Bentrokan Mematikan Warnai Pemilu Bangladesh
A
A
A
DHAKA - Sedikitnya tujuh orang tewas dalam bentrokan di Bangladesh ketika negara itu tengah menggelar pemilihan umum (pemilu). Pemilu Bangladesh kali ini telah dirusak oleh tindak kekerasan dan tudingan pemberangusan terhadap oposisi.
Seperti dikutip dari BBC, Minggu (30/12/2018), pihak berwenang memerintahkan penutupan internet berkecepatan tinggi sampai setelah pemungutan suara selesai dilakukan untuk mencegah penyebaran "desas-desus" yang mungkin memicu keresahan.
Perdana Menteri Bangladesh saat ini, Sheikh Hasina, diperkirakan akan memenangkan masa jabatan ketiganya berturut-turut. Saingan utamanya adalah Khaleda Zia yang saat ini mendekam di penjara.
Beberapa menit sebelum pemungutan suara dibuka, seorang koresponden BBC melihat kotak suara penuh di pusat pemungutan suara di kota pelabuhan Chittagong. Mengenai hal itu, ketua petugas pemilu menolak berkomentar.
Hanya badan pemungutan suara partai yang mempunyai hak untuk hadir di sana dan beberapa pusat pemungutan suara lainnya di kota terbesar kedua di negara itu.
Lebih dari 100 juta orang berhak memilih, namun laporan menunjukkan jumlah tingkat partisipasi pemilih yang rendah.
Sekitar 600.000 personel keamanan telah dikerahkan untuk memadamkan kerusuhan selama pemilu kali ini.
Seperti dikutip dari BBC, Minggu (30/12/2018), pihak berwenang memerintahkan penutupan internet berkecepatan tinggi sampai setelah pemungutan suara selesai dilakukan untuk mencegah penyebaran "desas-desus" yang mungkin memicu keresahan.
Perdana Menteri Bangladesh saat ini, Sheikh Hasina, diperkirakan akan memenangkan masa jabatan ketiganya berturut-turut. Saingan utamanya adalah Khaleda Zia yang saat ini mendekam di penjara.
Beberapa menit sebelum pemungutan suara dibuka, seorang koresponden BBC melihat kotak suara penuh di pusat pemungutan suara di kota pelabuhan Chittagong. Mengenai hal itu, ketua petugas pemilu menolak berkomentar.
Hanya badan pemungutan suara partai yang mempunyai hak untuk hadir di sana dan beberapa pusat pemungutan suara lainnya di kota terbesar kedua di negara itu.
Lebih dari 100 juta orang berhak memilih, namun laporan menunjukkan jumlah tingkat partisipasi pemilih yang rendah.
Sekitar 600.000 personel keamanan telah dikerahkan untuk memadamkan kerusuhan selama pemilu kali ini.
(ian)