Dua Wanita Skandinavia Dibunuh di Maroko, Salah Satunya Dipenggal

Kamis, 20 Desember 2018 - 08:53 WIB
Dua Wanita Skandinavia...
Dua Wanita Skandinavia Dibunuh di Maroko, Salah Satunya Dipenggal
A A A
RABAT - Dua turis asal Norwegia dan Denmark dibunuh di Pegunungan Atlas, Maroko, oleh kelompok militan setempat. Salah satu turis dari kelompok negara Skandinavia itu dipenggal dengan pisau.

Jaksa Maroko mengatakan seorang pria ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan kedua turis wanita itu. Namun, nama kelompok militan yang terkait dengan tersangka belum diungkap.

Tersangka itu telah ditangkap di Marrakech, pusat wisata utama Maroko. Polisi saat ini masih memburu tersangka lain yang telah diidentifikasi.

Jasad kedua turis wanita itu ditemukan pada hari Senin di sebuah daerah terpencil dekat Imlil, di jalur perjalanan ke Toubkal, puncak tertinggi Afrika Utara dan tujuan pendakian yang populer.
Kedua korban adalah Louisa Vesterager Jespersen asal Norwegia dan Maren Ueland asal Denmark. "Kami sedang bekerja untuk membawa ke pengadilan (terhadap) tiga tersangka lainnya yang dalam pelarian," kata juru bicara kepolisian setempat, Boubker Sabik, seperti dikutip Reuters, Kamis (20/12/2018).
Investigasi juga dilakukan untuk mengotentikasi rekaman video yang dibagikan di media sosial. Menurut kejaksaan dalam sebuah pernyataan, video itu menunjukkan pembunuhan salah satu turis.

Dalam video itu, seorang wanita berteriak ketika seorang pria memenggal lehernya dengan apa senjata mirip pisau dapur.

Sumber dari Imlil mengatakan salah satu korban ditemukan tewas di dalam tenda, sedangkan korban kedua ditemukan di luar tenda.

Mengutip sebuah sumber keamanan, saluran stasiun televisi Maroko, 2M, mengatakan di situs webnya bahwa penyelidikan menunjukkan bahwa pembunuhan dua wisatawan itu terkait dengan kelompok militan.

Maroko sebagian besar terisolasi oleh serangan militan yang melanda negara-negara lain di Afrika Utara. Serangan bom terbaru di negara ini terjadi pada April 2011, di mana 17 orang tewas di sebuah restoran di Marrakech.

Maroko telah meningkatkan upayanya untuk melawan kelompok-kelompok militan dengan penciptaan biro investigasi, mirip FBI Amerika Serikat, pada tahun 2015. Biro Pusat Investigasi Yudisial di negara itu sejauh ini telah memecah 57 sel militan pada 2018.

Lebih dari 1.000 pemuda Maroko, terutama dari utara negara itu, telah bergabung dengan kelompok militan di Timur Tengah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1353 seconds (0.1#10.140)