AS Tak Percaya Rusia Serius Selamatkan Perjanjian Senjata Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak percaya bahwa Rusia serius berkomitmen untuk menyelamatkan perjanjian senjata nuklir 1987 antara kedua negara. Keraguan Washington ini disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih, Garrett Marquis.
Perjanjian bernama yang bernama resmi Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty diteken Soviet dan AS. Setelah Soviet runtuh, perjanjian itu dipertahankan oleh Rusia.
Perjanjian INF terancam runtuh setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik Washington keluar dari pakta tersebut. Alasannya, Moskow melanggar perjanjian. Moskow membantah tuduhan itu dan menuduh balik Washington sebagai pelanggar perjanjian.
"Jika Rusia memiliki kepentingan dalam menyelamatkan perjanjian INF, (negara) itu akan segera mengambil langkah-langkah untuk menghancurkan rudal jelajah pelanggar perjanjian, peluncur, dan peralatan pendukung," kata Marquis kepada Sputnik, yang dikutip Minggu (16/12/2018).
"Setelah lima tahun pembicaraan, tidak ada indikasi bahwa para pemimpin Rusia siap untuk mengakui pelanggaran, kita tidak bisa menyimpulkan Rusia sedang serius," ujar Marquis.
Pernyataan itu muncul untuk merespons komentar Vladimir Ermakov, direktur Departemen Nonproliferasi dan Kontrol Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pada 14 Desember lalu, Ermakov mengatakan kepada Sputnik bahwa jika Washington ingin bernegosiasi dengan Rusia mengenai Perjanjian INF, maka perlu untuk turun ke meja negosiasi, mengadakan pembicaraan antar-pemerintah, dan mendiskusikan semuanya secara menyeluruh. Menurutnya, Rusia siap untuk hal tersebut.
Moskow juga telah menyampaikan rancangan resolusi ke Majelis Umum PBB untuk mendukung pelestarian Perjanjian INF 1987.
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa Moskow secara ketat mematuhi kewajibannya berdasarkan kontrak dalam Perjanjian INF. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencatat bahwa Moskow memiliki pertanyaan yang sangat serius mengenai implementasi perjanjian itu.
Pada awal Desember lalu, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan Washington akan menangguhkan ketaatannya pada Perjanjian INF dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh pada perjanjian tersebut.
Pakta INF 1987 melarang produksi, pengembangan dan peluncuran rudal balistik di darat dengan kisaran antara 500 dan 5,5 kilometer. Rusia telah mengancam melakukan respons sepadan jika Washington nekat keluar dari pakta untuk mencegah perang nuklir tersebut.
Perjanjian bernama yang bernama resmi Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty diteken Soviet dan AS. Setelah Soviet runtuh, perjanjian itu dipertahankan oleh Rusia.
Perjanjian INF terancam runtuh setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik Washington keluar dari pakta tersebut. Alasannya, Moskow melanggar perjanjian. Moskow membantah tuduhan itu dan menuduh balik Washington sebagai pelanggar perjanjian.
"Jika Rusia memiliki kepentingan dalam menyelamatkan perjanjian INF, (negara) itu akan segera mengambil langkah-langkah untuk menghancurkan rudal jelajah pelanggar perjanjian, peluncur, dan peralatan pendukung," kata Marquis kepada Sputnik, yang dikutip Minggu (16/12/2018).
"Setelah lima tahun pembicaraan, tidak ada indikasi bahwa para pemimpin Rusia siap untuk mengakui pelanggaran, kita tidak bisa menyimpulkan Rusia sedang serius," ujar Marquis.
Pernyataan itu muncul untuk merespons komentar Vladimir Ermakov, direktur Departemen Nonproliferasi dan Kontrol Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pada 14 Desember lalu, Ermakov mengatakan kepada Sputnik bahwa jika Washington ingin bernegosiasi dengan Rusia mengenai Perjanjian INF, maka perlu untuk turun ke meja negosiasi, mengadakan pembicaraan antar-pemerintah, dan mendiskusikan semuanya secara menyeluruh. Menurutnya, Rusia siap untuk hal tersebut.
Moskow juga telah menyampaikan rancangan resolusi ke Majelis Umum PBB untuk mendukung pelestarian Perjanjian INF 1987.
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa Moskow secara ketat mematuhi kewajibannya berdasarkan kontrak dalam Perjanjian INF. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencatat bahwa Moskow memiliki pertanyaan yang sangat serius mengenai implementasi perjanjian itu.
Pada awal Desember lalu, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan Washington akan menangguhkan ketaatannya pada Perjanjian INF dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke kepatuhan penuh pada perjanjian tersebut.
Pakta INF 1987 melarang produksi, pengembangan dan peluncuran rudal balistik di darat dengan kisaran antara 500 dan 5,5 kilometer. Rusia telah mengancam melakukan respons sepadan jika Washington nekat keluar dari pakta untuk mencegah perang nuklir tersebut.
(mas)