Iran Sanggah Rumor Keluar dari Perjanjian Nuklir Internasional
A
A
A
TEHERAN - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi, dengan tehas menepis rumor tentang keluarnya Teheran dari perjanjian nuklir internasional 2015 (JCPOA). Perjanjian itu ditandatangani oleh Iran dan sejumlah negara yang menjadi simbol kekuatan dunia internasional.
Qasemi membuat pernyataan itu sebagai reaksi terhadap laporan media baru-baru ini bahwa Iran telah keluar dari kesepakatan nuklir yang dicapai dengan kekuatan dunia pada Juli 2015.
Qasemi dengan tegas menolak keluarnya Iran dari JCPOA.
"Ada rumor yang bertujuan untuk memastikan kepentingan para pencatut dan meluncurkan kebingungan psikologis di antara masyarakat," kata Qasemi seperti dikutip dari kantor berita Iran, IRNA, Minggu (13/1/2019).
"Karena orang-orang Iran selalu menjaga kewaspadaan, desas-desus semacam itu tidak akan sampai ke mana-mana," imbuhnya.
Ia mencatat bahwa keputusan apa pun tentang JCPOA hanya terletak dalam wewenang Dewan Tinggi Pengawasan JCPOA dan bukan entitas lain.
Masa depan perjanjian ini menjadi perhatian setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan keluar dari perjanjian tersebut. Presiden AS Donald Trump menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk karena tidak mengatur tentang program rudal balistik dan penyebaran pengaruh Iran di Timur Tengah.
Pasca menarik AS, Trump pun memberlakukan kembali sejumlah sanksi yang sebelumnya ditarik sebagai imbalan dari keputusan Iran menandatangani perjanjian tersebut.
Meski begitu, sejumlah sekutu AS yang ikut menandatangani perjanjian tersebut seperti Inggris, Prancis, dan Jerman tetap berusaha mempertahankannya.
Qasemi membuat pernyataan itu sebagai reaksi terhadap laporan media baru-baru ini bahwa Iran telah keluar dari kesepakatan nuklir yang dicapai dengan kekuatan dunia pada Juli 2015.
Qasemi dengan tegas menolak keluarnya Iran dari JCPOA.
"Ada rumor yang bertujuan untuk memastikan kepentingan para pencatut dan meluncurkan kebingungan psikologis di antara masyarakat," kata Qasemi seperti dikutip dari kantor berita Iran, IRNA, Minggu (13/1/2019).
"Karena orang-orang Iran selalu menjaga kewaspadaan, desas-desus semacam itu tidak akan sampai ke mana-mana," imbuhnya.
Ia mencatat bahwa keputusan apa pun tentang JCPOA hanya terletak dalam wewenang Dewan Tinggi Pengawasan JCPOA dan bukan entitas lain.
Masa depan perjanjian ini menjadi perhatian setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan keluar dari perjanjian tersebut. Presiden AS Donald Trump menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk karena tidak mengatur tentang program rudal balistik dan penyebaran pengaruh Iran di Timur Tengah.
Pasca menarik AS, Trump pun memberlakukan kembali sejumlah sanksi yang sebelumnya ditarik sebagai imbalan dari keputusan Iran menandatangani perjanjian tersebut.
Meski begitu, sejumlah sekutu AS yang ikut menandatangani perjanjian tersebut seperti Inggris, Prancis, dan Jerman tetap berusaha mempertahankannya.
(ian)