ISIS Ancam Serang Konser Mariah Carey di Arab Saudi
A
A
A
RIYADH - Kelompok ekstrimis Negara Islam (IS/ISIS) menyerukan kepada pengikutnya untuk mengebom konser penyanyi asal Amerika Serikat (AS), Mariah Carey, di Arab Saudi .
Diva pop itu dijadwalkan akan tampil di Jeddah pada Kamis Kamis (31/1/2019) malam sebagai bagian dari turnamen golf internasional pertama negara itu. ISIS pun menyerukan para pengikutnya untuk menghentikan acara yang dianggap tidak Islami itu.
Seperti dikutip dari Daily Mail, gambar bendera ISIS muncul dalam poster promosi acara yang telah diedit dan disebar secara online. Dalam poster itu, ISIS mengajak para pengikutnya untuk menjadikan konser itu sebagai sasaran serangan
Fans dari penembang lagu Butterfly itu pun mendesak penyanyi berusia 48 tahun tersebut untuk membatalkan konsernya.
Ini bukanlah pertama kalinya ISIS mengancam akan menyerang sebuah konser musik setelah kekalahan mereka di Suriah dan Irak. Pada minggu terakhir bulan September, kelompok media pro ISIS bernama Al-Abd Al-Faqir merilis gambar konser gaya barat yang diserang.
Gambar itu menampilkan seorang jihadis yang mengenakan T-shirt putih dan celana jeans, memegang granat di tangan kanannya.
"Kami telah mempersiapkan untuk Anda apa yang tidak pernah terlintas dalam pikiran Anda, karena tujuan kami adalah untuk menakuti Anda dan meneror Anda dan melukai Anda," bunyi ancaman dalam poster tersebut.
Seminggu kemudian ancaman serupa datang dari Remah Media yang memperlihatkan seorang lelaki berjaket jas dengan pisau besar di belakang punggungnya di sebuah konser.
"Tunggu kejutan kami," bunyi tulisan dalam poster itu.
Sebulan kemudian sebuah pesan yang merupakan kelanjutan dari ancaman sebelumnya muncul dengan mengatakan: "Saudara-saudaramu di tanahmu telah membebaskan diri dari kesalahan, jadi lompatlah ke jalan mereka dan ambil contoh dari tindakan mereka, dan ketahuilah bahwa Jannah (surga) berada di bawah bayang-bayang pedang."
Mariah Carey adalah salah satu pengisi acara bersama sejumlah bintang seperti DJ Tiesto dari Belanda, penyanyi Yaman-Uni Emirat Arab Balqees Fathi dan rapper Jamaika Sean Paul.
Diva pop AS itu dikritik oleh aktivis hak-hak perempuan atas rencana kinerja Saudi. Mereka mengatakan Carey tidak seharusnya tampil dalam acara tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap perempuan yang mendapatkan penindasan di Kerajaan Arab Saudi.
Feminis dan jurnalis Mona Eltahawy menulis di Twitter: "Dear @MariahCarey, saya dengar Anda berencana tampil di #Saudi Arabia: apakah Anda tahu bahwa aktivis hak-hak perempuan telah ditahan tanpa tuduhan sejak Mei 2018 & disiksa atas perintah Putra Mahkota Mohamed Bin Salman?"
Diva pop itu dijadwalkan akan tampil di Jeddah pada Kamis Kamis (31/1/2019) malam sebagai bagian dari turnamen golf internasional pertama negara itu. ISIS pun menyerukan para pengikutnya untuk menghentikan acara yang dianggap tidak Islami itu.
Seperti dikutip dari Daily Mail, gambar bendera ISIS muncul dalam poster promosi acara yang telah diedit dan disebar secara online. Dalam poster itu, ISIS mengajak para pengikutnya untuk menjadikan konser itu sebagai sasaran serangan
Fans dari penembang lagu Butterfly itu pun mendesak penyanyi berusia 48 tahun tersebut untuk membatalkan konsernya.
Ini bukanlah pertama kalinya ISIS mengancam akan menyerang sebuah konser musik setelah kekalahan mereka di Suriah dan Irak. Pada minggu terakhir bulan September, kelompok media pro ISIS bernama Al-Abd Al-Faqir merilis gambar konser gaya barat yang diserang.
Gambar itu menampilkan seorang jihadis yang mengenakan T-shirt putih dan celana jeans, memegang granat di tangan kanannya.
"Kami telah mempersiapkan untuk Anda apa yang tidak pernah terlintas dalam pikiran Anda, karena tujuan kami adalah untuk menakuti Anda dan meneror Anda dan melukai Anda," bunyi ancaman dalam poster tersebut.
Seminggu kemudian ancaman serupa datang dari Remah Media yang memperlihatkan seorang lelaki berjaket jas dengan pisau besar di belakang punggungnya di sebuah konser.
"Tunggu kejutan kami," bunyi tulisan dalam poster itu.
Sebulan kemudian sebuah pesan yang merupakan kelanjutan dari ancaman sebelumnya muncul dengan mengatakan: "Saudara-saudaramu di tanahmu telah membebaskan diri dari kesalahan, jadi lompatlah ke jalan mereka dan ambil contoh dari tindakan mereka, dan ketahuilah bahwa Jannah (surga) berada di bawah bayang-bayang pedang."
Mariah Carey adalah salah satu pengisi acara bersama sejumlah bintang seperti DJ Tiesto dari Belanda, penyanyi Yaman-Uni Emirat Arab Balqees Fathi dan rapper Jamaika Sean Paul.
Diva pop AS itu dikritik oleh aktivis hak-hak perempuan atas rencana kinerja Saudi. Mereka mengatakan Carey tidak seharusnya tampil dalam acara tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap perempuan yang mendapatkan penindasan di Kerajaan Arab Saudi.
Feminis dan jurnalis Mona Eltahawy menulis di Twitter: "Dear @MariahCarey, saya dengar Anda berencana tampil di #Saudi Arabia: apakah Anda tahu bahwa aktivis hak-hak perempuan telah ditahan tanpa tuduhan sejak Mei 2018 & disiksa atas perintah Putra Mahkota Mohamed Bin Salman?"
(ian)