Poster Seruan Bunuh Abbas Bikin Berang PBB

NEW YORK - PBB menyerukan penurunan retorika di Timur Tengah dan menggambarkan poster kelompok pemukim Israel yang menyerukan pembunuhan presiden Palestina sebagai tindakan tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Pemukim Israel Serukan Pembunuhan terhadap Mahmoud Abbas

"Terserah pada pihak berwenang Israel untuk membahas tanggapan mereka sendiri terhadap hal ini," kata wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, menanggapi pertanyaan tentang poster itu di Tepi Barat yang diduduki Israel.

"Dari sudut pandang kami, setiap ancaman seperti itu untuk membunuh kepala negara adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab," tegasnya.

"Apa yang kami inginkan adalah semua pihak untuk menurunkan retorika sebelum kami sampai ke eskalasi lebih lanjut dari situasi yang kami lihat di lapangan selama beberapa hari terakhir," ujarnya kepada wartawan pada pertemuan reguler.

"Kami ingin memastikan bahwa iklim di lapang tenang sekali lagi," tukasnya seperti disitir dari Xinhua, Sabtu (15/12/2018).

Tak lama setelah pernyataan Haq, Riyad Mansour, utusan tetap Palestina di Markas Besar PBB, mengirim surat-surat serupa kepada pejabat PBB yang meminta perhatian pada kemerosotan berbahaya dari situasi di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur.

Mansour mengatakan Israel terus bertindak dengan cara-cara tanpa hukum dan agresif, memicu siklus kekerasan baru, mengintensifkan retorika dan hasutan yang memanas, menyebabkan lebih banyak korban sipil, termasuk dengan melakukan pembunuhan di luar hukum.

Dikatakan oleh Mansour tindakan itu semakin memantapkan pendudukan kolonial ilegal, dalam pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan.

"Kami meminta semua pihak untuk menghindari eskalasi," kata Haq mengacu pada permohonan yang dibuat awal pekan ini karena menurunkan retorika.

"Itu akan mencakup segala macam retorika termasuk retorika yang diarahkan pada salah satu pihak," sambungnya.

"Kami ingin memastikan bahwa iklim di lapangan tenang sekali lagi," ucapnya.

"Kami mencoba melakukan apa yang bisa kami masukkan di lapangan melalui upaya Nicolay Mladenov, koordinator khusus kami, untuk menurunkan ketegangan," tukasnya.