Rusia-Ukraina di Ambang Perang, Putin: 'Permainan Kotor' Poroshenko
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (28/11/2018) mengecam dan menuduh Presiden Ukraina Petro Poroshenko memainkan "permainan kotor" terkait bentrok kapal militer kedua negara di pantai Crimea.
Komentar pemimpin Kremlin itu muncul sehari setelah Poroshenko memperingatkan situasi di mana kedua negara di ambang perang skala penuh.
Pada hari Minggu lalu, kapal perang Moskow menembaki kapal-kapal militer Kiev yang dianggap melanggar wilayah Rusia di Selat Kerch, pantai Crimea di Laut Hitam. Dalam insiden itu, tiga kapal militer dan para tentara Ukraina ditangkap pasukan Rusia.
Berbicara selama forum investasi di Moskow, Putin menuduh Presiden Ukraina Petro Poroshenko mencoba untuk mencetak poin politik dalam upaya agar terpilih kembali dalam pemilu.
"Ini adalah permainan kotor di dalam negeri (Ukraina)," kata Putin, seperti dikutip The Guardian, Kamis (29/11/2018).
"Ini adalah provokasi yang diprakarsai oleh otoritas saat ini, dan saya pikir oleh presiden (Ukraina), sehubungan dengan pemilu mendatang yang akan diadakan tahun depan," katanya lagi.
"Insiden di Laut Hitam, itu adalah insiden perbatasan, tidak lebih," lanjut Putin.
Komentar Putin muncul setelah pemerintah Ukraina memberlakukan undang-undang darurat militer pertama di negara itu dengan alasan mengantisipasi aksi militer dari Rusia. Presiden Poroshenko mengatakan ada ancaman "sangat serius" dari invasi darat musuh.
Negara-negara Barat kompak mendukung Ukraina dan menuduh Rusia melanggar hukum internasional. Awal pekan ini, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada presiden Ukraina bahwa aliansi mendukung integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina, meskipun Kiev bukan bagian dari aliansi militer NATO.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia "tidak senang" tentang situasi di Semenanjung Crimea. Trump bahkan mengisyaratkan untuk membatalkan pembicaraan yang direncanakan dengan Putin pada pertemuan G20 minggu ini di Buenos Aires.
"Saya tidak suka agresi itu," kata Trump dalam wawancara baru-baru ini dengan Washington Post.
Kremlin menanggapi undang-undang darurat militer di Ukraina dengan berencana menambah sistem rudal S-400 di Crimea. Sistem pertahanan tambahan itu akan beroperasi akhir tahun ini.
Badan intelijen utama Rusia, FSB, telah merilis sebuah video tentang wawancara dengan tiga pelaut Angkatan Laut Ukraina. Mereka mengaku melanggar perbatasan Rusia dalam insiden ahri Minggu. Belum jelas apakah pengakuan itu dibuat di bawah tekanan atau tidak.
Poroshenko dalam pengumuman di stasiun televisi memperingatkan potensi perang skala penuh antara Ukraina dan Rusia. "Saya tidak ingin orang lain berpikir ini menyenangkan dan permainan. Ukraina berada di bawah ancaman perang skala penuh dengan Rusia," katanya.
Dia melanjutkan dengan mengklaim bahwa Rusia membangun kehadiran militernya di sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia. Menurutnya, jumlah tank Moskow yang dikerahkan telah tiga kali lipat.
Komentar pemimpin Kremlin itu muncul sehari setelah Poroshenko memperingatkan situasi di mana kedua negara di ambang perang skala penuh.
Pada hari Minggu lalu, kapal perang Moskow menembaki kapal-kapal militer Kiev yang dianggap melanggar wilayah Rusia di Selat Kerch, pantai Crimea di Laut Hitam. Dalam insiden itu, tiga kapal militer dan para tentara Ukraina ditangkap pasukan Rusia.
Berbicara selama forum investasi di Moskow, Putin menuduh Presiden Ukraina Petro Poroshenko mencoba untuk mencetak poin politik dalam upaya agar terpilih kembali dalam pemilu.
"Ini adalah permainan kotor di dalam negeri (Ukraina)," kata Putin, seperti dikutip The Guardian, Kamis (29/11/2018).
"Ini adalah provokasi yang diprakarsai oleh otoritas saat ini, dan saya pikir oleh presiden (Ukraina), sehubungan dengan pemilu mendatang yang akan diadakan tahun depan," katanya lagi.
"Insiden di Laut Hitam, itu adalah insiden perbatasan, tidak lebih," lanjut Putin.
Komentar Putin muncul setelah pemerintah Ukraina memberlakukan undang-undang darurat militer pertama di negara itu dengan alasan mengantisipasi aksi militer dari Rusia. Presiden Poroshenko mengatakan ada ancaman "sangat serius" dari invasi darat musuh.
Negara-negara Barat kompak mendukung Ukraina dan menuduh Rusia melanggar hukum internasional. Awal pekan ini, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada presiden Ukraina bahwa aliansi mendukung integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina, meskipun Kiev bukan bagian dari aliansi militer NATO.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia "tidak senang" tentang situasi di Semenanjung Crimea. Trump bahkan mengisyaratkan untuk membatalkan pembicaraan yang direncanakan dengan Putin pada pertemuan G20 minggu ini di Buenos Aires.
"Saya tidak suka agresi itu," kata Trump dalam wawancara baru-baru ini dengan Washington Post.
Kremlin menanggapi undang-undang darurat militer di Ukraina dengan berencana menambah sistem rudal S-400 di Crimea. Sistem pertahanan tambahan itu akan beroperasi akhir tahun ini.
Badan intelijen utama Rusia, FSB, telah merilis sebuah video tentang wawancara dengan tiga pelaut Angkatan Laut Ukraina. Mereka mengaku melanggar perbatasan Rusia dalam insiden ahri Minggu. Belum jelas apakah pengakuan itu dibuat di bawah tekanan atau tidak.
Poroshenko dalam pengumuman di stasiun televisi memperingatkan potensi perang skala penuh antara Ukraina dan Rusia. "Saya tidak ingin orang lain berpikir ini menyenangkan dan permainan. Ukraina berada di bawah ancaman perang skala penuh dengan Rusia," katanya.
Dia melanjutkan dengan mengklaim bahwa Rusia membangun kehadiran militernya di sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia. Menurutnya, jumlah tank Moskow yang dikerahkan telah tiga kali lipat.
(mas)