Jet F-35 AS dan Israel Mengudara Lagi usai Dikandangkan Massal
A
A
A
WASHINGTON - Pesawat-pesawat jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS) dan Israel dioperasikan lagi setelah pekan lalu dikandangkan secara keseluruhan karena ada temuan kerusakan pada tabung bahan bakar.
Kerusakan pada tabung bahan bakar itulah yang jadi penyebab jatuhnya satu pesawat F-35 Amerika di South Carolina, 28 September lalu.
Lockheed Martin, produsen pesawat termahal tersebut, mengumumkan mayoritas jet tempur F-35 di AS dan di seluruh dunia kembali terbang ke langit pada hari Minggu.
Dalam sebuah pernyataan untuk pers, Lockheed Martin mengatakan mesin pesawat diperiksa dan pesawat diizinkan untuk operasi penerbangan karena sudah ada penggantian tabung bahan bakar.
Perusahaan itu menambahkan bahwa pihaknya berupaya menyelesaikan masalah dan membatasi gangguan operasional armada F-35 AS. Pengiriman jet F-35, 91 unit di antaranya dijadwalkan untuk tahun ini, tidak akan terpengaruh.Baca Juga: Ikuti AS, Israel Kandangkan Semua Jet Tempur Siluman F-35
Pengandangan massal pesawat siluman ini bukan pertama kali terjadi. Pada tahun 2016, Angkatan Udara Amerika Serikat mengandangkan 15 unit F-35 setelah isolasi tabung pendingin yang dipasang di tangki bahan bakar hancur berantakan. Lockheed Martin menyatakan bahwa salah satu pemasoknya telah mengirimkan isolasi yang salah untuk jet tempur tersebut.
Angkatan Udara Israel (IAF) juga mengonfirmasi operasional 12 unit jet tempur canggih itu ke layanan militernya. Tel Aviv menyebut pesawat siluman ini dengan sebutan Adir.
"Pesawat 'Adir' Angkatan Udara Israel akan kembali ke kegiatan rutin dan operasional hari ini,” kata IAF dalam sebuah pernyataan yang dilansir Times of Israel, Senin (15/10/2018).
Diluncurkan pada awal 1990-an, program F-35 dianggap sebagai sistem senjata paling mahal dalam sejarah AS, dengan perkiraan biaya sekitar USD400 miliar. Program itu menargetkan produksi 2.500 unit pesawat pada tahun-tahun mendatang.
Israel mulai menerima jet tempur siluman generasi kelima dari Amerika Serikat pada Desember 2016. Pesawat itu dinyatakan beroperasi sekitar setahun kemudian.
Pada Mei 2018 lalu, komandan IAF Amikam Norkin mengungkapkan bahwa Israel merupakan negara pertama yang telah menggunakan pesawat itu untuk operasional. Menurutnya, pesawat F-35 melakukan serangan udara pada dua kesempatan. Namun, dia tidak merinci lokasi serangannya.
Kerusakan pada tabung bahan bakar itulah yang jadi penyebab jatuhnya satu pesawat F-35 Amerika di South Carolina, 28 September lalu.
Lockheed Martin, produsen pesawat termahal tersebut, mengumumkan mayoritas jet tempur F-35 di AS dan di seluruh dunia kembali terbang ke langit pada hari Minggu.
Dalam sebuah pernyataan untuk pers, Lockheed Martin mengatakan mesin pesawat diperiksa dan pesawat diizinkan untuk operasi penerbangan karena sudah ada penggantian tabung bahan bakar.
Perusahaan itu menambahkan bahwa pihaknya berupaya menyelesaikan masalah dan membatasi gangguan operasional armada F-35 AS. Pengiriman jet F-35, 91 unit di antaranya dijadwalkan untuk tahun ini, tidak akan terpengaruh.Baca Juga: Ikuti AS, Israel Kandangkan Semua Jet Tempur Siluman F-35
Pengandangan massal pesawat siluman ini bukan pertama kali terjadi. Pada tahun 2016, Angkatan Udara Amerika Serikat mengandangkan 15 unit F-35 setelah isolasi tabung pendingin yang dipasang di tangki bahan bakar hancur berantakan. Lockheed Martin menyatakan bahwa salah satu pemasoknya telah mengirimkan isolasi yang salah untuk jet tempur tersebut.
Angkatan Udara Israel (IAF) juga mengonfirmasi operasional 12 unit jet tempur canggih itu ke layanan militernya. Tel Aviv menyebut pesawat siluman ini dengan sebutan Adir.
"Pesawat 'Adir' Angkatan Udara Israel akan kembali ke kegiatan rutin dan operasional hari ini,” kata IAF dalam sebuah pernyataan yang dilansir Times of Israel, Senin (15/10/2018).
Diluncurkan pada awal 1990-an, program F-35 dianggap sebagai sistem senjata paling mahal dalam sejarah AS, dengan perkiraan biaya sekitar USD400 miliar. Program itu menargetkan produksi 2.500 unit pesawat pada tahun-tahun mendatang.
Israel mulai menerima jet tempur siluman generasi kelima dari Amerika Serikat pada Desember 2016. Pesawat itu dinyatakan beroperasi sekitar setahun kemudian.
Pada Mei 2018 lalu, komandan IAF Amikam Norkin mengungkapkan bahwa Israel merupakan negara pertama yang telah menggunakan pesawat itu untuk operasional. Menurutnya, pesawat F-35 melakukan serangan udara pada dua kesempatan. Namun, dia tidak merinci lokasi serangannya.
(mas)