Janda Legenda Mossad Israel Memohon Assad Pulangkan Jasad Suaminya
A
A
A
TEL AVIV - Nadia Cohen, janda legenda mata-mata Mossad Israel Eli Cohen, menyampaikan permohonan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad agar memulangkan jasad suaminya. Cohen ditangkap dan dieksekusi gantung di Suriah tahun 1965.
Nadia ingin jasad sang suami dimakamkan di Israel. Permohonannya disampaikan saat berbicara di Konferensi Multidisiplin Internasional tentang Perlakuan Cedera Perang di Galilee Medical Center di Nahariya, Rabu (3/10/2018).
"Saya mohon, bahkan memohon kepada Anda untuk melepaskan sisa-sisa (jasad) Eli. Saya berusia 83 tahun, lihatlah kami dan maafkan," kata Nadia dalam pesannya kepada Assad.
"Saya berterima kasih kepada mereka yang muncul dengan gagasan bahwa saya berbicara dengan hati Assad. Saya mengiriminya surat-surat 18 tahun yang lalu serta foto anak-anak dan cucu-cucu kami untuk melunakkan hatinya dan membebaskan tubuh Eli," lanjut Nadia.
"Saya bersukacita ketika dia membalas; 'Pada waktunya'. Kata-kata itu menghibur saya," papar dia.
"Sementara itu, waktu telah berlalu dan Assad telah melalui masa sulit—sebuah revolusi telah terjadi di negaranya," imbuh Nadia.Eli Cohen, mata-mata Mossad Israel yang digantung di Suriah tahun 1965. Foto/REUTERSKetika berbicara langsung yang ditujukan untuk Presiden Assad, janda Eli Cohen ini berkata, "Orang-orang Anda telah membayar harga tinggi, orang-orang yang Anda sayangi. Saya berpaling kepada Anda dengan cinta dan berharap untuk perdamaian."
"Eli adalah malaikat yang (datang ke dunia ini) untuk memenuhi peran tertentu, untuk melindungi negaranya dan rakyatnya," katanya.
"Dia mengagumi Israel dan tanah yang kami terima. Dia adalah seorang Zionis yang berkontribusi dan membantu (Negara Israel) dan meninggalkan tiga anak yang bahkan tidak mengenalnya," papar Nadia, yang dilansir Ynet.
Konferensi ini diselenggarakan setelah lebih dari 6.000 korban perang saudara di Suriah menerima perawatan medis di Israel. Separuh dari mereka dirawat di Galilee Medical Center.
Ketika janda Eli Cohen mengakhiri pidatonya, Direktur Galilee Medical Center Dr Masad Barhoum mengajak hadirin untuk bertepuk tangan.
Barhoum mengatakan dia bersimpati dengan permohonan Nadia Cohen. Dia lantas dan beralih ke Assad dalam bahasa Arab dengan menggambarkan perlakuan Israel kepada para pengungsi Suriah yang termasuk operasi kemanusiaan terbesar dalam sejarah negara mayoritas Yahudi itu.
Nadia ingin jasad sang suami dimakamkan di Israel. Permohonannya disampaikan saat berbicara di Konferensi Multidisiplin Internasional tentang Perlakuan Cedera Perang di Galilee Medical Center di Nahariya, Rabu (3/10/2018).
"Saya mohon, bahkan memohon kepada Anda untuk melepaskan sisa-sisa (jasad) Eli. Saya berusia 83 tahun, lihatlah kami dan maafkan," kata Nadia dalam pesannya kepada Assad.
"Saya berterima kasih kepada mereka yang muncul dengan gagasan bahwa saya berbicara dengan hati Assad. Saya mengiriminya surat-surat 18 tahun yang lalu serta foto anak-anak dan cucu-cucu kami untuk melunakkan hatinya dan membebaskan tubuh Eli," lanjut Nadia.
"Saya bersukacita ketika dia membalas; 'Pada waktunya'. Kata-kata itu menghibur saya," papar dia.
"Sementara itu, waktu telah berlalu dan Assad telah melalui masa sulit—sebuah revolusi telah terjadi di negaranya," imbuh Nadia.Eli Cohen, mata-mata Mossad Israel yang digantung di Suriah tahun 1965. Foto/REUTERSKetika berbicara langsung yang ditujukan untuk Presiden Assad, janda Eli Cohen ini berkata, "Orang-orang Anda telah membayar harga tinggi, orang-orang yang Anda sayangi. Saya berpaling kepada Anda dengan cinta dan berharap untuk perdamaian."
"Eli adalah malaikat yang (datang ke dunia ini) untuk memenuhi peran tertentu, untuk melindungi negaranya dan rakyatnya," katanya.
"Dia mengagumi Israel dan tanah yang kami terima. Dia adalah seorang Zionis yang berkontribusi dan membantu (Negara Israel) dan meninggalkan tiga anak yang bahkan tidak mengenalnya," papar Nadia, yang dilansir Ynet.
Konferensi ini diselenggarakan setelah lebih dari 6.000 korban perang saudara di Suriah menerima perawatan medis di Israel. Separuh dari mereka dirawat di Galilee Medical Center.
Ketika janda Eli Cohen mengakhiri pidatonya, Direktur Galilee Medical Center Dr Masad Barhoum mengajak hadirin untuk bertepuk tangan.
Barhoum mengatakan dia bersimpati dengan permohonan Nadia Cohen. Dia lantas dan beralih ke Assad dalam bahasa Arab dengan menggambarkan perlakuan Israel kepada para pengungsi Suriah yang termasuk operasi kemanusiaan terbesar dalam sejarah negara mayoritas Yahudi itu.
(mas)