Pilot Jet Tempur Israel Latihan 'Lumpuhkan' S-300 Rusia
A
A
A
TEL AVIV - Angkatan Udara Israel melakukan latihan perang bersama Angkatan Udara Yunani selama dua belas hari. Latihan perang bersama itu secara khusus melibatkan generasi keempat skuadron jet tempur F-16I Israel 'Sufa' yang berlatih berbagai skenario.
Selama latihan tersebut, Angkatan Udara Israel (IAF) secara khusus berlatih melumpuhkan rudal permukaan ke udara S-300 (SAM). Hal itu diungkapkan oleh seorang pengguna Twitter yang dengan akun Rambo seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (14/11/2018).
Pernyataan itu muncul setelah berakhirnya apa yang disebut militer Israel sebagai salah satu latihan jet tempur terbesar yang diselenggarakan oleh IAF di luar negeri pada 2018.
The Jerusalem Post, pada gilirannya, melaporkan bahwa pasukan udara kedua negara mempraktekkan dogfights, pemboman darat serta terbang di lingkungan yang terancam oleh sistem rudal permukaan ke udara canggih, dalam referensi yang jelas untuk sistem pertahanan rudal canggi buatan Rusia S-300.
Pada awal November, Al-Masdar News mengutip sumber militer yang tidak disebutkan namanya di Damaskus melaporkan bahwa IAF belum melakukan operasi di Suriah sejak Rusia mengirim unit pertahanan udara S-300 kepada pasukan pemerintah Suriah.
Baca Juga: Suriah Deteksi Tak Ada Serangan Israel sejak Dipasok S-300 Rusia
Pada 3 Oktober, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengumumkan bahwa Israel tidak senang dengan pasokan S-300 ke Suriah tetapi itu tidak akan menghentikan operasi militernya di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa Rusia telah menyelesaikan pengiriman sistem S-300 baru ke Suriah, termasuk 49 unit peralatan yang berhubungan dengan sistem seperti radar, sistem akuisisi target dasar, pos komando dan empat peluncur.
Keputusan itu dibuat setelah sebuah pesawat pengintai Il-20 Rusia tertembak oleh sistem pertahanan udara Suriah saat menangkis serangan udara Israel.
Militer Rusia telah menyalahkan insiden itu kepada Tel Aviv, menekankan bahwa jet tempur Israel telah menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai terhadap sistem pertahanan udara Suriah.
Israel menepis tuduhan itu, mengklaim bahwa mereka telah memperingatkan Moskow tentang serangan udara yang akan datang di daerah itu terlebih dahulu.
Sistem rudal S-300 awalnya dibeli oleh Siprus pada pertengahan 1990-an, dan kemudian dipindahkan ke pulau Yunani Kreta menyusul keberatan dari Turki.
Selama latihan tersebut, Angkatan Udara Israel (IAF) secara khusus berlatih melumpuhkan rudal permukaan ke udara S-300 (SAM). Hal itu diungkapkan oleh seorang pengguna Twitter yang dengan akun Rambo seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (14/11/2018).
Pernyataan itu muncul setelah berakhirnya apa yang disebut militer Israel sebagai salah satu latihan jet tempur terbesar yang diselenggarakan oleh IAF di luar negeri pada 2018.
The Jerusalem Post, pada gilirannya, melaporkan bahwa pasukan udara kedua negara mempraktekkan dogfights, pemboman darat serta terbang di lingkungan yang terancam oleh sistem rudal permukaan ke udara canggih, dalam referensi yang jelas untuk sistem pertahanan rudal canggi buatan Rusia S-300.
Pada awal November, Al-Masdar News mengutip sumber militer yang tidak disebutkan namanya di Damaskus melaporkan bahwa IAF belum melakukan operasi di Suriah sejak Rusia mengirim unit pertahanan udara S-300 kepada pasukan pemerintah Suriah.
Baca Juga: Suriah Deteksi Tak Ada Serangan Israel sejak Dipasok S-300 Rusia
Pada 3 Oktober, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengumumkan bahwa Israel tidak senang dengan pasokan S-300 ke Suriah tetapi itu tidak akan menghentikan operasi militernya di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa Rusia telah menyelesaikan pengiriman sistem S-300 baru ke Suriah, termasuk 49 unit peralatan yang berhubungan dengan sistem seperti radar, sistem akuisisi target dasar, pos komando dan empat peluncur.
Keputusan itu dibuat setelah sebuah pesawat pengintai Il-20 Rusia tertembak oleh sistem pertahanan udara Suriah saat menangkis serangan udara Israel.
Militer Rusia telah menyalahkan insiden itu kepada Tel Aviv, menekankan bahwa jet tempur Israel telah menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai terhadap sistem pertahanan udara Suriah.
Israel menepis tuduhan itu, mengklaim bahwa mereka telah memperingatkan Moskow tentang serangan udara yang akan datang di daerah itu terlebih dahulu.
Sistem rudal S-300 awalnya dibeli oleh Siprus pada pertengahan 1990-an, dan kemudian dipindahkan ke pulau Yunani Kreta menyusul keberatan dari Turki.
(ian)