Pembunuhan Khashoggi, Pangeran Saudi: CIA Tak Bisa Dipercaya

Senin, 26 November 2018 - 10:36 WIB
Pembunuhan Khashoggi, Pangeran Saudi: CIA Tak Bisa Dipercaya
Pembunuhan Khashoggi, Pangeran Saudi: CIA Tak Bisa Dipercaya
A A A
ABU DHABI - Seorang pangeran senior Arab Saudi meragukan temuan CIA yang bocor ke media bahwa Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Menurutnya, badan intelijen Amerika Serikat (AS) itu tidak dapat diandalkan untuk membuat kesimpulan yang kredibel.

"CIA belum tentu memiliki standar tertinggi dalam kebenaran atau akurasi untuk menilai situasi," kata Pangeran Turki al-Faisal, seorang anggota senior keluarga kerajaan kepada wartawan di Abu Dhabi, akhir pekan lalu.

"Contohnya banyak," katanya, lagi, seperti dikutip SBS, Senin (26/11/2018).

Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen Saudi yang juga mantan duta besar untuk AS, mencontohkan salah satu kesimpulan CIA yang fatal. Yakni, kesimpulan bahwa Irak memiliki senjata kimia sebelum invasi AS pada tahun 2003.

Menurutnya, kesalahan kesimpulan itu menunjukkan agen intelijen Amerika tersebut tidak dapat diandalkan.

"Itu yang paling mencolok dari penilaian yang tidak akurat dan salah, yang menyebabkan perang skala penuh dengan ribuan orang terbunuh," katanya, ketika berbicara pada acara yang diselenggarakan oleh Beirut Institute.

"Saya tidak mengerti mengapa CIA tidak diadili di Amerika Serikat," ujarnya.

Kesimpulan CIA yang dibocorkan sejumlah media AS, termasuk Reuters, menyatakan bahwa Pangeran MBS secara pribadi memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi, jurnalis pengkritik rezim kerajaan.

Jurnalis itu dibunuh skuat algojo Riyadh yang berjumlah sekitar 15 orang di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Korban mendatangi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian yang dia butuhkan sebagai syarat untuk menikah lagi dengan tunangannya asal Turki.

"Ini adalah jawaban saya untuk penilaian mereka tentang siapa yang bersalah dan siapa yang tidak dan siapa yang melakukan apa di konsulat di Istanbul," imbuh Pangeran Turki al-Faisal.

Presiden AS Donald Trump telah membantah bahwa CIA telah membuat kesimpulan tentang pembunuhan Khashoggi.

Sebuah surat kabar Turki pada hari Kamis lalu melaporkan bahwa direktur CIA Gina Haspel memberi isyarat kepada pejabat Turki bahwa badan intelijen yang dia pimpin memiliki rekaman telepon hasil penyadapan yang menyatakan MBS memberi instruksi untuk "membungkam" wartawan itu.

Pemerintah Saudi berjanji hasil penyelidikan kasus pembunuhan itu berlangsung adil. Dari belasan tersangka yang ditangkap, lima di antaranya akan dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut umum kerajaan itu yang bisa berujung pada eksekusi pancung.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3216 seconds (0.1#10.140)