Kasus Spionase, UAE Pertimbangkan Permohonan Grasi Pria Inggris

Sabtu, 24 November 2018 - 02:22 WIB
Kasus Spionase, UAE Pertimbangkan Permohonan Grasi Pria Inggris
Kasus Spionase, UAE Pertimbangkan Permohonan Grasi Pria Inggris
A A A
LONDON - Keluarga seorang akademisi Inggris yang dihukum karena melakukan aksi spionase di Uni Emirat Arab (UEA) telah mengajukan permohonan grasi. Hal itu diungkapkan Duta Besar UEA untuk Inggris, Sulaiman Almazroui.

Almazroui mengatakan pada konferensi pers di London bahwa pemerintahnya sedang mempertimbangkan permohonan banding dan akan merespon pada waktunya. Namun ia tetap membela proses hukum terhadap Matthew Hedges.

“Matthew Hedges tidak dihukum dalam persidangan selama lima menit, seperti yang dilaporkan beberapa orang. Selama satu bulan, tiga hakim mengevaluasi bukti yang meyakinkan dalam tiga sidang," ujarnya.

“Mereka mencapai kesimpulan setelah proses yang lengkap dan tepat. Ini adalah kasus yang sangat serius. Kami tinggal di lingkungan yang berbahaya dan keamanan nasional harus menjadi prioritas utama," tuturnya.

“Keluarga Hedges telah mengajukan permohonan grasi dan pemerintah sedang mempelajari permintaan itu. Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, memiliki percakapan yang baik kemarin dengan menteri luar negeri kami," ungkapnya seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (24/11/2018).

Almazroui kemudian menekankan hubungan dekat antara Inggris dan UEA. "Karena kekuatan hubungan itu kami berharap bahwa solusi damai dapat dicapai," imbuhnya.

Sementara itu Istri Hedges, Daniela Tejada, menegaskan bahwa permohonan grasi telah diajukan ke pemerintah UAE dengan menambahkan: "Kami akan menunggu untuk melihat apa yang terjadi."

Pemenjaraan Hedges, seorang mahasiswa PhD Universitas Durham berusia 31 tahun, memicu kecaman publik minggu ini, dengan negara Teluk telah melakukan miscarriage of justice.

Tejada mengatakan dia yakin pemerintah Inggris telah menempatkan kepentingannya di atas perjuangan suaminya untuk kebebasan.

Dia mengatakan telah berbicara dengan suaminya pada Kamis malam dan dia mengeluh merasa tidak enak badan.

Hedges, berasal dari Exeter, ditangkap di bandara Dubai pada 5 Mei lalu. Ia mengatakan dia tidak bersalah dan berada di negara itu guna melakukan penelitian tentang strategi keamanan UEA untuk tesis PhD-nya, tetapi jaksa mengklaim dia mengakui tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Tejada mengatakan kepada BBC percakapannya dengan suaminya telah dipantau secara ketat sehingga ada batasan untuk apa yang bisa dia katakan tentang upaya untuk membebaskannya.

"Saya mencoba meyakinkannya dan mengatakan kepadanya bahwa dia mendapat dukungan 10 kali lebih banyak dari sebelumnya," kata Tejada.

Hedges telah berada di penjara UEA selama lebih dari enam bulan. Dia pergi ke UAE untuk meneliti tesisnya dan dijatuhi hukuman di pengadilan di Abu Dhabi pada hari Rabu dalam sidang yang berlangsung kurang dari lima menit, tanpa kehadiran seorang pengacara.

Istrinya, yang berada di ruang sidang, mengatakan Hedges mulai bergetar ketika putusan dibacakan.

UAE sejak itu mengatakan ingin mencapai penyelesaian secara damai atas perselisihan tersebut.

Perubahan dalam sikap, yang mungkin dipandang sebagai langkah awal untuk pemberian grasi, datang setelah Hunt memperingatkan konsekuensi diplomatik yang serius jika Hedges tidak dibebaskan, dan mengikuti arus kritis lintas partai di Inggris yang menuduh pengadilan UEA melakukan miscarriage of justice.

Konsultasi berlangsung semalam di UAE dengan Menteri Luar Negeri, Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.

Para akademisi mengatakan Hedges mungkin secara tidak sengaja menempatkan dirinya dalam risiko dengan "analisis tajam" nya terhadap politik keamanan yang berubah di UEA. Negara ini menampilkan dirinya sebagai kekuatan modern dan liberal secara sosial di Teluk, tetapi menekan perbedaan pendapat.

Pada hari Kamis, Tejada mengatakan dia ingin Hunt melakukan apa pun untuk membawa suaminya pulang. Dia mengatakan tidak masuk akal UEA telah menyatakan Hedges bersalah memata-matai sekutu Inggris, dan menuduh Kantor Luar Negeri telah menolak bersikap serius atas kasus itu pada awalnya.

Tejada mengatakan bahwa Kantor Luar Negeri telah berulang kali memberitahunya bahwa tidak ada kewajiban mengurus Hedges.

“Saya mendapat kesan bahwa mereka menempatkan kepentingan mereka dengan UEA di atas hak warga negara Inggris atas kebebasan dan pengadilan yang adil. Mereka terlalu berhati-hati,” katanya.

Namun dalam pernyataan kemudian yang dikeluarkan setelah pertemuannya dengan Hunt, dia melunakkan kritiknya, dengan mengatakan: “(Hunt) telah meyakinkan saya bahwa dia dan timnya melakukan segalanya dalam kekuasaan mereka untuk membebaskan Matt dan mengembalikannya kepada saya. Ini bukan pertarungan yang bisa saya menangkan sendiri dan saya berterima kasih kepada Kantor Luar Negeri karena sekarang membela salah satu warga mereka.”
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5573 seconds (0.1#10.140)