Israel Tunjukkan Bukti Suriah Tembak Jatuh Pesawat Rusia
A
A
A
TEL AVIV - Israel telah memberikan bukti bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas insiden jatuhnya pesawat Rusia di Suriah. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat militer Israel.
Lima belas awak Rusia tewas ketika pesawat pengintai IL-20 jatuh di dekat Latakia, Suriah utara, Senin. Rusia mengatakan Suriah menembak jatuh pesawat itu tak lama setelah jet Israel mengenai sasaran di daerah itu.
Awalnya insiden itu tampaknya akan menyebabkan perselisihan antara Israel dan Rusia, dengan Kementerian Pertahanan di Moskow menuduh Israel secara tidak langsung menyebabkannya. Namun Presiden Vladimir Putin kemudian menyebutnya sebagai peristiwa kebetulan yang tragis.
"Sebuah delegasi Israel yang dipimpin oleh kepala angkatan udara minggu ini mempresentasikan kepada Moskow temuannya mengenai insiden itu, termasuk rekaman percakapan antara angkatan udara Israel dan komponen angkatan udara Rusia di Suriah," kata pejabat Israel, yang tidak mau identitasnya diungkap.
Baca Juga: Jenderal Israel Sambangi Moskow usai Penembakan Pesawat Rusia
"Kami membuktikan bagaimana senjata anti-udara Suriah yang sembrono merupakan penyebab langsung jatuhnya pesawat Rusia. Mereka menembak dengan sangat ceroboh dan tidak bertanggung jawab dan tidak profesional ke udara lama setelah pesawat kami tidak ada lagi di sana," terang pejabat itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/9/2018).
Menurut pejabat itu lebih dari 20 rudal anti-pesawat Suriah ditembakkan selama insiden tersebut.
"Rekan-rekan kami di Rusia memiliki beberapa pertanyaan, pertanyaan-pertanyaan itu dijawab," ungkapnya.
"Kesan kami adalah bahwa diskusi itu profesional dan bahwa informasi itu diterima dengan baik," imbuhnya.
Kementerian Pertahanan Rusia awalnya kritis terhadap Israel. Mereka mengatakan bahwa Israel hanya memberi peringatan satu menit kepada Moskow sebelum jet-jetnya menyerang, menempatkan pesawat Rusia dalam bahaya terjebak dalam tembak-menembak.
Namun pejabat Israel mengatakan: "Kami jelas memberi peringatan, waktu lebih lama dari satu menit. Kami bertindak sesuai dengan prosedur operasi standar yang ada di militer Rusia."
Setiap perselisihan antara Israel dan Rusia dapat mengurangi kemampuan Israel untuk melakukan serangan udara di dalam Suriah. Israel menganggap konflik di Suriah ancaman terbesar terhadap keamanan Israel - peningkatan kekuatan Iran atau sekutu Syiahnya, Hezbollah.
Sejak intervensi di Suriah pada tahun 2015, Rusia biasanya menutup mata terhadap serangan Israel. Israel telah meluncurkan sekitar 200 serangan seperti itu dalam dua tahun terakhir, kata para pejabat Israel.
Pejabat Israel mengatakan pertemuan di Moskow adalah kesempatan untuk memperbaiki mekanisme yang digunakan untuk menghindari konfrontasi yang tidak diinginkan.
"Tapi kebebasan bergerak kami adalah yang terpenting. IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan terus menerapkan kepentingan strategis kami," tegas pejabat itu.
Lima belas awak Rusia tewas ketika pesawat pengintai IL-20 jatuh di dekat Latakia, Suriah utara, Senin. Rusia mengatakan Suriah menembak jatuh pesawat itu tak lama setelah jet Israel mengenai sasaran di daerah itu.
Awalnya insiden itu tampaknya akan menyebabkan perselisihan antara Israel dan Rusia, dengan Kementerian Pertahanan di Moskow menuduh Israel secara tidak langsung menyebabkannya. Namun Presiden Vladimir Putin kemudian menyebutnya sebagai peristiwa kebetulan yang tragis.
"Sebuah delegasi Israel yang dipimpin oleh kepala angkatan udara minggu ini mempresentasikan kepada Moskow temuannya mengenai insiden itu, termasuk rekaman percakapan antara angkatan udara Israel dan komponen angkatan udara Rusia di Suriah," kata pejabat Israel, yang tidak mau identitasnya diungkap.
Baca Juga: Jenderal Israel Sambangi Moskow usai Penembakan Pesawat Rusia
"Kami membuktikan bagaimana senjata anti-udara Suriah yang sembrono merupakan penyebab langsung jatuhnya pesawat Rusia. Mereka menembak dengan sangat ceroboh dan tidak bertanggung jawab dan tidak profesional ke udara lama setelah pesawat kami tidak ada lagi di sana," terang pejabat itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/9/2018).
Menurut pejabat itu lebih dari 20 rudal anti-pesawat Suriah ditembakkan selama insiden tersebut.
"Rekan-rekan kami di Rusia memiliki beberapa pertanyaan, pertanyaan-pertanyaan itu dijawab," ungkapnya.
"Kesan kami adalah bahwa diskusi itu profesional dan bahwa informasi itu diterima dengan baik," imbuhnya.
Kementerian Pertahanan Rusia awalnya kritis terhadap Israel. Mereka mengatakan bahwa Israel hanya memberi peringatan satu menit kepada Moskow sebelum jet-jetnya menyerang, menempatkan pesawat Rusia dalam bahaya terjebak dalam tembak-menembak.
Namun pejabat Israel mengatakan: "Kami jelas memberi peringatan, waktu lebih lama dari satu menit. Kami bertindak sesuai dengan prosedur operasi standar yang ada di militer Rusia."
Setiap perselisihan antara Israel dan Rusia dapat mengurangi kemampuan Israel untuk melakukan serangan udara di dalam Suriah. Israel menganggap konflik di Suriah ancaman terbesar terhadap keamanan Israel - peningkatan kekuatan Iran atau sekutu Syiahnya, Hezbollah.
Sejak intervensi di Suriah pada tahun 2015, Rusia biasanya menutup mata terhadap serangan Israel. Israel telah meluncurkan sekitar 200 serangan seperti itu dalam dua tahun terakhir, kata para pejabat Israel.
Pejabat Israel mengatakan pertemuan di Moskow adalah kesempatan untuk memperbaiki mekanisme yang digunakan untuk menghindari konfrontasi yang tidak diinginkan.
"Tapi kebebasan bergerak kami adalah yang terpenting. IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan terus menerapkan kepentingan strategis kami," tegas pejabat itu.
(ian)