Suriah Tolak Keberadaan Militan di Idlib dan Pangkalan AS di At Tanf

Jum'at, 18 Januari 2019 - 05:57 WIB
Suriah Tolak Keberadaan Militan di Idlib dan Pangkalan AS di At Tanf
Suriah Tolak Keberadaan Militan di Idlib dan Pangkalan AS di At Tanf
A A A
DAMASKUS - Suriah tidak akan mengizinkan gerilyawan di provinsi Idlib atau pangkalan Amerika Serikat (AS) di at Tanf, yang digunakan untuk melatih militan melawan ISIS, untuk tetap berada di wilayah negara itu. Hal itu ditegaskan oleh Hilal Hilal, asisten sekretaris regional wilayah Partai Sosialis Arab Baath.

"Ini sama sekali bukan kesalahan kita bahwa (militan) ada di sini. Mengapa kita harus mentolerir kehadiran mereka di tanah kita sekarang? Mereka dapat meninggalkan wilayah kita dan pergi ke negara lain. Kelompok-kelompok ini memiliki dua pilihan: baik meninggalkan tanah Suriah atau menghadapi kekuatan tentara Arab Suriah," tegas Hilal seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (18/1/2019).

Dia juga menunjukkan bahwa Damaskus akan terus menuntut penarikan pasukan AS dari pangkalan at Tanf, yang menurut laporan media, mungkin mempertahankan sejumlah tentaranya meskipun Washington mengumumkan niatnya untuk menarik pasukan dari Republik Arab.

"Suriah memiliki hak untuk mempertahankan bagian mana pun dari negara dari pendudukan asing. Presiden Suriah Bashar Assad selalu mengatakan ini," ujarnya.

"Kami percaya bahwa pangkalan asing apa pun yang dibuat di tanah Suriah tanpa persetujuan presiden dan pemerintah Suriah mewakili pekerjaan dan pasukan agresif. Tentu saja, kami akan memerangi keberadaan pangkalan-pangkalan seperti itu di wilayah kami," sambungnya.

"Saya tidak hanya berbicara tentang pangkalan militer, tetapi juga tentang orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini, formasi bersenjata dan bahkan negara," tegas Hilal.

Seminggu yang lalu, AFP mengutip sumber anonim melaporkan, bahwa AS telah memulai penarikan peralatan yang tidak penting dari Suriah, dengan personil militer yang tersisa dikerahkan di negara itu.

Meskipun Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk menarik sekitar 2.000 tentara dari Suriah hampir sebulan yang lalu, tidak ada kerangka kerja khusus penarikan itu yang disuarakan. Dia menjelaskan langkah itu diambil karena ISIS telah dikalahkan di negara Arab. Keputusannya mendorong beberapa pengunduran diri di antara pejabat pertahanan, termasuk Menteri Pertahanan AS Jim Mattis.

Penarikan mempertanyakan nasib pasukan Suriah yang didukung AS di Suriah. Trump, bagaimanapun, menekankan bahwa ia ingin melindungi Kurdi sekutu AS sambil perlahan menarik pasukan keluar dari negara itu, dengan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton menyebut perlindungan milisi Kurdi oleh Ankara sebagai syarat penarikan AS.

Ini memicu ketidakpuasan pihak Turki. Juru bicara Erdogan Ibrahim Kalin menyebutnya kesalahan fatal untuk menyamakan Kurdi Suriah dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan PYD (Partai Persatuan Demokratik Kurdi)/YPG (Unit Perlindungan Rakyat Kurdi) cabang Suriah-nya. Ankara menganggap YPG berafiliasi dengan PKK, terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3097 seconds (0.1#10.140)