Korban Tewas Serangan Bom di Akademi Kepolisian Kolombia Jadi 8

Jum'at, 18 Januari 2019 - 01:53 WIB
Korban Tewas Serangan...
Korban Tewas Serangan Bom di Akademi Kepolisian Kolombia Jadi 8
A A A
BOGOTA - Jumlah korban tewas akibat bom mobil yang meledak di sebuah akademi kepolisian di Ibu Kota Kolombia, Bogota, sebelumnya dilaporkan sebagai kantor polisi bertambah menjadi delapan orang. Sementara itu, 10 orang terluka akibat kejadian yang pemerintah Kolombia katakan sebagai terorisme.

Baca Juga: Bom Mobil Meledak di Kantor Polisi Ibu Kota Kolombia, 5 Tewas

"Tindakan teroris yang menyedihkan terhadap polisi kami," ujar Presiden Kolombia Ivan Duque dan mengatakan ia kembali ke Ibu Kota setelah mengunjungi wilayah barat negara itu, tempat ia menghadiri pertemuan keamanan seperti dikutip dari Reuters, Jumat (18/1/2019).

Ia mengatakan telah memerintahkan pasukan keamanan untuk menemukan pelaku dan membawa mereka ke pengadilan. Belum diketahui apakah pelaku penyerangan berhasil melarikan diri, atau meninggal di tempat kejadian.

Kementerian Pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa delapan orang tewas dan 10 lainnya luka-luka, tetapi tidak mengatakan apakah korbannya adalah polisi atau warga sipil.

Sebuah helikopter polisi terbang di atas daerah itu dan anggota keluarga kadet di akademi berkumpul, banyak yang menangis ketika mereka mencari informasi. Ambulans masih meninggalkan tempat kejadian.

Gambar di media sosial menunjukkan sisa-sisa kendaraan terbakar di area parkir akademi polisi, dan tim gawat darurat berada di tempat kejadian.

"Itu adalah bom mobil yang sayangnya menembus pos pemeriksaan keamanan," kata Wakil Presiden Marta Lucia Ramirez.

Belum ada pihak yang mengaku berada di balik ledakan itu.

Bom mobil sering terjadi selama perang saudara beberapa dekade antara negara dan berbagai kelompok pemberontak kiri, serta dalam aksi kekerasan yang melibatkan kartel narkoba Medellin yang dipimpin oleh raja obat bius Pablo Escobar yang sudah mati.

Perang terburuk, yang menewaskan 260 ribu orang dan jutaan orang terlantar, berakhir ketika pemerintah mencapai kesepakatan damai dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada tahun 2016.

Serangan besar terakhir adalah pada Januari 2018 ketika kelompok pemberontak aktif terbesar, Tentara Pembebasan Nasional (ELN), meledakkan sebuah bom di kota pelabuhan utara Barranquilla, menewaskan lima petugas polisi dan melukai puluhan lainnya.

ELN, yang terdiri dari sekitar 2.000 pejuang dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah sejak Februari 2017 untuk mengakhiri konflik.

Duque, yang menjabat pada Agustus, mengkondisikan pembicaraan damai tentang ELN yang menangguhkan permusuhan dan melepaskan semua sandera.

Pada hari Rabu, ELN mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menculik tiga awak helikopter sipil yang "dinetralkan" pekan lalu. Sebagai tanggapan, Komisaris Perdamaian Tinggi Kolombia, Miguel Ceballos, mengatakan ELN bergerak semakin jauh dari kemungkinan dialog.

Tidak ada indikasi ELN berada di balik serangan di Bogota atau bahwa penculikan itu terkait.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1282 seconds (0.1#10.140)