di Caracas tengah.
"Ada banyak masalah yang belum terpecahkan," kata Gredy Arrieta (19) seorang pekerja pelabuhan yang telah menempuh perjalanan lebih dari delapan jam dari kota Maracaibo.
"Tapi dia (Maduro) telah berbuat baik dan dia telah berjuang untuk negara," imbuhnya.
Di dinding di sampingnya, seorang lawan pemerintah telah mencatumkan kata "Tirani" dalam huruf merah besar.
(ian)