Hamas Tangkap 45 Warga Palestina yang Jadi Mata-mata Israel

Rabu, 09 Januari 2019 - 12:22 WIB
Hamas Tangkap 45 Warga...
Hamas Tangkap 45 Warga Palestina yang Jadi Mata-mata Israel
A A A
GAZA - Otoritas Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menangkap sekitar 45 warga Palestina yang dituduh direkrut Israel sebagai mata-mata. Penangkapan puluhan orang itu sebagai respons lanjutan setelah misi rahasia Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza pada November lalu gagal dan memicu pertempuran singkat yang menegangkan.

"Layanan keamanan dapat menangkap 45 agen setelah insiden keamanan di timur Khan Younis November lalu dan mereka sedang diselidiki," kata juru bicara kementerian dalam negeri Hamas Iyad al-Bozum dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari situs resmi kementerian itu, Rabu (9/1/2019).

Pernyataan al-Bozum tidak mengungkap apakah ke-45 orang itu terlibat dalam serangan Israel di Jalur Gaza selatan pada 11 November lalu.

Orang-orang yang ditangkap dilaporkan telah direkrut oleh Israel melalui telepon dan media sosial. Ada juga yang menggunakan teknik pemerasan.

Hamas mengaku telah menangkap banyak mata-mata selama bertahun-tahun. "Israel terus merekrut agen-agen Palestina untuk membantu mereka melakukan kejahatan terhadap rakyat kami," kata Hamas melalui seorang juru bicaranya. Menurut Hamas, para warga Palestina yang direkrut dipaksa IDF untuk mengubah diri mereka sendiri.

Misi IDF yang gagal di Khan Younis, di mana seorang komandan Hamas terbunuh bersama dengan seorang letnan kolonel Israel, awalnya menyebabkan baku tembak antara tentara Israel dan para operator Hamas. Namun, insiden itu memicu pertempuran lintas-perbatasan dan tercatat sebagai konflik paling memanas sejak perang 2014.

Dalam pertempuran singkat tersebut, Hamas dan Gerakan Jihad Islam di Palestina meluncurkan lebih dari 400 roket dan proyektil ke Israel selatan. Hal itu medorong IDF untuk merespons dengan menyerang lebih dari 150 target di Jalur Gaza.

Perseteruan dua hari yang menegangkan itu menyebabkan pengunduran diri Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, yang menolak untuk menerima perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)