Salahkan Rusia, Sekjen NATO: Perjanjian Senjata Nuklir dalam Bahaya

Sabtu, 26 Januari 2019 - 01:44 WIB
Salahkan Rusia, Sekjen...
Salahkan Rusia, Sekjen NATO: Perjanjian Senjata Nuklir dalam Bahaya
A A A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa perjanjian kontrol senjata nuklir era Perang Dingin dalam bahaya. Dia menyalahkan Rusia karena tidak menunjukkan tanda-tanda menghormati pakta tersebut.

Komentar Stoltenberg disampaikan setelah memimpin perundingan NATO-Rusia di Brussels pada hari Jumat. Pembicaraan digelar setelah Amerika Serikat bersiap keluar dari perjanjian bernama Intermediate-range Nuclear Forces (INF) 1987 tersebut pada pekan depan.

"Perjanjian itu sekarang dalam bahaya dan sayangnya kami belum melihat tanda-tanda (sebuah) terobosan," kata Stoltenberg kepada wartawan.

Perjanjian INF 1987 diteken oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk mencegah perang nuklir. Pakta itu melarang produksi, pengujian dan penyebaran rudal balistik dengan jangkauan 500-5.500 kilometer.

Pentagon telah berbagi informasi dengan sekutu NATO yang menyatakan bahwa sistem rudal 9M729 baru Rusia melanggar perjanjian itu. Pentagon percaya rudal itu dapat memberi Moskow kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir di Eropa dengan sedikit atau tanpa pemberitahuan.

Moskow menegaskan rudal itu memiliki jangkauan kurang dari 500 kilometer, sehingga tidak melanggar perjanjian INF 1987.

Pada Oktober, Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa AS akan meninggalkan perjanjian karena Rusia diduga telah melanggarnya. Washington telah mengultimatum Moskow untuk kembali mematuhi perjanjian itu atau AS akan keluar dari perjanjian mulai 2 Februari.

"Tanggung jawab untuk melestarikan perjanjian itu terletak pada Rusia karena Rusia sekarang melanggar perjanjian itu dengan mengembangkan dan mengerahkan rudal baru," kata Stoltenberg, seperti dikutip AP, Sabtu (26/1/2019).

"Rudal baru ini sulit dideteksi. Mereka bergerak. Mereka mampu (membawa hulu ledak) nuklir. Mereka dapat mencapai kota-kota Eropa dan mereka mengurangi waktu peringatan, dan dengan demikian juga ambang batas untuk setiap potensi penggunaan senjata nuklir dalam suatu konflik," papar dia.

Ditanya apa sikap Moskow selama pembicaraan hari Jumat, Stoltenberg mengatakan; "Tidak ada kemajuan nyata dalam pertemuan itu karena Rusia tidak menunjukkan keinginan untuk mengubah posisi mereka."

Namun demikian, dia mendesak Rusia untuk kembali mematuhi perjanjian INF 1987. Stoltenberg menolak klaim Rusia bahwa drone Predator AS dan rudal balistik yang digunakan untuk latihan terhadap target telah melanggar INF.

"Rusia terus mengangkat masalah ini untuk mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya," kata Stoltenberg. "Tidak ada rudal baru AS di Eropa, tetapi ada rudal baru Rusia di Eropa."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9960 seconds (0.1#10.140)