Moon Jae-in Bertemu Kim Jong-un di Tengah Keraguan Denuklirisasi
A
A
A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyambut kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Pyongyang untuk kunjungan selama tiga hari.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, tiba di Pyongyang untuk pertemuan puncak ketiganya dengan pemimpin Korut Kim Jong-un pada hari Selasa (18/9/2018). Denuklirisasi dan mengakhiri Perang Korea menjadi agenda pertemuan keduanya seperti dikutip dari Deutsche Welle.
Kedua pemimpin saling bertukar senyum dan pelukan hangat di awal perjumpaan, dalam kunjungan pertama seorang pemimpin Korsel ke Pyongyang dalam kurun waktu 11 tahun.
Moon datang bersama dengan kontingen eksekutif bisnis Korsel, termasuk Wakil Ketua Samsung Electronics Lee Jae-yong, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan proyek bisnis lintas batas. Proyek-proyek tersebut saat ini ditangguhkan karena sanksi Amerika Serikat (AS).
Kantor kepresidenan Korsel mengatakan bahwa Moon dan Kim akan mengadakan pembicaraan formal mulai jam 15:30 hingga pukul 17.00 waktu setempat.
Putaran kedua pembicaraan resmi akan berlangsung pada hari Rabu esok, setelah itu mereka diharapkan untuk merilis pernyataan bersama serta pakta militer untuk mencegah bentrokan bersenjata. Moon akan kembali ke Korsel pada Kamis dini hari.
Sebelum keberangkatannya, pemimpin Korsel mengatakan ia akan mendorong Kim untuk perdamaian permanen yang tidak dapat diubah dan komunikasi yang lebih baik antara Pyongyang dan Washington.
"KTT ini akan sangat berarti jika itu menghasilkan kembalinya pembicaraan Korea Utara-AS," kata Moon.
"Sangat penting bagi Korea Selatan dan Korea Utara untuk sering bertemu, dan kita beralih ke fase di mana kita dapat bertemu kapan saja kita mau," imbuhnya.
Moon berada di bawah tekanan dari Washington untuk mendorong kemajuan dalam pembongkaran program nuklir Pyongyang.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatakan ingin agar Pyongyang mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi sebelum mereka setuju untuk mengumumkan berakhirnya Perang Korea 1950-1953, salah satu tujuan utama Kim Jong-un.
Pembicaraan denuklirisasi sejak Trump dan Kim bertemu di Singapura pada bulan Juni lalu telah terhenti. Selama KTT mereka, keduanya menyetujui denuklirisasi Semenanjung Korea, tetapi tidak menetapkan rencana konkrit akan hal tersebut.
Meskipun Korut telah membongkar lokasi uji coba nuklir dan roketnya, sebuah laporan PBB mengatakan tidak ada bukti bahwa Pyongyang telah mengurangi program nuklirnya.
Kim sejak itu mengusulkan pertemuan kedua dengan Trump, dengan Gedung Putih mengatakan mereka sedang berusaha untuk menetapkan tanggalnya.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, tiba di Pyongyang untuk pertemuan puncak ketiganya dengan pemimpin Korut Kim Jong-un pada hari Selasa (18/9/2018). Denuklirisasi dan mengakhiri Perang Korea menjadi agenda pertemuan keduanya seperti dikutip dari Deutsche Welle.
Kedua pemimpin saling bertukar senyum dan pelukan hangat di awal perjumpaan, dalam kunjungan pertama seorang pemimpin Korsel ke Pyongyang dalam kurun waktu 11 tahun.
Moon datang bersama dengan kontingen eksekutif bisnis Korsel, termasuk Wakil Ketua Samsung Electronics Lee Jae-yong, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan proyek bisnis lintas batas. Proyek-proyek tersebut saat ini ditangguhkan karena sanksi Amerika Serikat (AS).
Kantor kepresidenan Korsel mengatakan bahwa Moon dan Kim akan mengadakan pembicaraan formal mulai jam 15:30 hingga pukul 17.00 waktu setempat.
Putaran kedua pembicaraan resmi akan berlangsung pada hari Rabu esok, setelah itu mereka diharapkan untuk merilis pernyataan bersama serta pakta militer untuk mencegah bentrokan bersenjata. Moon akan kembali ke Korsel pada Kamis dini hari.
Sebelum keberangkatannya, pemimpin Korsel mengatakan ia akan mendorong Kim untuk perdamaian permanen yang tidak dapat diubah dan komunikasi yang lebih baik antara Pyongyang dan Washington.
"KTT ini akan sangat berarti jika itu menghasilkan kembalinya pembicaraan Korea Utara-AS," kata Moon.
"Sangat penting bagi Korea Selatan dan Korea Utara untuk sering bertemu, dan kita beralih ke fase di mana kita dapat bertemu kapan saja kita mau," imbuhnya.
Moon berada di bawah tekanan dari Washington untuk mendorong kemajuan dalam pembongkaran program nuklir Pyongyang.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatakan ingin agar Pyongyang mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi sebelum mereka setuju untuk mengumumkan berakhirnya Perang Korea 1950-1953, salah satu tujuan utama Kim Jong-un.
Pembicaraan denuklirisasi sejak Trump dan Kim bertemu di Singapura pada bulan Juni lalu telah terhenti. Selama KTT mereka, keduanya menyetujui denuklirisasi Semenanjung Korea, tetapi tidak menetapkan rencana konkrit akan hal tersebut.
Meskipun Korut telah membongkar lokasi uji coba nuklir dan roketnya, sebuah laporan PBB mengatakan tidak ada bukti bahwa Pyongyang telah mengurangi program nuklirnya.
Kim sejak itu mengusulkan pertemuan kedua dengan Trump, dengan Gedung Putih mengatakan mereka sedang berusaha untuk menetapkan tanggalnya.
(ian)