Sudan Bantah Klaim Netanyahu Soal Normalisasi Hubungan dengan Israel
Sudan Bantah Klaim Netanyahu Soal Normalisasi Hubungan dengan Israel
A
A
A
KHARTOUM - Presiden Sudan, Omar al-Bashir membantah pernyataan yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengenai normalisasi hubungan antara Khartoum dan Tel Aviv.
"Sudan tidak akan menjadi negara yang pertama atau yang terakhir untuk menormalisasi hubungan dengan Israel," kata Bashir dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (7/1).
Bashir juga mengatakan, pemerintahannya telah menolak penggunaan wilayah udara mereka untuk penerbangan ke Israel. Dia mengatakan, permintaan untuk menggunakan wilayah udara Sudan tidak datang dari Tel Aviv secara langsung, namun, justru datang dari Kenya.
Kami menerima permintaan untuk menggunakan wilayah udara kami pada rute ke Tel Aviv. Permintaan itu tidak datang dari El Al, tetapi dari Kenya Airways, kami menolaknya," ungkapnya. El Al adalah maskapai penerbangan terbesar Israel.
Pada Desember 2018, Netanyahu membuat pernyataan tentang wilayah udara Sudan, membual bagaimana Israel telah meningkatkan hubungan internasional dengan negara-negara mayoritas Muslim. Pernyataan itu dibuat setelah Netanyahu memperbarui hubungan diplomatik dengan Chad, yang telah terputus pada tahun 1972.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Bashir menyalahkan lobi Zionis yang mengendalikan negara-negara Barat, untuk sanksi yang dijatuhkan pada bangsanya, menuduh bahwa Tel Aviv memiliki rencana untuk menghancurkan tetangga-tetangga Arabnya.
Dia juga menyebut bahwa Israel telah mendukung pemberontak yang berperang melawan pemerintah Sudan dan berada di belakang apa yang orang Afrika gambarkan sebagai pengepungan ekonomi dan diplomatik.
"Sudan tidak akan menjadi negara yang pertama atau yang terakhir untuk menormalisasi hubungan dengan Israel," kata Bashir dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (7/1).
Bashir juga mengatakan, pemerintahannya telah menolak penggunaan wilayah udara mereka untuk penerbangan ke Israel. Dia mengatakan, permintaan untuk menggunakan wilayah udara Sudan tidak datang dari Tel Aviv secara langsung, namun, justru datang dari Kenya.
Kami menerima permintaan untuk menggunakan wilayah udara kami pada rute ke Tel Aviv. Permintaan itu tidak datang dari El Al, tetapi dari Kenya Airways, kami menolaknya," ungkapnya. El Al adalah maskapai penerbangan terbesar Israel.
Pada Desember 2018, Netanyahu membuat pernyataan tentang wilayah udara Sudan, membual bagaimana Israel telah meningkatkan hubungan internasional dengan negara-negara mayoritas Muslim. Pernyataan itu dibuat setelah Netanyahu memperbarui hubungan diplomatik dengan Chad, yang telah terputus pada tahun 1972.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Bashir menyalahkan lobi Zionis yang mengendalikan negara-negara Barat, untuk sanksi yang dijatuhkan pada bangsanya, menuduh bahwa Tel Aviv memiliki rencana untuk menghancurkan tetangga-tetangga Arabnya.
Dia juga menyebut bahwa Israel telah mendukung pemberontak yang berperang melawan pemerintah Sudan dan berada di belakang apa yang orang Afrika gambarkan sebagai pengepungan ekonomi dan diplomatik.
(esn)