Saudi Jengkel dengan Kecaman Global Kasus Pembunuhan Khashoggi
A
A
A
AL MANAMAH - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir merasa jengkel dengan kecaman global terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Dia mengatakan penyelidikan membutuhkan waktu dan fakta harus ditentukan.
"Masalahnya telah menjadi cukup histeris," kata Jubeir. "Kerajaan telah membuatnya sangat jelas bahwa mereka yang bertanggung jawab akan bertanggung jawab," katanya lagi saat menjawab pertanyaan wartawan di sebuah pertemuan regional di Bahrain, Sabtu (27/10/2018).
Jubeir menggambarkan hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat sebagai "ironclad" atau sangat kuat. Komentar Jubeir ini muncul setelah Menteri Pertahanan AS James Mattis menyatakan pembunuhan Khashoggi merusak stabilitas regional.
Menurut Jubeir penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi melibatkan para aparat penegak hukum Saudi dan Turki. Namun, dia menegaskan bahwa para pembunuh akan dituntut di Arab Saudi.
Penegasan Jubeir ini sebagai jawaban untuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menuntut ekstradisi 18 tersangka pembunuhan Khashoggi. Erdogan menuntut ekstradisi tersebut karena lokasi pembunuhan berada di negaranya, yakni di Konsulat Saudi di Istanbul.
Khashoggi, wartawan Saudi pengkritik rezim kerajaan, dibunuh tim algojo Saudi yang berjumlah sekitar 15 orang di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Pada tanggal itu, korban mendatangi konsulat untuk memperoleh dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya, perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS James Mattis yang juga berada di forum Bahrain mengatakan bahwa pembunuhan Khashoggi merongrong stabilitas regional. AS, kata dia, akan mengambil tindakan lebih jauh sebagai tanggapan.
"Dengan kepentingan kolektif kami dalam perdamaian dan penghormatan yang tak tergoyahkan terhadap hak asasi manusia, pembunuhan Jamal Khashoggi di fasilitas diplomatik harus menjadi perhatian kita semua," katanya.
"Rasa hormat kami untuk orang-orang Saudi tidak berkurang, tetapi rasa hormat itu harus datang dengan transparansi dan kepercayaan," ujarnya, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (27/10/2018).
"Masalahnya telah menjadi cukup histeris," kata Jubeir. "Kerajaan telah membuatnya sangat jelas bahwa mereka yang bertanggung jawab akan bertanggung jawab," katanya lagi saat menjawab pertanyaan wartawan di sebuah pertemuan regional di Bahrain, Sabtu (27/10/2018).
Jubeir menggambarkan hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat sebagai "ironclad" atau sangat kuat. Komentar Jubeir ini muncul setelah Menteri Pertahanan AS James Mattis menyatakan pembunuhan Khashoggi merusak stabilitas regional.
Menurut Jubeir penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi melibatkan para aparat penegak hukum Saudi dan Turki. Namun, dia menegaskan bahwa para pembunuh akan dituntut di Arab Saudi.
Penegasan Jubeir ini sebagai jawaban untuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menuntut ekstradisi 18 tersangka pembunuhan Khashoggi. Erdogan menuntut ekstradisi tersebut karena lokasi pembunuhan berada di negaranya, yakni di Konsulat Saudi di Istanbul.
Khashoggi, wartawan Saudi pengkritik rezim kerajaan, dibunuh tim algojo Saudi yang berjumlah sekitar 15 orang di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Pada tanggal itu, korban mendatangi konsulat untuk memperoleh dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya, perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS James Mattis yang juga berada di forum Bahrain mengatakan bahwa pembunuhan Khashoggi merongrong stabilitas regional. AS, kata dia, akan mengambil tindakan lebih jauh sebagai tanggapan.
"Dengan kepentingan kolektif kami dalam perdamaian dan penghormatan yang tak tergoyahkan terhadap hak asasi manusia, pembunuhan Jamal Khashoggi di fasilitas diplomatik harus menjadi perhatian kita semua," katanya.
"Rasa hormat kami untuk orang-orang Saudi tidak berkurang, tetapi rasa hormat itu harus datang dengan transparansi dan kepercayaan," ujarnya, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (27/10/2018).
(mas)