Netanyahu: Rumah Warga Palestina Pelaku Penyerangan Harus Dihancurkan
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam untuk membuat perhitungan dengan warga Palestina yang melakukan serangan terhadap Israel. Demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu.
Menurut kantor Netanyahu, pemimpin Israel itu akan mengadakan evaluasi keamanan hari ini, di mana ia memerintahkan pembongkaran rumah warga Palestina pelaku penyerangan dalam waktu 48 jam.
"Prinsip yang membimbing kita adalah siapa pun yang menyakiti kita atau mencoba menyakiti kita, darahnya ada di tangannya," katanya seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (14/12/2018).
Netanyahu juga berjanji untuk mengatur ribuan rumah pemukim Yahudi di Tepi Barat sebagai pembalasan atas serangan baru-baru ini.
Pada hari Kamis, dua orang Israel tewas dan dua lainnya luka-luka dalam penembakan di dekat kota Ramallah di Tepi Barat dalam apa yang tampaknya menjadi pembalasan atas pembunuhan tiga orang Palestina.
Militer Israel mengumumkan Ramallah sebagai area militer tertutup, mencegah siapa pun memasuki atau meninggalkan kota.
Ketegangan telah menjulang tinggi di wilayah pendudukan sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel akhir tahun lalu.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan Palestina berharap Yerusalem Timur - sekarang diduduki oleh Israel - pada akhirnya berfungsi sebagai Ibu Kota negara Palestina di masa depan.
Menurut kantor Netanyahu, pemimpin Israel itu akan mengadakan evaluasi keamanan hari ini, di mana ia memerintahkan pembongkaran rumah warga Palestina pelaku penyerangan dalam waktu 48 jam.
"Prinsip yang membimbing kita adalah siapa pun yang menyakiti kita atau mencoba menyakiti kita, darahnya ada di tangannya," katanya seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (14/12/2018).
Netanyahu juga berjanji untuk mengatur ribuan rumah pemukim Yahudi di Tepi Barat sebagai pembalasan atas serangan baru-baru ini.
Pada hari Kamis, dua orang Israel tewas dan dua lainnya luka-luka dalam penembakan di dekat kota Ramallah di Tepi Barat dalam apa yang tampaknya menjadi pembalasan atas pembunuhan tiga orang Palestina.
Militer Israel mengumumkan Ramallah sebagai area militer tertutup, mencegah siapa pun memasuki atau meninggalkan kota.
Ketegangan telah menjulang tinggi di wilayah pendudukan sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel akhir tahun lalu.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan Palestina berharap Yerusalem Timur - sekarang diduduki oleh Israel - pada akhirnya berfungsi sebagai Ibu Kota negara Palestina di masa depan.
(ian)